Tertunda 5 Tahun, Kini Manggis Indonesia Ekspor Langsung ke China
A
A
A
JAKARTA - Setelah 5 tahun tertunda, akhirnya ekspor buah manggis dari Indonesia bisa menembus pasar China, tanpa harus transit dari negara lain. Hari ini, pengiriman pertama buah eksotik dari Indonesia itu mulai dilakukan. Pengiriman langsung ke Cina dilakukan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.
Manager Operasional MJP Cargo Marsin mengatakan, ekspor buah manggis Indonesia ke Cina, sebelumnya dilakukan melalui negara lain, seperti Thailand. "Kami selama ini terus mengekspor buah manggis tujuan Tiongkok dan belum pernah ada masalah. Kuantitasnya mulai 12 hingga 15 ton per hari," kata Marsin di Terminal Kargo Bandara Soetta, Jumat (19/1/2018).
Menurutnya selama ini ekspor buah manggis tujuan China selalu transit terlebih dahulu di Bangkok, Thailand, karena Indonesia belum mendapatkan izin ekspor langsung. "Tetapi sekarang tidak lagi. Setelah ada izin, dan melalui proses negosiasi yang panjang, akhirnya ekspor buah manggis kita tidak perlu transit ke negara-negara lain lagi," ungkapnya.
Dia menjelaskan, buah manggis yang diekspor selama ini ke China melalui Bangkok, didapatkan dari petani di wilayah Banten, Jawa Barat, dan Sumatera Barat. "Manggis yang kami ekspor melalui Bandara Soekarno-Hatta tersebut berasal dari Sukabumi, Pandeglang, Bogor, juga dari Subang. Bahkan kita ekspor langsung dari Padang bisa mencapai 40 ton per harinya," paparnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan buah manggis yang akan diekspor ke China harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan yang ketat dan telah mendapatkan sertifikasi layak dari Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soetta. "Sebelum dikemas, buah manggis dicuci menggunakan cairan desinfektan, kemudian disemprot dengan udara bertekanan tinggi menggunakan kompresor dan dipacking dengan standar ekspor untuk menjaga kualitas," jelas dia.
Marsin berharap, dengan diperbolehkannya ekspor buah manggis langsung ke China dapat mengurangi biaya pengiriman dan juga dapat membantu petani. "Kalau sudah bisa langsung tentunya dapat menekan cost pengiriman. Dan yang tak kalah penting, dapat memberikan keuntungan kepada petani, karena harga jual petani bisa lebih tinggi," tandasnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini menambahkan, sejak lima tahun lalu ekspor buah manggis Indonesia tidak bisa masuk langsung ke China. "Mereka larang masuk langsung dari Indonesia tapi ambil dari Malaysia, Vietnam, Thailand sehingga nilai tambah dikantongi negara perantara, bukan kita," ungkap Banun Harpini.
Namun, sekarang tidak lagi. Indonesia sudah bisa langsung mengekspor buah manggisnya ke Cina, tanpa harus transit kesejumlah negara-negara tersebut. "Kemarin, Kamis 18 Januari 2017, kami melaunching perdana ekspor buah nanggis sebanyak 1 ton yang akan diterbangkan langsung ke Cina," jelasnya.
Peluncuran perdana ekspor buah manggis ini melalui Bandara Soekarno Hatta dengan eksportir PT. Agung Mustika Selaras, Tangerang. Manggia yang diekspor berasal dari Subang, Jawa Barat. "Peluang pasar buah manggis di Cina sangat besar. Apalagi, mereka penyuka manggis dan di sana, buah manggis menjadi buah sajian yang sangat spesial saat Imlek," sambung Banun Harpini.
Dibukanya larangan ekspor langsung ke China ini, melewati negosiasi yang panjang melalui nota kesepakatan protokol manggis antara Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI dan Otoritas Karantina China. "Diawali dengan kondisi diskriminasi yang terjadi pada buah manggis di Cina dan dilaporkan Kementerian Pertanian, melalui Badan Karantina Pertanian ke Organisasi Perdagangan Dunia," sambungnya.
Dijelaskan dia, jumlah manggis yang diminta China untuk musim panen tahun 2018 ini adalah 2.000 ton manggis. Sayangnya, tanaman buah manggis belum dibudidayakan dengan baik di Indonesia.
Manager Operasional MJP Cargo Marsin mengatakan, ekspor buah manggis Indonesia ke Cina, sebelumnya dilakukan melalui negara lain, seperti Thailand. "Kami selama ini terus mengekspor buah manggis tujuan Tiongkok dan belum pernah ada masalah. Kuantitasnya mulai 12 hingga 15 ton per hari," kata Marsin di Terminal Kargo Bandara Soetta, Jumat (19/1/2018).
Menurutnya selama ini ekspor buah manggis tujuan China selalu transit terlebih dahulu di Bangkok, Thailand, karena Indonesia belum mendapatkan izin ekspor langsung. "Tetapi sekarang tidak lagi. Setelah ada izin, dan melalui proses negosiasi yang panjang, akhirnya ekspor buah manggis kita tidak perlu transit ke negara-negara lain lagi," ungkapnya.
Dia menjelaskan, buah manggis yang diekspor selama ini ke China melalui Bangkok, didapatkan dari petani di wilayah Banten, Jawa Barat, dan Sumatera Barat. "Manggis yang kami ekspor melalui Bandara Soekarno-Hatta tersebut berasal dari Sukabumi, Pandeglang, Bogor, juga dari Subang. Bahkan kita ekspor langsung dari Padang bisa mencapai 40 ton per harinya," paparnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan buah manggis yang akan diekspor ke China harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan yang ketat dan telah mendapatkan sertifikasi layak dari Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soetta. "Sebelum dikemas, buah manggis dicuci menggunakan cairan desinfektan, kemudian disemprot dengan udara bertekanan tinggi menggunakan kompresor dan dipacking dengan standar ekspor untuk menjaga kualitas," jelas dia.
Marsin berharap, dengan diperbolehkannya ekspor buah manggis langsung ke China dapat mengurangi biaya pengiriman dan juga dapat membantu petani. "Kalau sudah bisa langsung tentunya dapat menekan cost pengiriman. Dan yang tak kalah penting, dapat memberikan keuntungan kepada petani, karena harga jual petani bisa lebih tinggi," tandasnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini menambahkan, sejak lima tahun lalu ekspor buah manggis Indonesia tidak bisa masuk langsung ke China. "Mereka larang masuk langsung dari Indonesia tapi ambil dari Malaysia, Vietnam, Thailand sehingga nilai tambah dikantongi negara perantara, bukan kita," ungkap Banun Harpini.
Namun, sekarang tidak lagi. Indonesia sudah bisa langsung mengekspor buah manggisnya ke Cina, tanpa harus transit kesejumlah negara-negara tersebut. "Kemarin, Kamis 18 Januari 2017, kami melaunching perdana ekspor buah nanggis sebanyak 1 ton yang akan diterbangkan langsung ke Cina," jelasnya.
Peluncuran perdana ekspor buah manggis ini melalui Bandara Soekarno Hatta dengan eksportir PT. Agung Mustika Selaras, Tangerang. Manggia yang diekspor berasal dari Subang, Jawa Barat. "Peluang pasar buah manggis di Cina sangat besar. Apalagi, mereka penyuka manggis dan di sana, buah manggis menjadi buah sajian yang sangat spesial saat Imlek," sambung Banun Harpini.
Dibukanya larangan ekspor langsung ke China ini, melewati negosiasi yang panjang melalui nota kesepakatan protokol manggis antara Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI dan Otoritas Karantina China. "Diawali dengan kondisi diskriminasi yang terjadi pada buah manggis di Cina dan dilaporkan Kementerian Pertanian, melalui Badan Karantina Pertanian ke Organisasi Perdagangan Dunia," sambungnya.
Dijelaskan dia, jumlah manggis yang diminta China untuk musim panen tahun 2018 ini adalah 2.000 ton manggis. Sayangnya, tanaman buah manggis belum dibudidayakan dengan baik di Indonesia.
(akr)