Eximbank Dorong Pelaku UKM Bersaing di Pasar Global
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menggelar sosialisasi dan pelatihan terhadap para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) sehingga berorientasi ekspor dan bisa bersaing di pasar global.
Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Sinthya Roesly mengatakan sosialisasi dan pelatihan yang diselenggarakan perseroan akan membawa para UKM ekspor khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta siap untuk memasuki market place internasional dalam menembus pasar global dunia.
"Kami menyadari bahwa global e-commerce merupakan generasi perdagangan terbaru, sehingga Digital Handholding Program ini menjadi terobosan bagi Eximbank untuk mendukung peningkatan ekspor di Tanah Air," kata Sinthya melalui siaran pers, Rabu (28/2/2018).
Sosialisasi dan pelatihan ini diselenggarakan dalam rangka persiapan Digital Handholding Program (DHP) yaitu program jasa konsultasi Indonesia Eximbank di bidang teknologi informasi (digital). Hal ini dilakukan dalam rangka mendampingi, memfasilitasi, dan memberdayakan pelaku UKM agar bisa berorientasi ekspor untuk mampu memasarkan, memperluas akses pasar, mempromosikan, serta meningkatkan daya saing produk unggulannya di market place global.
Acara tersebut terselenggara atas kerja sama dan sinergi antara Indonesia Eximbank dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), University Network for Indonesia Export Development (UNIED), Bank Indonesia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta, dan Bank Jateng.
Selain itu juga terdapat beberapa asosiasi di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta diantaranya adalah Asosiasi Produsen dan Handicraft Indonesia (Asephi), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Asosisai Profesi Ekspor dan Impor Indonesia (APEII), Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi).
Menurut Sinthya, sebanyak 179 pelaku UKM berorientasi ekspor hadir dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang menunjukkan antusiasme pelaku usaha untuk dapat mempelajari cara menjadi eksportir yang handal, termasuk melalui global e-commerce.
Dia juga menjelaskan, Indonesia Eximbank berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha UKM ekspor (UKME) melalui pemberian Pembiayaan Ekspor dalam bentuk Pembiayaan Modal Kerja Ekspor maupun Pembiayaan Investasi Ekspor.
"Keberpihakan ini direalisasikan melalui pembiayaan pada segmen UKME yang tumbuh mencapai 22,76% di sepanjang tahun 2017," urainya.
Dukungan lainnya yang juga merupakan bagian dari program jasa konsultasi, menurut dia, adalah Program Coaching Program for New Exporter (CPNE). Program berkelanjutan ini merupakan rangkaian dari beberapa bentuk kegiatan seperti pelatihan dan bimbingan, pendidikan, pameran dan pendampingan selama periode tertentu hingga pelaku UKME mampu menjadi eksportir baru.
"Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat atau community empowering sebagai upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan penciptaan lapangan kerja," tutupnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Sinthya Roesly mengatakan sosialisasi dan pelatihan yang diselenggarakan perseroan akan membawa para UKM ekspor khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta siap untuk memasuki market place internasional dalam menembus pasar global dunia.
"Kami menyadari bahwa global e-commerce merupakan generasi perdagangan terbaru, sehingga Digital Handholding Program ini menjadi terobosan bagi Eximbank untuk mendukung peningkatan ekspor di Tanah Air," kata Sinthya melalui siaran pers, Rabu (28/2/2018).
Sosialisasi dan pelatihan ini diselenggarakan dalam rangka persiapan Digital Handholding Program (DHP) yaitu program jasa konsultasi Indonesia Eximbank di bidang teknologi informasi (digital). Hal ini dilakukan dalam rangka mendampingi, memfasilitasi, dan memberdayakan pelaku UKM agar bisa berorientasi ekspor untuk mampu memasarkan, memperluas akses pasar, mempromosikan, serta meningkatkan daya saing produk unggulannya di market place global.
Acara tersebut terselenggara atas kerja sama dan sinergi antara Indonesia Eximbank dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), University Network for Indonesia Export Development (UNIED), Bank Indonesia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta, dan Bank Jateng.
Selain itu juga terdapat beberapa asosiasi di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta diantaranya adalah Asosiasi Produsen dan Handicraft Indonesia (Asephi), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Asosisai Profesi Ekspor dan Impor Indonesia (APEII), Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi).
Menurut Sinthya, sebanyak 179 pelaku UKM berorientasi ekspor hadir dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang menunjukkan antusiasme pelaku usaha untuk dapat mempelajari cara menjadi eksportir yang handal, termasuk melalui global e-commerce.
Dia juga menjelaskan, Indonesia Eximbank berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha UKM ekspor (UKME) melalui pemberian Pembiayaan Ekspor dalam bentuk Pembiayaan Modal Kerja Ekspor maupun Pembiayaan Investasi Ekspor.
"Keberpihakan ini direalisasikan melalui pembiayaan pada segmen UKME yang tumbuh mencapai 22,76% di sepanjang tahun 2017," urainya.
Dukungan lainnya yang juga merupakan bagian dari program jasa konsultasi, menurut dia, adalah Program Coaching Program for New Exporter (CPNE). Program berkelanjutan ini merupakan rangkaian dari beberapa bentuk kegiatan seperti pelatihan dan bimbingan, pendidikan, pameran dan pendampingan selama periode tertentu hingga pelaku UKME mampu menjadi eksportir baru.
"Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat atau community empowering sebagai upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan penciptaan lapangan kerja," tutupnya.
(fjo)