Laporan Keuangan 2017 Beri Sentimen Positif ke IHSG

Senin, 29 Januari 2018 - 12:05 WIB
Laporan Keuangan 2017...
Laporan Keuangan 2017 Beri Sentimen Positif ke IHSG
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang pekan ini. Hal itu didukung oleh laporan kinerja keuangan beberapa emiten pada periode 2017.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, menguatnya harga komoditas dunia dan prospek ekonomi global yang kian membaik akan mendorong pergerakan indeks untuk kembali bertengger di zona hijaunya. "Pada saat yang sama, fundamental ekonomi domestik juga semakin membaik," kata Nafan di Jakarta, Minggu (28/1/2018).

Hal tersebut didorong oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang cenderung stabil. Sebagai informasi, nilai tukar rupiah kemarin berada pada posisi Rp13.303 per dolar AS. Semakin stabilnya nilai tukar, semakin besar pula kepercayaan para investor.

Pada pekan ini, Nafan memperkirakan sentimen positif masih akan memayungi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rilis laporan keuangan tahun 2017 bisa menjadi sentimen positif bagi para pelaku pasar. Dia juga memprediksi kinerja keuangan mayoritas emiten akan tetap tumbuh. "IHSG pada pekan ini akan menguat di rentang support 6.580 dan resistance pada 6.745. Saham yang direkomendasikan di antaranya TLKM, KAEF, ICBP, ASII, dan PWON," ujarnya.

Selain rilis kinerja keuangan, Vice President Research Department Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya menilai, perubahan komposisi saham dalam indeks LQ45 turut mendongkrak IHSG. "Ada empat saham yang menjadi anggota baru indeks LQ45, yaitu INDY, TPIA, TRAM, dan WSBP," kata William.

Memasuki pekan terakhir bulan Januari 2018, menurut dia, IHSG masih terlihat terus mengambil ancang-ancang untuk bisa mencetak kembali rekor tertinggi sepanjang masa yang baru. Hal ini, kata William, tentu ditunjang juga oleh minat investor dalam melihat daya tarik investasi di pasar modal Indonesia didukung dengan kondisi fundamental perekonomian nasional yang kuat. "Pekan ini sentimen masih akan berlanjut, rilis inflasi yang terkendali juga akan menopang IHSG. Indeks diperkirakan berada pada rentang 6.558- 6.741," katanya.

Sementara sejumlah emiten yang direkomendasikan Indosurya Sekuritas pada pekan ini, yaitu AKRA, SMCB, SRIL, MYOR, ROTI, HMSP, TBIG, dan BBNI. Pada awal pekan, indeks diproyeksikan akan berada di kisaran 6.548 hingga 6.703.

Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan BEI Oskar Herliansyah menjelaskan, laju IHSG dan nilai kapitalisasi pasar pada penutupan pekan kemarin melanjutkan tren positifnya dengan kembali membukukan rekor tertinggi sepanjang masa. "IHSG pekan lalu ditutup naik 2,61% ke level 6.660,61 poin dari 6.490,89 poin. Sejalan dengan kenaikan IHSG, nilai kapitalisasi pasar juga naik 2,67% menjadi Rp7.402,95 triliun dari Rp7.210,08 triliun pada sepekan sebelumnya," kata Oskar.

Rata-rata nilai transaksi harian BEI pada penutupan pekan kemarin meningkat 24,83% menjadi Rp11,11 triliun dari Rp8,9 triliun. Rata-rata volume transaksi BEI mengalami kenaikan 20,84% menjadi 13,16 miliar unit saham dari 10,89 miliar unit saham pada penutupan pekan lalu. "Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi BEI naik 7,63% menjadi 427,72 ribu kali transaksi dari 397,37 ribu kali transaksi," katanya.

Investor asing membukukan beli bersih di perdagangan saham sepanjang pekan lalu dengan nilai Rp695 miliar. Dengan begitu, sepanjang tahun ini investor asing telah membukukan beli bersih sebesar Rp4,32 triliun.

Saham Sektor Konstruksi Mendapat Angin Segar

Sementara itu, komitmen pemerintah membangun infrastruktur dan meningkatkan konektivitas di seluruh Indonesia mulai memberi dampak positif bagi saham-saham konstruksi. Pasalnya, beberapa proyek jalan akan selesai pada tahun ini sehingga beberapa perusahaan konstruksi akan mendapat modal baru untuk membiayai proyek lainnya.

Sejak 2015 hingga 2019, pemerintah mengalokasikan total belanja infrastruktur sebesar Rp1.375 triliun atau naik signifikan bila dibandingkan dengan alokasi belanja sejak 2005-2014 sebesar Rp921 triliun. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, pemerintah menganggarkan belanja infrastruktur sebesar Rp410,7 triliun yang akan dipakai untuk pembangunan berbagai infrastruktur di seluruh Indonesia di antaranya 865 km jalan baru, 25 km jalan tol, 8.695 km jembatan, pembangunan bandar udara di delapan lokasi, dan juga pembangunan jalur kereta api.

Melihat keberlanjutan pembangunan infrastruktur di bawah kepemimpinan Joko Widodo yang ingin mengejar ketertinggalan dibandingkan dengan infrastruktur di Negara Asia Tenggara lainnya, Bahana Sekuritas merekomendasikan beli untuk semua saham BUMN konstruksi dengan pilihan utama adalah PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Adhi Karya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8898 seconds (0.1#10.140)