Harga Minyak Dunia Balik Menguat Terimbas Data Ekonomi China
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia merayap dengan kenaikan tipis setelah mengalami penurunan dua hari pada awal pekan ini. Dukungan berasal dari laporan persediaan minyak mentah AS yang tidak naik terlalu besar seperti diperkirakan sebelumnya untuk menjadi sinyak permintaan kembali pulih.
Dilansir Reuters, Rabu (14/3/2018) laporan data ekonomi China yang semakin kuat juga menjadi sentimen positif bagi pasar minyak Internasional. Tercatat harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD60,84 per barel pada pukul 0225 GMT atau meningkat 13 sen yang setara 0,2% dari sebelumnya.
Sementara harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada level USD64,74 per barel lewat kenaikan sebesar 10 sen atau 0,15%. Di sisi lain persediaan minyak mentah Negeri Paman Sam -julukan AS- naik 1,2 juta barel dalam sepakan hingga 9 Maret menjadi 428 juta barel, seperti disampaikan American Petroleum Institute.
Dukungan juga berasal dari China, di mana produksi minyak mentah dalam negeri Januari hingga Februari turun 1,9% pada tahun ini menjadi 30,37 juta ton atau setara dengan 3,77 juta barel per hari (bpd), menurut data dari Biro Statistik Nasional. Pada saat yang sama, throughput minyak mentah naik 7,3% menjadi 93,4 juta ton.
Hal tersebut menyiratkan perlunya lebih banyak aktivitas impor. Output industri China sendiri tumbuh 7,2% dalam dua bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mengalahkan ekspektasi kenaikan 6,1%. Meski demikian, pasar minyak masih relatif lemah. Harga belum kembali ke level tertinggi pada Januari lalu yang sempat menyentuh di atas USD70 per barel untuk Brent dan hampir USD67 untuk WTI.
"Pasokan AS yang terus berkembang semakin menimbulkan risiko penurunan yang signifikan terhadap harga minyak," kata Stephen Innes, kepala perdagangan untuk Asia Pasifik di pialang berjangka OANDA.
Dilansir Reuters, Rabu (14/3/2018) laporan data ekonomi China yang semakin kuat juga menjadi sentimen positif bagi pasar minyak Internasional. Tercatat harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD60,84 per barel pada pukul 0225 GMT atau meningkat 13 sen yang setara 0,2% dari sebelumnya.
Sementara harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada level USD64,74 per barel lewat kenaikan sebesar 10 sen atau 0,15%. Di sisi lain persediaan minyak mentah Negeri Paman Sam -julukan AS- naik 1,2 juta barel dalam sepakan hingga 9 Maret menjadi 428 juta barel, seperti disampaikan American Petroleum Institute.
Dukungan juga berasal dari China, di mana produksi minyak mentah dalam negeri Januari hingga Februari turun 1,9% pada tahun ini menjadi 30,37 juta ton atau setara dengan 3,77 juta barel per hari (bpd), menurut data dari Biro Statistik Nasional. Pada saat yang sama, throughput minyak mentah naik 7,3% menjadi 93,4 juta ton.
Hal tersebut menyiratkan perlunya lebih banyak aktivitas impor. Output industri China sendiri tumbuh 7,2% dalam dua bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mengalahkan ekspektasi kenaikan 6,1%. Meski demikian, pasar minyak masih relatif lemah. Harga belum kembali ke level tertinggi pada Januari lalu yang sempat menyentuh di atas USD70 per barel untuk Brent dan hampir USD67 untuk WTI.
"Pasokan AS yang terus berkembang semakin menimbulkan risiko penurunan yang signifikan terhadap harga minyak," kata Stephen Innes, kepala perdagangan untuk Asia Pasifik di pialang berjangka OANDA.
(akr)