BI Klaim Rasio Utang Luar Negeri RI Lebih Baik Dibanding Malaysia
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa saat ini rasio utang luar negeri Indonesia (ULN) mencapai 34,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun cukup tinggi, namun rasio tersebut diklaim masih lebih baik dibanding negara lain yang setara dengan Indonesia.
Direktur Departemen Statistik BI Tutuk S Cahyono mengungkapkan, rasio utang luar negeri Malaysia jauh lebih tinggi dibanding Indonesia yaitu sekitar 68%. Menurutnya, Indonesia memiliki rasio yang hampir setara dengan Thailand yang mencapai 33,9%.
"Posisi Indonesia di antara negara peer group countries yang punya klasifikasi yang sama. External debt to GDP kita skitar 34,7%, Indonesia masih lebih baik dari Malaysia. Kita kurang lebih sama dengan Thailand," katanya di Gedung BI, Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Sementara itu, jika dilihat rasio utang luar negeri Indonesia terhadap neraca transaksi berjalan maka rasio ULN Indonesia adalah sekitar 167,7%. Posisi ini lebih baik dibanding Brazil yang sebesar 261,5% dan Turki yang sebesar 207,9%.
"Rasio external debt terhadap current account receipt menunjukkan perbaikan didorong oleh peningkatan penerimaan transaksi berjalan yang melampaui kenaikan posisi ULN. Jadi ULN memang naik, tapi penerimaan kita juga meningkat. Sehingga peningkatan di transaksi berjalan lebih besar dibanding kenaikan ULN. Ini mencerminkan adanya peningkatan kemampuan penghasilan valas dalam menanggung kewajiban ULN," tandasnya.
Direktur Departemen Statistik BI Tutuk S Cahyono mengungkapkan, rasio utang luar negeri Malaysia jauh lebih tinggi dibanding Indonesia yaitu sekitar 68%. Menurutnya, Indonesia memiliki rasio yang hampir setara dengan Thailand yang mencapai 33,9%.
"Posisi Indonesia di antara negara peer group countries yang punya klasifikasi yang sama. External debt to GDP kita skitar 34,7%, Indonesia masih lebih baik dari Malaysia. Kita kurang lebih sama dengan Thailand," katanya di Gedung BI, Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Sementara itu, jika dilihat rasio utang luar negeri Indonesia terhadap neraca transaksi berjalan maka rasio ULN Indonesia adalah sekitar 167,7%. Posisi ini lebih baik dibanding Brazil yang sebesar 261,5% dan Turki yang sebesar 207,9%.
"Rasio external debt terhadap current account receipt menunjukkan perbaikan didorong oleh peningkatan penerimaan transaksi berjalan yang melampaui kenaikan posisi ULN. Jadi ULN memang naik, tapi penerimaan kita juga meningkat. Sehingga peningkatan di transaksi berjalan lebih besar dibanding kenaikan ULN. Ini mencerminkan adanya peningkatan kemampuan penghasilan valas dalam menanggung kewajiban ULN," tandasnya.
(akr)