Gubernur BI yang Baru Diharapkan Lebih Fleksibel

Minggu, 25 Februari 2018 - 17:15 WIB
Gubernur BI yang Baru...
Gubernur BI yang Baru Diharapkan Lebih Fleksibel
A A A
JAKARTA - Makin benderangnya sosok calon gubernur Bank Indonesia (BI) yang beru mengundang berbagai komentar dari para ekonom. Rata-rata ekonom berharap gubernur BI yang baru akan lebih fleksibel dalam menyikapi situasi bidang moneter dan inovatif sesuai era digital saat ini.

Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, sosok calon gubernur BI yang mengemuka saat ini, Perry Warjiyo, memiliki kelebihan berupa track record yang panjang di bidang kebijakan moneter.

"Jadi secara kapasitas sebenarnya tidak diragukan lagi. Komunikasi dengan pejabat lain di BI pun tidak butuh penyesuaian lama sehingga setelah terpilih bisa langsung bekerja karena dia berasal dari internal BI," ujar Bhima saat dihubungi, Minggu (25/2/2018).

(Baca Juga: DPR Pastikan Perry Warjiyo Calon Tunggal Gubernur BI)

Namun, Bhima menilai sosok Perry masih memiliki kekurangan, yakni dipersepsikan terlalu berhati hati. Jadi, kata dia, dikhawatirkan kebijakan BI ke depan masih status quo atau tidak ada inovasi kebijakan yang signifikan.

Dia mencontohkan persoalan bunga murah yang eranya menurut dia sebetulnya sudah berakhir. Berbagai bank sentral mulai dari Fed hingga European Central Bank berniat melakukan pengetatan moneter. "Nah pertanyaanya apa terobosan gubernur BI selain bermain kebijakan suku bunga acuan?" ungkap dia.

Kemudian, di tengah perubahan teknologi jasa keuangan terutama fenomena munculnya financial technolofy (fintech), bagaimana cara BI agar bisa mengatur sistem pembayaran agar lebih aman dan efisien. Karena itu, kata Bhima, saat ini Indonesia membutuhkan gubernur BI yang memiliki jiwa milenial dan lincah di tengah revolusi digital. "Jangan sampai alergi terhadap inovasi," tandasnya.

Sementara, Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Pieter Abdullah Redjalam menilai ada beberapa pertimbangan mengapa presiden mengajukan Perry Warjiyo sebagai calon tunggal. Pertama, kata dia, Presiden tampaknya paham bahwa untuk mendukung program-program pembangunannya tidak bisa hanya mengandalkan kebijakan fiskal. "Ruang fiskal sudah sangat sempit. Hampir tidak ada peluang memacu ekspansi fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Piter.

Di sisi lain, peluang untuk memanfaatkan ruang moneter masih sangat terbuka. Karena itu, yang diperlukan adalah seorang gubernur BI yang benar-benar paham bagaimana melakukan manuver kebijakan moneter yang propertumbuhan tanpa mengorbankan stabilitas. "Sosok itu ada pada Perry Warjiyo," cetusnya.

Pertimbangan kedua, untuk bisa mewujudkan peran besar BI mendorong pertumbuhan ekonomi diperlukan kerja sama yang sangat baik antara presiden dan gubernur BI. Perry Warjiyo dinilai akan lebih mudah untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan presiden. Terlepas dari alasan-alasan itu, Piter menilai Perry Warjiyo sangat memiliki kompetensi untuk jabatan gubernur BI. Namun demikian, tegas dia, diharapkan gubernur BI yang baru tidak terlalu kaku dalam kebijakannya.

"Perlu kerendahan hati untuk melakukan introspeksi atas semua kebijakan moneter selama ini. Misalnya terkait konsistensi penurunan suku bunga acuan dan kenaikan kontraksi moneter. Perlu juga kejujuran terkait efektivitas kebijakan moneter dan berjalannya transmisi moneter," ujarnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0831 seconds (0.1#10.140)