Produksi Bus Listrik, Pabrik Baterai Bakal Dibangun di Indonesia

Senin, 12 Maret 2018 - 06:06 WIB
Produksi Bus Listrik,...
Produksi Bus Listrik, Pabrik Baterai Bakal Dibangun di Indonesia
A A A
JAKARTA - Mendukung bus listrik buatan PT Mobil Anak Bangsa (MAB) untuk berlanjut hingga tahapan produksi, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko berencana membangun pabrik baterai di Indonesia. Sebelumnya bus listrik Anak Bangsa menarik banyak perhatian saat dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo, di Jakarta Convention Centre (JCC).

“Kami saat ini akan upgrade bus dahulu, kami akan buat semakin nyaman. Saya juga melihat dari beberapa karoseri sudah punya standar bagus, dan akan menggandeng karoseri Gemilang Malaysia karena mereka juga tertarik,” ujar Moeldoko.

Tak berhenti sampai di situ, Ia juga mengutarakan telah berencana untuk membangun pabrik baterai di Indonesia. Bahkan dirinya menyebut realisasinya tidak akan terlalu lama, beberapa perusahaan dari negara lain juga sudah melakukan pendekatan kerjasama.

“Ada dari Korea, China, Shanghai, dan ada juga dari Jepang, sementara dari lokal memang belum ada. Kami juga punya SDM yang punya keahlian di bidang manajemen baterai, nanti kita bisa kolaborasi dengan luar negeri dan terjadi TOT (Transfer of Technology) dan ke depan akan 100%,” paparnya.

Meski begitu belum dijelaskan secara detail soal langkah investasi pabrik baterai yang akan dilakukannya, dan siapa perusahaan yang kemudian akan menjadi mitran ke depan. “Mohon maaf saya tidak bisa menjelaskan. Namun, setidaknya sudah ada kesepakatan dengan partner saya dari luar negeri, yang ingin membangun pabrik baterai di sini, itu poinnya," tegas Moeldoko

"Ini kemudian akan berkaitan dengan value ekonominya, nanti apa mungkin saya yang akan menyiapkan tanahnya, sementara mereka akan membuat pabriknya sampai dengan pengembangan dan yang lainnya,” sambungnya.

Dia menambahkan hal ini menjadi penting, lantaran mendirikan pabrik baterai listrik merupakan salah satu komponen utama dari kendaraan listrik. Meski begitu, Moeldoko menyatakan, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi.

"Guna membangun pabrik baterai itu isunya ada pada masalah limbah, faktor lingkungan. Kalau menurut saya, faktor limbah itu sebenarnya bisa dieliminasi. Caranya dengan standardisasi yang tinggi, dan punya rasa tanggung jawab. Saya tidak ingin seandainya membangun pabrik baterai di indonesia menimbulkan masalah lingkungan. Jadi nanti harus ketat, menjaga tanggung jawab sosial itu penting," terang dia.

Selain itu, kendala bahan material menjadi masalah lainnya. Logam yang menjadi bahan untuk membuat baterai kini masih sulit didapat. "Kami masih sulit mendapatkan logam. Semoga nanti ke depannya bila sudah berjalan, kami dapat mengembangkan pembuatan logam sendiri, seperti yang sudah kami miliki di Bangka," tambah Moeldoko.

Dengan adanya bantuan kerjasama dari pihak yang sudah ahli di bidang kendaraan listrik, Ia memprediksi dalam 5 tahun Maxvel sudah 100% kandungan lokalnya bisa tercapai. "Nanti ke depannya akan 100%. Seperti mobil listrik yang saya bangun ini kita dengan pihak Shanghai itu kita mengirimkan tim saya 12 kali ke sana, ada 10-11 ke sini timnya Shanghai ke Indonesia saling mondar-mandir, saling mengisi," tuturnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)