Harga Minyak Dunia Perpanjang Tren Penurunan
A
A
A
TOKYO - Harga minyak dunia pada perdagangan awal pekan ini turun, memperpanjang penurunan dari akhir pekan lalu didukung penguatan dolar Amerika Serikat (USD), dengan harga minyak mentah brent turun ke titik terendah dalam hampir sebulan.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (5/2/2018), harga minyak brent turun 75 sen atau 1,1% menjadi USD67,83 per barel pada pukul 00.33 GMT, setelah Jumat kemarin turun 1,5%. Harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 66 sen menjadi USD64,79 per barel, setelah turun 0,5% pada sesi sebelumnya.
Pasar lain turun karena investor ketakutan dengan laporan payroll pada Jumat di AS yang menunjukkan upah tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari 8,5 tahun, mendorong ekspektasi inflasi.
Hal tersebut mendorong penguatan greenback, yang memberi tekanan pada minyak karena komoditas tersebut dihargai dalam USD. Indeks USD terhadap sekeranjang mata uang naik setinggi sekitar 89,38, mendekati puncak yang dicapai pada Jumat, setelah laporan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja AS melonjak pada Januari dan upah yang juga naik, mencatat kenaikan tahunan terbesarnya lebih dari 8,5 tahun.
Meningkatnya produksi minyak AS juga mendorong turunnya harga, yang merongrong upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mendukung harga.
Data dari pemerintah AS pekan lalu menunjukkan bahwa produksi naik di atas 10 juta barel per hari pada November untuk pertama kalinya sejak 1970, karena shales memperluas operasi setelah kenaikan harga minyak tahun lalu.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (5/2/2018), harga minyak brent turun 75 sen atau 1,1% menjadi USD67,83 per barel pada pukul 00.33 GMT, setelah Jumat kemarin turun 1,5%. Harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 66 sen menjadi USD64,79 per barel, setelah turun 0,5% pada sesi sebelumnya.
Pasar lain turun karena investor ketakutan dengan laporan payroll pada Jumat di AS yang menunjukkan upah tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari 8,5 tahun, mendorong ekspektasi inflasi.
Hal tersebut mendorong penguatan greenback, yang memberi tekanan pada minyak karena komoditas tersebut dihargai dalam USD. Indeks USD terhadap sekeranjang mata uang naik setinggi sekitar 89,38, mendekati puncak yang dicapai pada Jumat, setelah laporan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja AS melonjak pada Januari dan upah yang juga naik, mencatat kenaikan tahunan terbesarnya lebih dari 8,5 tahun.
Meningkatnya produksi minyak AS juga mendorong turunnya harga, yang merongrong upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mendukung harga.
Data dari pemerintah AS pekan lalu menunjukkan bahwa produksi naik di atas 10 juta barel per hari pada November untuk pertama kalinya sejak 1970, karena shales memperluas operasi setelah kenaikan harga minyak tahun lalu.
(izz)