Ketua DPR Soroti Kelangkaan BBM dan Gas Bersubsidi
A
A
A
JAKARTA - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan gas subsidi di pasar, serta kenaikan BBM non-subsidi dan listrik subsidi disoroti Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini meminta Komisi VI DPR untuk memanggil PT Pertamina Persero, dan Perusahaan Gas Negara (PGN). "Untuk menjelaskan kelangkaan bahan bakar dan gas tersebut," ujar Bamsoet di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/2/2018).
Selain itu, Bamsoet juga meminta Komisi VII DPR memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan untuk menjelaskan kondisi kelangkaan dan kenaikan harga BBM non-subsidi. "Serta memberikan data produksi dan konsumsi yang akurat," tuturnya.
Politikus Partai Golkar ini juga meminta Komisi VII DPR untuk mempertanyakan PLN mengenai kebijakan penghapusan daya listrik subsidi, dari 450-900 Volt Ampere (VA) menjadi 1.300 VA. Sebab, kebijakan tersebut dianggapnya berdampak terhadap daya beli masyarakat.
Diketahui, untuk wilayah DKI Jakarta, harga Pertamax dijual dengan harga Rp8.900 per liter atau naik dibanding sebelumnya, sebesar Rp8.600 per liter. Sementara Pertamax Turbo juga dinaikkan menjadi Rp10.100 per liter dari sebelumnya Rp9.600 per liter.
Kemudian, Pertamina Dex meningkat, dari sebelumnya Rp9.250 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Adapun harga Dexlite naik, dari sebelumnya RP7.500 menjadi Rp8.100 per liter.
Kenaikan harga itu juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Namun, kenaikan harga dilakukan bervariasi.
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini meminta Komisi VI DPR untuk memanggil PT Pertamina Persero, dan Perusahaan Gas Negara (PGN). "Untuk menjelaskan kelangkaan bahan bakar dan gas tersebut," ujar Bamsoet di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/2/2018).
Selain itu, Bamsoet juga meminta Komisi VII DPR memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan untuk menjelaskan kondisi kelangkaan dan kenaikan harga BBM non-subsidi. "Serta memberikan data produksi dan konsumsi yang akurat," tuturnya.
Politikus Partai Golkar ini juga meminta Komisi VII DPR untuk mempertanyakan PLN mengenai kebijakan penghapusan daya listrik subsidi, dari 450-900 Volt Ampere (VA) menjadi 1.300 VA. Sebab, kebijakan tersebut dianggapnya berdampak terhadap daya beli masyarakat.
Diketahui, untuk wilayah DKI Jakarta, harga Pertamax dijual dengan harga Rp8.900 per liter atau naik dibanding sebelumnya, sebesar Rp8.600 per liter. Sementara Pertamax Turbo juga dinaikkan menjadi Rp10.100 per liter dari sebelumnya Rp9.600 per liter.
Kemudian, Pertamina Dex meningkat, dari sebelumnya Rp9.250 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Adapun harga Dexlite naik, dari sebelumnya RP7.500 menjadi Rp8.100 per liter.
Kenaikan harga itu juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Namun, kenaikan harga dilakukan bervariasi.
(ven)