Ekspor Sarang Walet Indonesia Tembus Rp2,8 Triliun

Senin, 05 Maret 2018 - 23:37 WIB
Ekspor Sarang Walet...
Ekspor Sarang Walet Indonesia Tembus Rp2,8 Triliun
A A A
JAKARTA - Ekspor sarang walet asal Indonesia ke negara Asia terus meningkat. Tahun lalu, nilai ekspor menembus Rp2,8 triliun dengan volume 1.053 ton sarang walet. Saat ini, ekspor difokuskan untuk memenuhi permintaan dari China yang terus meningkat setiap tahun.

"Diperlukan komitmen yang kuat untuk memenuhi persyaratan yang diminta (importir)," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Banun Harpini dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018).

Barantan sebagai salah satu instansi yang bertanggungjawab dalam penjaminan pemenuhan persyaratan yang diminta oleh China, terus mendorong pihak pelaku usaha untuk dapat memenuhinya.

Barantan juga mengingatkan para pengusaha sarang walet untuk memperhatikan tiga syarat utama agar bisa ekspor ke Cina, yakni ketelusuran (traceability), bersih dengan kandungan nitrit <30 ppm dan telah diproses pemanasan 70ºC selama 3,5 detik.

Seperti diketahui, pada tahun 2015, sarang burung walet Indonesia sudah dapat ekspor langsung ke China, di mana sebelumnya harus lewat negara ketiga, salah satunya Hong Kong. Perjuangan untuk dapat mengekspor langsung ke China membutuhkan waktu yang cukup lama.

Pada April 2012 ditandatangani Protokol Persyaratan Higenitas, Karantina dan Pemeriksaan untuk Importasi Produk Sarang Burung Walet dari Indonesia ke China, antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina Republik Rakyat Cina. Perlu waktu tiga tahun setelah penandatanganan Protokol baru Indonesia dapat melakukan ekspor langsung sarang burung walet ke China.

Diperlukan komunikasi yang baik antara pemerintah, dalam hal ini Barantan selaku penjamin mutu dan persyaratan dengan para pelaku usaha. Pemerintah siap memfasilitasi dan membantu dalam pemenuhan persyaratan, karena ini membawa nama Indonesia.

"Jangan sampai produk kita kalah dari negara tetangga. Kita juga perlu mewaspadai pesaing kita seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam," jelas Banun Harpini.

Ekspor sarang burung walet Indonesia, terutama ke China menunjukan tren meningkat, tahun 2016 ekspor sarang burung walet Indonesia mencapai 23 ton dari 7 perusahaan terdaftar. Dan pada tahun 2017 mencapai 52 ton dari 8 perusahaan terdaftar. Sampai dengan 2017, sarang walet Indonesia menguasai sekitar 70% pasar China bila dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Pada Januari 2018, ada 7 perusahaan dari 8 perusahaan yang terdaftar melakukan ekspor sarang burung walet ke China dengan volume mencapai 4 ton lebih.

Dengan tren peningkatan permintaan ekspor ini, Barantan pun segera menyusun kebijakan teknis Tentang Pemanasan Sarang Walet Ekspor ke China agar dapat menyesuaikan metode pemanasan sesuai dengan persyaratan yang diminta. Hal ini sesuai dengan rekomendasi perbaikan hasil audit terhadap perusahaan sarang burung oleh pihak China, CNCA tahun 2017.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0777 seconds (0.1#10.140)