Nilai Impor Sulawesi Utara Naik Dua Kali Lipat

Senin, 19 Februari 2018 - 21:14 WIB
Nilai Impor Sulawesi...
Nilai Impor Sulawesi Utara Naik Dua Kali Lipat
A A A
MANADO - Peningkatan impor bahan bakar mineral dan barang-barang modal ke Sulawesi Utara (Sulut) mendongkrak nilai impor Januari 2018 hingga 15,56% dari impor Desember 2017. Kenaikan ini hampir dua kali lipat dari nilai impor Januari 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara mencatat, nilai impor Sulut pada Januari 2018 sebesar USD11,42 juta. "Barang-barang itu seperti mesin-mesin pesawat mekanik, benda-benda dari besi dan baja, dan aneka barang dari logam dasar," tutur Kepala BPS Sulut, Moh Edy Mahmud Edy, Manado, Senin (19/2/2018).

Jika dilihat menurut golongan barang HS2 digit, kata Edy, bahan bakar mineral menjadi kontributor terbesar terhadap nilai impor Sulawesi Utara pada Januari 2017.

"Golongan barang ini hanya dipasok dari Malaysia. Nilai impor golongan barang ini sedikit menurun dari Desember 2017, namun meningkat sangat pesat bila dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya atau secara month to month," terang dia.

BPS Sulut juga mencatat, nilai neraca perdagangan Sulut yang diukur melalui penghitungan net ekspor atau total ekspor dikurangi total impor, pada Januari 2018 mengalami surplus, yakni senilai USD81,90 juta.

Nilai ini sedikit meningkat dari kondisi bulan sebelumnya yang tercatat senilai USD81,14 juta. "Namun, bila dibandingkan dengan Januari 2017, net ekspor Sulawesi Utara naik hampir dua kali lipatnya," imbuh dia.

Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Sulut pada Januari 2018 naik 2,53% dibanding Desember 2017 yang senilai USD91,02 juta atau secara m-to-m, dan bila dibanding bulan yang sama tahun 2017, nilai ekspor Januari 2018 juga mengalami kenaikan dua kali lipat.

"Nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Januari 2018 tercatat sebesar USD93,32 juta," ungkapnya.

Menurutnya, dilihat dari golongan barang HS2 digit, tiga perempat dari total nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara Januari 2018 disumbangkan oleh lemak dan minyak hewani/nabati.

"Komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Januari 2018 adalah lemak dan minyak hewan nabati, yakni senilai USD70,27 juta," jelas Edy.

Golongan barang tersebut, diekspor antara lain ke Belanda, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Tiongkok. Nilai ekspor dari golongan barang ini meningkat 6,62% dari bulan sebelumnya atau m-to-m dan naik hampir dua kali lipat dibandingkan Januari 2017.

"Adapun produk yang menjadi komoditas ekspor unggulan adalah produk olahan kelapa seperti kopra dan minyak kelapa," kata Edy.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulut Steven O.E Kandouw dalam beberapa kesempatan menjelaskan perkembangan positif terkait aktivitas ekspor-impor di Pelabuhan Bitung yang sebelumnya hanya terbatas pada tiga produk saja, kini sudah semakin banyak produk yang bisa masuk dan keluar.

"Dulu aktivitas ekspor impor di Pelabuhan Bitung yang sebelumnya hanya dibatasi tiga produk saja. Pakaian, barang elektronik dan hasil pertanian terbatas," bebernya.

Saat ini, setelah dilobi ke pemerintah pusat, Pelabuhan Bitung sudah terbuka untuk aktivitas ekspor-impor lainnya, seperti produk alas kaki, mainan anak-anak, kosmetik, obat tradisional dan keperluan lainnya. "Kebijakan ini akan meningkatkan perekonomian di daerah," kata Kandouw.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1015 seconds (0.1#10.140)