BBI Anambas Optimistis Budi Daya Kerapu Akan Semakin Berkembang
A
A
A
JAKARTA - Melalui program tanggung jawab sosialnya, Medco E&P Natuna Ltd. sukses mendorong perkembangan Balai Budi Daya Ikan (BBI) Anambas. Sejak 2013, BBI Anambas tercatat telah berhasil membudidayakan 101.929 ekor ikan kerapu.
Sukses tersebut dimulai pada akhir 2007, saat Medco E&P Natuna Ltd bersama tim pendamping budi daya ikan kerapu mulai memperkenalkan bagaimana membudidayakan ikan kerapu yang saat itu benihnya masih diperoleh dengan cara ditangkap dari laut dalam.
Program tersebut direspons positif nelayan, termasuk Azianto yang bersama 49 orang lainnya bersama-sama mempelajari teknik budi daya dan mendirikan wadah kelompok budi daya ikan "Teladan".
Walau awalnya banyak yang pesimistis program ini akan berdampak besar, setelah dijalankan dengan benar, budi daya ikan kerapu menjadi jawaban akan potensi sumber pendapatan keluarga yang dapat diandalkan.
Memasuki tahun ke-10, kini keramba jaring apung (KJA) yang dikelola kelompok Teladan menjadi percontohan dan menjadikan KJA sebagai Balai Budi Daya Ikan (BBI) Anambas yang dikelola secara profesional oleh masyarakat.
Penamaan BBI merupakan penyematan yang diperoleh dari Balai Budi Daya Laut (BBL) Batam, lembaga pemerintah yang fokus pada budi daya berbagai ikan air asin di Batam. Saat ini, kerja sama
telah terjalin antara BBL Batam dan BBI Anambas dalam wujud pengiriman tenaga ahli sebagai pendamping budi daya.
Azianto yang kini merupakan salah satu pengelola BBI Anambas sangat percaya dengan kerja keras, fokus, serta semangat pantang menyerah, dia akan terus mengembangkan sayap produksi BBI Anambas ke semua wilayah di Kabupaten Kepulauan Anambas.
"Lautan Anambas kaya akan beragam hasil tangkapan laut," ungkap Azianto dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (5/2/2018).
BBI Anambas, yang dalam proses berkembangnya saat ini didampingi program tanggung jawab sosial Medco E&P Natuna Ltd., sejak 2013 hingga saat ini telah berhasil membudidayakan 101.929 ekor ikan kerapu dengan total transaksi lebih dari Rp2,6 miliar.
Sebaran benih ikan itu berhasil menjangkau 178 nelayan. Berbagai jenis benih ikan kerapu disiapkan di BBI, seperti kerapu macan, kerapu cantang, kerapu cantik, kerapu bebek, kerapu batik, juga kerapu kertang.
Sejak tahun lalu, untuk merespons tingginya kebutuhan pasar benih ikan, dengan bantuan Medco E&P Natuna Ltd. Azianto dan tim BBI Anambas fokus mengembangkan balai benih darat yang akan berfungsi sebagai pemijahan telur ikan kerapu. Pengembangan balai benih darat ini diharapkan dapat menurunkan harga benih yang saat ini Rp2.500 per cm menjadi Rp1.500 per cm.
Penurunan harga ini akan berdampak pada peningkatan daya beli nelayan terhadap benih serta meningkatkan kembali semangat para nelayan untuk terus mengembangkan budi daya ikan kerapu.
Dari sisi pendidikan, keberhasilan pengembangan balai benih dapat memberikan kesempatan bagi para siswa SMK Perikanan Anambas untuk kerja praktik atau magang tanpa harus ke luar Kabupaten Kepulauan Anambas.
Melihat potensi pasar yang sangat menjanjikan, tim BBI Anambas menargetkan mampu menguasai pasar benih ikan kerapu. "BBI Anambas berharap di tahun 2025 dapat menguasai pasar benih ikan kerapu di wilayah Indonesia bagian barat," ucap Azianto.
Sukses tersebut dimulai pada akhir 2007, saat Medco E&P Natuna Ltd bersama tim pendamping budi daya ikan kerapu mulai memperkenalkan bagaimana membudidayakan ikan kerapu yang saat itu benihnya masih diperoleh dengan cara ditangkap dari laut dalam.
Program tersebut direspons positif nelayan, termasuk Azianto yang bersama 49 orang lainnya bersama-sama mempelajari teknik budi daya dan mendirikan wadah kelompok budi daya ikan "Teladan".
Walau awalnya banyak yang pesimistis program ini akan berdampak besar, setelah dijalankan dengan benar, budi daya ikan kerapu menjadi jawaban akan potensi sumber pendapatan keluarga yang dapat diandalkan.
Memasuki tahun ke-10, kini keramba jaring apung (KJA) yang dikelola kelompok Teladan menjadi percontohan dan menjadikan KJA sebagai Balai Budi Daya Ikan (BBI) Anambas yang dikelola secara profesional oleh masyarakat.
Penamaan BBI merupakan penyematan yang diperoleh dari Balai Budi Daya Laut (BBL) Batam, lembaga pemerintah yang fokus pada budi daya berbagai ikan air asin di Batam. Saat ini, kerja sama
telah terjalin antara BBL Batam dan BBI Anambas dalam wujud pengiriman tenaga ahli sebagai pendamping budi daya.
Azianto yang kini merupakan salah satu pengelola BBI Anambas sangat percaya dengan kerja keras, fokus, serta semangat pantang menyerah, dia akan terus mengembangkan sayap produksi BBI Anambas ke semua wilayah di Kabupaten Kepulauan Anambas.
"Lautan Anambas kaya akan beragam hasil tangkapan laut," ungkap Azianto dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (5/2/2018).
BBI Anambas, yang dalam proses berkembangnya saat ini didampingi program tanggung jawab sosial Medco E&P Natuna Ltd., sejak 2013 hingga saat ini telah berhasil membudidayakan 101.929 ekor ikan kerapu dengan total transaksi lebih dari Rp2,6 miliar.
Sebaran benih ikan itu berhasil menjangkau 178 nelayan. Berbagai jenis benih ikan kerapu disiapkan di BBI, seperti kerapu macan, kerapu cantang, kerapu cantik, kerapu bebek, kerapu batik, juga kerapu kertang.
Sejak tahun lalu, untuk merespons tingginya kebutuhan pasar benih ikan, dengan bantuan Medco E&P Natuna Ltd. Azianto dan tim BBI Anambas fokus mengembangkan balai benih darat yang akan berfungsi sebagai pemijahan telur ikan kerapu. Pengembangan balai benih darat ini diharapkan dapat menurunkan harga benih yang saat ini Rp2.500 per cm menjadi Rp1.500 per cm.
Penurunan harga ini akan berdampak pada peningkatan daya beli nelayan terhadap benih serta meningkatkan kembali semangat para nelayan untuk terus mengembangkan budi daya ikan kerapu.
Dari sisi pendidikan, keberhasilan pengembangan balai benih dapat memberikan kesempatan bagi para siswa SMK Perikanan Anambas untuk kerja praktik atau magang tanpa harus ke luar Kabupaten Kepulauan Anambas.
Melihat potensi pasar yang sangat menjanjikan, tim BBI Anambas menargetkan mampu menguasai pasar benih ikan kerapu. "BBI Anambas berharap di tahun 2025 dapat menguasai pasar benih ikan kerapu di wilayah Indonesia bagian barat," ucap Azianto.
(fjo)