Tingkatkan Pariwisata, Pemerintah Ingin Jadikan Ambon Kota Musik Dunia
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Badan Ekonomi Kreati (Bekraf), dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendukung industri pariwisata di Kota Ambon, Maluku. Salah satunya dengan mondorong Ambon sebagai Kota Musik Dunia ke-18 tahun 2019 mendapat dukungan besar.
Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan Ambon diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan (Unesco) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Pada tahun 2019 harus ditargetkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia. Namun, harus ada kegiatan kreatif lainnya sebagai pertanda Ambon adalah Kota Musik Dunia," kata Bambang.
Bambang menambahkan, Ambon sebagai kota musik dunia juga harus didukung oleh infrastruktur dan elemen lainnya. Sehingga, ketika ada wisatawan lokal maupun dari mancanegara datang, mereka tidak hanya menikmati musik saja.
Bambang menilai potensi wisata di Ambon tidak kalah dengan daerah lain. Pariwisata Ambon potensi untuk dikembangkan. Caranya dengan menawarkan paket wisata.
"Infrastruktur harus dibangun. Sehingga, wisatawan bukan hanya nonton musik namun juga bisa menikmati paket wisata unggulan yang ada di Ambon," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Kemenpar, Hariyanto menambahkan, dari segi pemasaran, Kemenpar terus mendukung berbagai kegiatan atau festival yang ada di Provinsi Maluku salah satunya Kota Ambon. Seperti Festival Teluk Ambon, Pesta Rakyat Banda, Festival Budaya Banda, Festival Musik Jalur Rempah.
Tahun 2018 sendiri ditargetkan kunjungan wisatawan mencapai 25.000 wisatawan mancanegara (wisman) dan 150 ribu wisatawan nusantara (wisnus).
"Karena itu, perlu inovasi istimewa termasuk agenda musik dunia di Ambon. Perlu perhatian serius Bekraf dan Kemenpar. Diharapkan Java Jazz tahun depan (2019) dapat terlaksana di Kota Ambon, tidak di Jakarta terus. Agenda musik internasional tersebut selayaknya digelar di destinasi pariwisata sekitar Ambon," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (18/3/2018).
Lebih lanjut, Hariyanto mengatakan, Kemenpar akan mendukung dan memaksimalkan serta mempromosikan Ambon baik destinasi maupun lewat Calendar of Event.
Sebab, warga Ambon bukan saja memiliki DNA bermusik, juga daerah dengan indeks kebahagiaan tertinggi di Indonesia (BPS), di mana itu selaras dengan pariwisata.
"Kerja sama pentahelix yang meliputi lima unsur itu tidak bisa diremehkan. Yakni Academician, Business, Community, Government, dan Media. Kelimanya harus tampil dalam satu barisan, satu tujuan, memajukan pariwisata di Provinsi Maluku khususnya Kota Ambon, dengan konsep pentahelix," ujar Hariyanto.
Menteri Pariwisata Arief mengapresiasi percepatan Kota Ambon untuk ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia. Menurutnya, keindahan alam dan budaya Maluku itu sudah kelas dunia.
Teluk Ambon misalnya, memiliki seni musik dan memiliki potensi nilai jual tinggi. Jadi bisa digabung dengan Festival Teluk Ambon dan musik, untuk menjadikan Ambon kota musik sedunia.
"Untuk mewujudkannya, semua unsur harus berperan aktif. Dan yang paling utama ialah masyarakatnya. Agar seluruh masyarakat Ambon turut berkontribusi mewujudkan Ambon sebagai kota musik bertaraf internasional," tandas Arief.
Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan Ambon diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan (Unesco) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Pada tahun 2019 harus ditargetkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia. Namun, harus ada kegiatan kreatif lainnya sebagai pertanda Ambon adalah Kota Musik Dunia," kata Bambang.
Bambang menambahkan, Ambon sebagai kota musik dunia juga harus didukung oleh infrastruktur dan elemen lainnya. Sehingga, ketika ada wisatawan lokal maupun dari mancanegara datang, mereka tidak hanya menikmati musik saja.
Bambang menilai potensi wisata di Ambon tidak kalah dengan daerah lain. Pariwisata Ambon potensi untuk dikembangkan. Caranya dengan menawarkan paket wisata.
"Infrastruktur harus dibangun. Sehingga, wisatawan bukan hanya nonton musik namun juga bisa menikmati paket wisata unggulan yang ada di Ambon," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Kemenpar, Hariyanto menambahkan, dari segi pemasaran, Kemenpar terus mendukung berbagai kegiatan atau festival yang ada di Provinsi Maluku salah satunya Kota Ambon. Seperti Festival Teluk Ambon, Pesta Rakyat Banda, Festival Budaya Banda, Festival Musik Jalur Rempah.
Tahun 2018 sendiri ditargetkan kunjungan wisatawan mencapai 25.000 wisatawan mancanegara (wisman) dan 150 ribu wisatawan nusantara (wisnus).
"Karena itu, perlu inovasi istimewa termasuk agenda musik dunia di Ambon. Perlu perhatian serius Bekraf dan Kemenpar. Diharapkan Java Jazz tahun depan (2019) dapat terlaksana di Kota Ambon, tidak di Jakarta terus. Agenda musik internasional tersebut selayaknya digelar di destinasi pariwisata sekitar Ambon," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (18/3/2018).
Lebih lanjut, Hariyanto mengatakan, Kemenpar akan mendukung dan memaksimalkan serta mempromosikan Ambon baik destinasi maupun lewat Calendar of Event.
Sebab, warga Ambon bukan saja memiliki DNA bermusik, juga daerah dengan indeks kebahagiaan tertinggi di Indonesia (BPS), di mana itu selaras dengan pariwisata.
"Kerja sama pentahelix yang meliputi lima unsur itu tidak bisa diremehkan. Yakni Academician, Business, Community, Government, dan Media. Kelimanya harus tampil dalam satu barisan, satu tujuan, memajukan pariwisata di Provinsi Maluku khususnya Kota Ambon, dengan konsep pentahelix," ujar Hariyanto.
Menteri Pariwisata Arief mengapresiasi percepatan Kota Ambon untuk ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia. Menurutnya, keindahan alam dan budaya Maluku itu sudah kelas dunia.
Teluk Ambon misalnya, memiliki seni musik dan memiliki potensi nilai jual tinggi. Jadi bisa digabung dengan Festival Teluk Ambon dan musik, untuk menjadikan Ambon kota musik sedunia.
"Untuk mewujudkannya, semua unsur harus berperan aktif. Dan yang paling utama ialah masyarakatnya. Agar seluruh masyarakat Ambon turut berkontribusi mewujudkan Ambon sebagai kota musik bertaraf internasional," tandas Arief.
(ven)