Raih Kontrak Baru Penjualan Pesawat Militer, Airbus Hapus Kerugian
A
A
A
TOULOUSE - Airbus perlahan mulai menghapus kerugian, setelah mengumumkan kesepakatan baru dengan tujuh negara pembeli yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu. Airbus menerima penghapusan nilai piutang (writedown) sebesar 1,2 miliar euro tahun lalu setelah pesawat militer A400M mengalami masalah gearbox pada mesin hingga total menelan kerugian lebih dari 8 miliar euro.
Seperti dilansir BBC, penjualan A400M telah mengalami kemunduran dalam beberapa tahun terakhir. Puncaknya saat pesawat angkut militer tersebut mengalami kecelakaan dalam uji coba di Spanyol pada tahun 2015 yang menyebabkan tewasnya keempat awak kapal. Namun Airbus melaporkan keuntungan yang lebih di 2017 sebesar 4,3 miliar euro dibandingkan 2016 hanya 3,9 miliar euro.
Saham perusahaan naik 10% pada perdagangan sesi siang, Kamis (15/2) dan pendapatan stabil pada angka 66,8 miliar euro atau lebih baik dari 66,6 miliar euro. Dalam pernyataan resmi, Airbus mengatakan peningkatan pesawatan cukup menjadi angin segar saat pendapatan sempat mengalami penurunan. Sementara pekan lalu, Airbus mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan tujuh negara NATO untuk pengiriman A400M.
"Pada program A400M, kami membuat kemajuan di bidang industri dan kemampuan ke depannya. Serta menyetujui sebuah baseline ulang dengan pelanggan pemerintah yang secara signifikan akan mengurangi risiko program yang tersisa. Hal ini tercermin dalam substansial biaya," ujar Chief Executive Officer Airbus Tom Enders dalam pernyataan resminya.
Airbus memperkirakan akan mengirimkan sekitar 800 pesawat komersial pada tahun 2018 jika produsen mesin memenuhi komitmen mereka. Jika mampu mencapai target pengiriman tersebut, dikatakan maka Airbus kemungkinan bisa mendapatkan kenaikan laba sekitar 20% tahun ini.
Di sisi lain pihak perusahaan menambahkan telah melanjutkan produksi pesawat komersial A320neo yang merupakan versi upgrade dari jet A320 medium dengan mesin yang lebih hemat bahan bakar. "Perkembangan A320neo tetap menantang dan mengharuskan pemasok mesin mengantarkan sesuai dengan komitmen," kata Airbus.
Seperti dilansir BBC, penjualan A400M telah mengalami kemunduran dalam beberapa tahun terakhir. Puncaknya saat pesawat angkut militer tersebut mengalami kecelakaan dalam uji coba di Spanyol pada tahun 2015 yang menyebabkan tewasnya keempat awak kapal. Namun Airbus melaporkan keuntungan yang lebih di 2017 sebesar 4,3 miliar euro dibandingkan 2016 hanya 3,9 miliar euro.
Saham perusahaan naik 10% pada perdagangan sesi siang, Kamis (15/2) dan pendapatan stabil pada angka 66,8 miliar euro atau lebih baik dari 66,6 miliar euro. Dalam pernyataan resmi, Airbus mengatakan peningkatan pesawatan cukup menjadi angin segar saat pendapatan sempat mengalami penurunan. Sementara pekan lalu, Airbus mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan tujuh negara NATO untuk pengiriman A400M.
"Pada program A400M, kami membuat kemajuan di bidang industri dan kemampuan ke depannya. Serta menyetujui sebuah baseline ulang dengan pelanggan pemerintah yang secara signifikan akan mengurangi risiko program yang tersisa. Hal ini tercermin dalam substansial biaya," ujar Chief Executive Officer Airbus Tom Enders dalam pernyataan resminya.
Airbus memperkirakan akan mengirimkan sekitar 800 pesawat komersial pada tahun 2018 jika produsen mesin memenuhi komitmen mereka. Jika mampu mencapai target pengiriman tersebut, dikatakan maka Airbus kemungkinan bisa mendapatkan kenaikan laba sekitar 20% tahun ini.
Di sisi lain pihak perusahaan menambahkan telah melanjutkan produksi pesawat komersial A320neo yang merupakan versi upgrade dari jet A320 medium dengan mesin yang lebih hemat bahan bakar. "Perkembangan A320neo tetap menantang dan mengharuskan pemasok mesin mengantarkan sesuai dengan komitmen," kata Airbus.
(akr)