Pemkot Bandung Jajaki Penerbangan ke Timur Tengah

Selasa, 13 Maret 2018 - 01:07 WIB
Pemkot Bandung Jajaki Penerbangan ke Timur Tengah
Pemkot Bandung Jajaki Penerbangan ke Timur Tengah
A A A
BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, menjajaki penerbangan langsung dari Bandung ke Timur Tengah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengaku, pihaknya saat ini sedang menjajaki membuka penerbangan langsung dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke Timur Tengah (Jeddah). Rencana itu saat ini masih dimatangkan dengan PT Angkasa Pura II, selaku pengelola Bandara Husein Aastranegara.

"Salah satu wisatawan asing yang sedang kami bidik adalah wisatawan Timur Tengah. Caranya dengan membuka penerbangan langsung dari Bandung. Saat ini masih proses pembahasan dengan Angkasa Pura," jelas Kenny, Senin (12/3/2018).

Dia berharap, rencana tersebut bisa terealisasi pada 2018 ini. Berbagai terobosan, lanjut Kenny mesti diambil pengelola Bandara Husein Sastranegara Bandung agar kunjungan ke Bandung tetap tinggi. Apalagi, dalam waktu dekat Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) akan segera beroperasi.

"Kita tidak boleh kalah dong. Jangan sampai, ketika BIJB mulai beroperasi, penerbangan ke Bandung turun drastis, seperti Bandara Halim dulu. Makanya perlu beberapa terobosan penting," tegas dia.

Selain membidik market baru, Pemkot Bandung juga harus mempertahankan kunjungan wisman Malaysia dan Singapura ke Bandung. Selama ini, kedua negara itu menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisman ke Bandung. Pada kondisi normal, kunjungan wisman ke Bandung dari Bandara Husein antara 10.000-14.000 orang per bulan.

Salah satu konsep yang bisa ditawarkan Pemkot Bandung adalah menawarkan wisata halal. Pemkot Bandung mengandalkan aplikasi Visit Halal untuk mempertahankan dan menambah wisatawan muslim datang ke Bandung.

"Aplikasinya sudah ada, namanya Visit Halal. Itu hasil kerja sama dengan Salman ITB. Memang perlu penyermpurnaan dari SKPD dan industri pariwisata. Dengan begitu akan semakin banyak tempat wisata atau pelayanan wisata yang halal," kata Kenny.

Diakui dia, wisata halal saat ini sudah menjadi tuntutan. Pertumbuhan muslim dunia diperkirakan mencapai 27% pada 2030. Artinya, mobilitas muslim yang akan traveling akan tambah banyak. Tuntutan wisata halal tak hanya di negara muslim, di negara non muslim, wisata halal sudah mulai diterapkan dan berkembang.

"Lombok bahkan sudah menjadi destinasi wisata halal terbaik di dunia. Mengalahkan Malaysia. Nah mereka bisa, kenapa kita tidak. Sekarang tinggal bagaimana ini memudahkan mereka berwisata, khususnya wisatawan muslim. Tapi yang non muslim juga mendapat manfaatnya dari situ," imbuh Kenny.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6878 seconds (0.1#10.140)