Lebaran, Jalan Provinsi Jateng Dijamin Mulus tanpa Lubang
A
A
A
SEMARANG - Dinas Bina Marga Jawa Tengah (Jateng) menargetkan seluruh ruas jalan raya provinsi di seluruh wilayahnya akan mulus tanpa lubang saat memasuki arus mudik Lebaran 2018.
"Tahap peningkatan jalan raya provinsi saat ini baru tercapai 80%, sedangkan untuk pemeliharan rutin baru terealisasi 10%," ungkap Plt. Kepala Dinas Bina Marga Jateng, Hanung Triyono dalam Diskusi Prime Topic MNC Trijaya bertajuk Memantapkan Infrastruktur Jateng di Noormans Hotel Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/3/2018).
Hanung menyebutkan untuk perbaikan jalan hingga saat ini sudah dilakukan sejauh 830 kilometer, dari ruas jalan Brebes sampai Kabupaten Banjarnegara. "Saat ini, kami sedang mengebut perbaikan jalan di beberapa daerah, mulai Brebes, Pantura, lingkar selatan," ungkapnya.
Sehingga pihaknya berani menargetkan pada Mei atau saat Lebaran tiba, semua ruas jalan provinsi Jateng sudah tidak ada lubang lagi. Namun diakuinya, perbaikan jalan yang sedang dikerjakan akhir-akhir ini mengalami sejumlah kendala, diantaranya pemanfaatan badan jalan untuk lahan parkir hingga jalan yang dijadikan tempat berjualan pedagang kaki lima (PKL).
"Adanya alih fungsi tersebut cukup merepotkan kami, karena telah merubah pola pengaliran air dari jalan raya menuju saluran drainase," ujar Hanung.
Dia menambahkan, kendala lainnya yang ditemukan di lapangan yakni faktor cuaca ekstrem. "Kami mengamati selama lima tahun terakhir beban jalan sudah overload sampai 80 ton. Seharusnya hanya 20 ton. Makanya, untuk berberapa ruas jalan sudah ditingkatkan. Terutama pada posisi aspal lama wilayah Solo, Gemolong dan Purwodadi," sebut dia.
Kepala Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Bagus Haryo Setiaji lebih menyoroti proyek pembangunan jalan yang selama ini masih mengabaikan penguatan pondasi.
"Seharusnya Pemprov Jawa Tengah mencermati pembangunan beton sesuai standar yang berlaku. Misalnya, pada banjir di Kaligawe telah mempengaruhi kualitas beton yang gampang rusak. Karena beban kendaraan sulit diprediksi. Selain beban yang terus meningkat, juga faktor cuaca harus menjadi perhatian," imbuhnya.
Anggota Komisi D DPRD Jateng, Ngainirrichadi menyebutkan 2.400 km jalan di wilayah Jawa Tengah merupakan kewenangan provinsi. Namun yang menjadi pekerjaan rumah (PR) Dinas Bina Marga adalah perawatan jalan. "Ruas-ruas jalan provinsi terutama yang rawan longsor harus diperhatikan," tandas Richad.
Menurutnya, dibutuhkan kerja sama dan sinergitas antar stakeholder terkait dalam melakukan perawatan jalan. "Itu karena masyarakat tahunya jalan mulus dan bisa dilalui. Tidak melihat apakah jalan itu milik nasional, provinsi atau kabupaten," bebernya.
"Tahap peningkatan jalan raya provinsi saat ini baru tercapai 80%, sedangkan untuk pemeliharan rutin baru terealisasi 10%," ungkap Plt. Kepala Dinas Bina Marga Jateng, Hanung Triyono dalam Diskusi Prime Topic MNC Trijaya bertajuk Memantapkan Infrastruktur Jateng di Noormans Hotel Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/3/2018).
Hanung menyebutkan untuk perbaikan jalan hingga saat ini sudah dilakukan sejauh 830 kilometer, dari ruas jalan Brebes sampai Kabupaten Banjarnegara. "Saat ini, kami sedang mengebut perbaikan jalan di beberapa daerah, mulai Brebes, Pantura, lingkar selatan," ungkapnya.
Sehingga pihaknya berani menargetkan pada Mei atau saat Lebaran tiba, semua ruas jalan provinsi Jateng sudah tidak ada lubang lagi. Namun diakuinya, perbaikan jalan yang sedang dikerjakan akhir-akhir ini mengalami sejumlah kendala, diantaranya pemanfaatan badan jalan untuk lahan parkir hingga jalan yang dijadikan tempat berjualan pedagang kaki lima (PKL).
"Adanya alih fungsi tersebut cukup merepotkan kami, karena telah merubah pola pengaliran air dari jalan raya menuju saluran drainase," ujar Hanung.
Dia menambahkan, kendala lainnya yang ditemukan di lapangan yakni faktor cuaca ekstrem. "Kami mengamati selama lima tahun terakhir beban jalan sudah overload sampai 80 ton. Seharusnya hanya 20 ton. Makanya, untuk berberapa ruas jalan sudah ditingkatkan. Terutama pada posisi aspal lama wilayah Solo, Gemolong dan Purwodadi," sebut dia.
Kepala Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Bagus Haryo Setiaji lebih menyoroti proyek pembangunan jalan yang selama ini masih mengabaikan penguatan pondasi.
"Seharusnya Pemprov Jawa Tengah mencermati pembangunan beton sesuai standar yang berlaku. Misalnya, pada banjir di Kaligawe telah mempengaruhi kualitas beton yang gampang rusak. Karena beban kendaraan sulit diprediksi. Selain beban yang terus meningkat, juga faktor cuaca harus menjadi perhatian," imbuhnya.
Anggota Komisi D DPRD Jateng, Ngainirrichadi menyebutkan 2.400 km jalan di wilayah Jawa Tengah merupakan kewenangan provinsi. Namun yang menjadi pekerjaan rumah (PR) Dinas Bina Marga adalah perawatan jalan. "Ruas-ruas jalan provinsi terutama yang rawan longsor harus diperhatikan," tandas Richad.
Menurutnya, dibutuhkan kerja sama dan sinergitas antar stakeholder terkait dalam melakukan perawatan jalan. "Itu karena masyarakat tahunya jalan mulus dan bisa dilalui. Tidak melihat apakah jalan itu milik nasional, provinsi atau kabupaten," bebernya.
(ven)