Revitalisasi Citarum Berpotensi Gerakkan Perekonomian

Rabu, 28 Februari 2018 - 04:40 WIB
Revitalisasi Citarum Berpotensi Gerakkan Perekonomian
Revitalisasi Citarum Berpotensi Gerakkan Perekonomian
A A A
JAKARTA - Pemerintah pusat dan daerah saat ini tengah gencar melakukan upaya revitalisasi sungai terpanjang di Jawa, Sungai Citarum. Melalui program Citarum Harum, rencana mengembalikan fungsi sungai sepanjang hampir 300 kilometer itu dimulai tahun ini. Mengembalikan fungsi sungai Citarum tidak hanya akan mampu mengurangi banjir di Kecamatan Majalaya dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

Pengamat dan dosen Ilmu Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Acuviarta Kartabi menilai upaya normalisasi dan revitalisasi Sungai Citarum yang belakangan ini gencar dilakukan Kodam III Siliwangi, dalam sudut pandang ekonomi akan memengaruhi banyak hal.

Pertama, kata Acuviarta, normalisasi dan revitalisasi akan menghasilkan sungai yang bersih. Sungai yang bersih akan melahirkan lingkungan yang sehat sehingga kualitas hidup jadi lebih baik.

"Lingkungan yang sehat akan membuat kualitas hidup jadi lebih baik, terutama biaya perawatan kesehatan yang dikeluarkan oleh masyarakat maupun pemerintah jadi tidak mahal‎," ujar Acuviarta dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/2/2018).

Kedua, kalau rendaman banjir berkurang, aktifitas perekonomian warga berjalan lancar. Angkutan barang dari kota ke kabupaten atau sebaliknya tidak terkendala. Aktifitas angkutan barang hingga jasa bisa berjalan lancar. Dan itu sangat dinantikan semua pihak.

Kemudian hal ketiga, kata dia, saat ini tren gaya hidup warga masyarakat mulai beralih ke alam. Dia mencontohkan, setiap akhir pekan, banyak warga masyarakat metropolitan berbondong-bondong ke kampung-kampung yang memiliki potensi wisata unggulan.

"Normalisasi dan revitalisasi Sungai Citarum jika kelak selesai akan melahirkan potensi-potensi wisata baru yang bisa dikembangkan masyarakat sekitar sungai. Dan hasilnya, roda perekonomian masyarakat lokal akan terbantu," ujarnya.

Dia mengatakan, banyak negara maju di dunia yang mengandalkan potensi sungai sebagai obyek wisata unggulan. Thailand, Vietnam, India, Perancis, Vienna dan banyak negara lain mengandalkan potensi sungai di tempat mereka sebagai obyek wisata unggulan.

"Karena sungainya bersih, tidak bikin banjir dan airnya tidak tercemar. Jutaan wisatawan datang ke tempat mereka sekedar hanya ingin menikmati wisata sungai. Dan saya yakin, Sungai Citarum dan anak-anak sungainya bisa seperti itu," sebutnya.

Panglima Komando Daerah Militer (Kodam III/Siliwangi), Mayjen TNI Doni Munardo menyatakan fokus dan konsisten menormalisasi Sungai Citarum. "Karena masalah utamanya adalah banjir dan pencemaran lingkungan oleh pelaku industri. Kami ajak seluruh komponen masyarakat menjadi bagian program ini," kata Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadan Satgas) Citarum Harum.

‎Dia menargetkan bisa menghijaukan kembali kawasan hulu Sungai Citarum di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, dengan melakukan penanaman pohon. "Pertama kami targetkan hulu Sungai Citarum kembali hijau dengan penanaman pohon rasamala, puspa, ekaliptus, Pinus dan tanaman selingan lainnya. Itu kunci menangani masalah banjir. Penanganan banjir memang rumit tapi saya yakin ada solusinya. Hutan harus ditanami pohon," kata dia.

Sejak akhir tahun lalu, pemerintah pusat telah menyanangkan program Citarum Harum untuk mengembalikan fungsi sungai sepanjang hampir 300 kilometer itu melalui program Citarum Harum. Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan ditunjuk sebagai Komandan Satgas, sedangkan Wakil Komandan Satgas adalah Panglima Kodam III Siliwangi, Doni Monardo.

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS) sempat mengeluarkan data soal deforestrasi hutan di hulu sungai. BBWS pada 2000 sempat mencatat‎ tegakkan pohon di sekitar hulu sungai mencapai 27.966 hektare dan menurun jadi hanya 4.566 hektare saja pada 2009. Umumnya, hutan berubah fungsi jadi kebun. Itu di hulunya saja, belum lagi di hulu di anak sungainya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5018 seconds (0.1#10.140)