Sukses Berbenah, HIN Keluar Dari Daftar BUMN Merugi
A
A
A
JAKARTA - PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN di tahun 2017 berhasil mencatatkan diri sebagai perusahaan plat merah yang keluar dari daftar BUMN yang mengalami kerugian. Pencapaian ini merupakan langkah awal jajaran PT HIN dalam membenahi diri dalam rangka mendukung program pemerintah.
Ke depan, HIN bertekad menjadikan diri sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang lebih kompetitif dan sebagai BUMN yang mendukung penuh program pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam menggenjot sektor pariwisata.
"Kami sudah melakukan pembenahan bersama jajaran direksi dengan berbagai upaya, hingga tahun 2017 perusahaan bisa lepas dari kerugian walaupun untungnya masih sedikit," terang Dewan Komisaris PT HIN, Michael Umbas.
Diungkapkan, PT HIN di tahun 2017 berhasil keluar dari daftar BUMN yang mengalami kerugian dengan membukukan laba sebesar hanya Rp 9 juta. Ia mengakui jika besaran keuntungan itu belum seberapa, namun penting juga diketahui jika direksi telah bekerja keras agar keluar dari daftar BUMN merugi.
Dalam tiga tahun sebelumnya, lanjut dia, performa keuangan perseroan terus mengalami penurunan. Bahkan, di tahun 2015 kerugiannya mencapai Rp 140 miliar dan di tahun 2016 kerugiannya berkurang menjadi Rp 89 miliar.
Capaian ini sejalan dengan apa yang telah dicanangkan direksi, yakni menghentikan kerugian (stop bleeding) dan mengembalikan arah dari rugi menjadi untung atau declare turn around di tahun 2017. Capaian tersebut sebenarnya bisa lebih besar, namun dalam prosesnya sepanjang 2017 perseroan menghadapi berbagai tantangan.
Salah satu tantangan terbesar adalah terjadinya bencana erupsi Gunung Agung di Bali sehingga menyebabkan tingkat keterisian (okupansi) hotel di wilayah Bali menurun. Dengan adanya pembenahan melalui perbaikan dan renovasi hotel, Umbas berharap ke depan capaian pembukuan keuangan menjadi lebih baik.
"Sebagai Komisaris Hotel Indonesia Natour, capaian ini baru langkah awal untuk menjadikan PT HIN sebagai BUMN yang lebih kompetitif dan sebagai BUMN bidang Pariwisata yang maju, sebagai hotel chain nasional yang akan mendukung program pemerintah menggenjot pariwisata," terang Umbas.
Ia menekankan bahwa Hotel Indonesia sebagai hotel yang diinisiasi kelahirannya oleh Presiden Pertama RI Ir Soekarno harus tetap eksis dan profitable secara bisnis ke depan.
Ke depan, HIN bertekad menjadikan diri sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang lebih kompetitif dan sebagai BUMN yang mendukung penuh program pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam menggenjot sektor pariwisata.
"Kami sudah melakukan pembenahan bersama jajaran direksi dengan berbagai upaya, hingga tahun 2017 perusahaan bisa lepas dari kerugian walaupun untungnya masih sedikit," terang Dewan Komisaris PT HIN, Michael Umbas.
Diungkapkan, PT HIN di tahun 2017 berhasil keluar dari daftar BUMN yang mengalami kerugian dengan membukukan laba sebesar hanya Rp 9 juta. Ia mengakui jika besaran keuntungan itu belum seberapa, namun penting juga diketahui jika direksi telah bekerja keras agar keluar dari daftar BUMN merugi.
Dalam tiga tahun sebelumnya, lanjut dia, performa keuangan perseroan terus mengalami penurunan. Bahkan, di tahun 2015 kerugiannya mencapai Rp 140 miliar dan di tahun 2016 kerugiannya berkurang menjadi Rp 89 miliar.
Capaian ini sejalan dengan apa yang telah dicanangkan direksi, yakni menghentikan kerugian (stop bleeding) dan mengembalikan arah dari rugi menjadi untung atau declare turn around di tahun 2017. Capaian tersebut sebenarnya bisa lebih besar, namun dalam prosesnya sepanjang 2017 perseroan menghadapi berbagai tantangan.
Salah satu tantangan terbesar adalah terjadinya bencana erupsi Gunung Agung di Bali sehingga menyebabkan tingkat keterisian (okupansi) hotel di wilayah Bali menurun. Dengan adanya pembenahan melalui perbaikan dan renovasi hotel, Umbas berharap ke depan capaian pembukuan keuangan menjadi lebih baik.
"Sebagai Komisaris Hotel Indonesia Natour, capaian ini baru langkah awal untuk menjadikan PT HIN sebagai BUMN yang lebih kompetitif dan sebagai BUMN bidang Pariwisata yang maju, sebagai hotel chain nasional yang akan mendukung program pemerintah menggenjot pariwisata," terang Umbas.
Ia menekankan bahwa Hotel Indonesia sebagai hotel yang diinisiasi kelahirannya oleh Presiden Pertama RI Ir Soekarno harus tetap eksis dan profitable secara bisnis ke depan.
(akr)