Keahlian Tenaga Kerja Paling Dicari di Masa Depan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menyatakan, tenaga kerja dengan keahlian di beberapa bidang seperti teknologi dan komunikasi paling dicari di masa depan.
Asisten Deputi Ketenagakerjaan Yulius mengatakan, untuk mempersiapkan kebutuhan itu, pemerintah sudah menggelar rapat dengan perusahaan teknologi seperti Go-Jek.
"Bagaimana kita mempersiapkan? Kita rapat panggil pemilik Go-Jek, Tokopedia dan lainnya apa jawaban mereka. Untuk ke depan kemampuan apa yang dibutuhkan? Pertama, kemampuan anak dari kecil harus ajari Bahasa Inggris sejak awal sudah harus," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Kedua, Yulius menyampaikan, dia harus menguasai bahasa coding dengan menjadi lulusan IT karena orang Indonesia yang menguasai bidang ini masih sedikit.
"Mau enggak mau kita harus impor sumber daya manusia dari luar negeri. Kalau enggak impor ahli coding kita ketinggalan, kemampuan berikutnya yang kita siapkan kepemimpinan atau leadership," terang dia.
Berikutnya, lanjut Yulius, pekerjaan di bidang komunikasi atau khususnya public relations (PR) itu akan sangat dibutuhkan ke depan disertai kemampuan kreativitas agar ketertinggalan di bidang industri dapat ditutupi.
"Kita tanya orang Tokopedia dan lainnya ternyata barang Indonesia yang dijual (di e-commerce) cuma 6%, artinya di bidang industri kita tertinggal," imbuhnya.
Asisten Deputi Ketenagakerjaan Yulius mengatakan, untuk mempersiapkan kebutuhan itu, pemerintah sudah menggelar rapat dengan perusahaan teknologi seperti Go-Jek.
"Bagaimana kita mempersiapkan? Kita rapat panggil pemilik Go-Jek, Tokopedia dan lainnya apa jawaban mereka. Untuk ke depan kemampuan apa yang dibutuhkan? Pertama, kemampuan anak dari kecil harus ajari Bahasa Inggris sejak awal sudah harus," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Kedua, Yulius menyampaikan, dia harus menguasai bahasa coding dengan menjadi lulusan IT karena orang Indonesia yang menguasai bidang ini masih sedikit.
"Mau enggak mau kita harus impor sumber daya manusia dari luar negeri. Kalau enggak impor ahli coding kita ketinggalan, kemampuan berikutnya yang kita siapkan kepemimpinan atau leadership," terang dia.
Berikutnya, lanjut Yulius, pekerjaan di bidang komunikasi atau khususnya public relations (PR) itu akan sangat dibutuhkan ke depan disertai kemampuan kreativitas agar ketertinggalan di bidang industri dapat ditutupi.
"Kita tanya orang Tokopedia dan lainnya ternyata barang Indonesia yang dijual (di e-commerce) cuma 6%, artinya di bidang industri kita tertinggal," imbuhnya.
(izz)