Hadapi Kebijakan AS, China Bentuk Tim Ekonomi Baru
A
A
A
BEIJING - China mengangkat salah satu orang kepercayaan Presiden Xi Jinping, Liu He, menempati salah satu posisi penting dalam pemerintahan sebagai wakil perdana menteri (PM), Senin (19/3/2018). Langkah itu diambil saat Beijing berupaya mengurangi praktek keuangan berisiko dan penumpukan utang yang dapat menciptakan risiko sistemik pada ekonomi terbesar kedua dunia tersebut.
Penunjukan Liu oleh parlemen itu dilakukan saat Amerika Serikat (AS) menekan China untuk memangkas surplus perdagangan hingga USD100 miliar. Liu,66, yang berpendidikan Universitas Harvard itu merupakan delegasi paling penting yang mengunjungi Washington baru-baru ini untuk mencegah terjadinya perang dagang dengan AS. Saat sebagian besar perubahan personel terjadi dalam tim ekonomi China, pemilihan Yi Gang sebagai gubernur baru Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) menjadi salah satu pilihan yang tak terduga.
Yi merupakan wakil gubernur PBOC dan hasil didikan Zhou Xiaochuan yang segera melepas jabatan sebagai gubernur Bank Sentral China. Penunjukan Yi menunjukkan China masih melanjutkan kebijakan moneter sebelumnya saat salah satu bank sentral terbesar dunia itu mempertimbangkan kebijakan baru. Yi akan menjalani tes pertama saat Bank Sentral AS (Federal Reserve) menaikkan suku bunga pada 21 Maret, sehari setelah sidang parlemen tahunan China berakhir. Pasar akan melihat respons PBOC atas kebijakan AS tersebut.
Kepala badan regulator perbankan dan asuransi yang baru dimerjer itu juga akan segera dimumkan. Guo Shuqing,61, yang saat ini memimpin Komisi Regulator Perbankan China dianggap sebagai kandidat unggulan untuk posisi di lembaga baru tersebut. Liu He diperkirakan membantu memperbaiki supervisi dan koordinasi antar regulator dan bank sentral untuk mengurangi risiko keuangan, sebagai kepala Komisi Pembangunan dan Stabilitas Keuangan (FSDC).
Itu akan menempatkan Liu pada posisi serupa bekas tokoh ekonomi Zhu Rongji yang dikenal dengan kemampuannya menangani hiperinflasi dan kekacauan ekonomi pada 1990-an. Zhu memegang posisi wakil PM dan gubernur bank sentral secara bersamaan dari 1993 hingga 1995, serta menjadi PM China pada 1998 hingga 2003.
Saat Xi memulai periode kedua sebagai presiden, Beijing merampingkan sejumlah regulator dan kementerian untuk mengurangi ketidakefisienan. China juga memperluas wewenang beberapa lembaga seperti bank sentral yang memperkuat kewenangan dalam pembuatan kebijakan. Xi juga mempromosikan tokoh pemberantas korupsi Wang Qishan memegang posisi wakil presiden China.
Para pengamat menilai berbagai langkah baru pemerintah itu sangat penting. "erbagai kementerian di Chian adalah raksasa, luas dan tidak pernah bicara dengan yang lain. Karena itu, untuk melengkapi yang lain, perintah harus turun dari atas ke bawah; agar semua kementerian itu dapat bekerja sama," ujar Cliff Tan, kepala riset pasar global Asia Timur di Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ. "Langkah tersebut menjamin berlanjutnya wewenang yang tidak pernah dilimpahkan, jika tidak maka tidak akan berjalan," kata Cliff Tan.
Liu sangat memahami isu-isu ekonomi di China dan terpilih Oktober lalu menjadi salah satu dari 25 anggota Politbiro, posisi tertinggi kedua dalam struktur kekuasaan politik setelah Komite Tetap Politbiro yang terdiri tujuh anggota. Liu meraih penghargaan studi ekonomi China pada 2015 untuk risetnya pada krisis keuangan global. Dia dianggap sebagai penggagas reformasi yang memangkas kelebihan kapasitas pabrik dan mengubah ekonomi menjauh dari industri-industri bernilai rendah.
Liu yang sangat fasih berbahasa Inggris itu meraih gelar master administrasi publik di Kennedy School of Government, Universitas Harvard, pada 1995. Dia memimpin kepala Kantor Umum Partai Komunis untuk Maslaah Keuangan dan Ekonomi. Dia juga menjabat sebagai wakil menteri Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) yang merupakan perencana ekonomi tertinggi China. Adapun Yi Gang,60, berpendidikan AS dan menjabat wakil gubernur PBOC sejak 2008. Dialah yang mengarahkan kebijakan moneter dan mata uang di China, termasuk devaluasi yuan pada 2015 dan yang terbaru, memperketat kontrol modal.
Penunjukan Liu oleh parlemen itu dilakukan saat Amerika Serikat (AS) menekan China untuk memangkas surplus perdagangan hingga USD100 miliar. Liu,66, yang berpendidikan Universitas Harvard itu merupakan delegasi paling penting yang mengunjungi Washington baru-baru ini untuk mencegah terjadinya perang dagang dengan AS. Saat sebagian besar perubahan personel terjadi dalam tim ekonomi China, pemilihan Yi Gang sebagai gubernur baru Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) menjadi salah satu pilihan yang tak terduga.
Yi merupakan wakil gubernur PBOC dan hasil didikan Zhou Xiaochuan yang segera melepas jabatan sebagai gubernur Bank Sentral China. Penunjukan Yi menunjukkan China masih melanjutkan kebijakan moneter sebelumnya saat salah satu bank sentral terbesar dunia itu mempertimbangkan kebijakan baru. Yi akan menjalani tes pertama saat Bank Sentral AS (Federal Reserve) menaikkan suku bunga pada 21 Maret, sehari setelah sidang parlemen tahunan China berakhir. Pasar akan melihat respons PBOC atas kebijakan AS tersebut.
Kepala badan regulator perbankan dan asuransi yang baru dimerjer itu juga akan segera dimumkan. Guo Shuqing,61, yang saat ini memimpin Komisi Regulator Perbankan China dianggap sebagai kandidat unggulan untuk posisi di lembaga baru tersebut. Liu He diperkirakan membantu memperbaiki supervisi dan koordinasi antar regulator dan bank sentral untuk mengurangi risiko keuangan, sebagai kepala Komisi Pembangunan dan Stabilitas Keuangan (FSDC).
Itu akan menempatkan Liu pada posisi serupa bekas tokoh ekonomi Zhu Rongji yang dikenal dengan kemampuannya menangani hiperinflasi dan kekacauan ekonomi pada 1990-an. Zhu memegang posisi wakil PM dan gubernur bank sentral secara bersamaan dari 1993 hingga 1995, serta menjadi PM China pada 1998 hingga 2003.
Saat Xi memulai periode kedua sebagai presiden, Beijing merampingkan sejumlah regulator dan kementerian untuk mengurangi ketidakefisienan. China juga memperluas wewenang beberapa lembaga seperti bank sentral yang memperkuat kewenangan dalam pembuatan kebijakan. Xi juga mempromosikan tokoh pemberantas korupsi Wang Qishan memegang posisi wakil presiden China.
Para pengamat menilai berbagai langkah baru pemerintah itu sangat penting. "erbagai kementerian di Chian adalah raksasa, luas dan tidak pernah bicara dengan yang lain. Karena itu, untuk melengkapi yang lain, perintah harus turun dari atas ke bawah; agar semua kementerian itu dapat bekerja sama," ujar Cliff Tan, kepala riset pasar global Asia Timur di Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ. "Langkah tersebut menjamin berlanjutnya wewenang yang tidak pernah dilimpahkan, jika tidak maka tidak akan berjalan," kata Cliff Tan.
Liu sangat memahami isu-isu ekonomi di China dan terpilih Oktober lalu menjadi salah satu dari 25 anggota Politbiro, posisi tertinggi kedua dalam struktur kekuasaan politik setelah Komite Tetap Politbiro yang terdiri tujuh anggota. Liu meraih penghargaan studi ekonomi China pada 2015 untuk risetnya pada krisis keuangan global. Dia dianggap sebagai penggagas reformasi yang memangkas kelebihan kapasitas pabrik dan mengubah ekonomi menjauh dari industri-industri bernilai rendah.
Liu yang sangat fasih berbahasa Inggris itu meraih gelar master administrasi publik di Kennedy School of Government, Universitas Harvard, pada 1995. Dia memimpin kepala Kantor Umum Partai Komunis untuk Maslaah Keuangan dan Ekonomi. Dia juga menjabat sebagai wakil menteri Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) yang merupakan perencana ekonomi tertinggi China. Adapun Yi Gang,60, berpendidikan AS dan menjabat wakil gubernur PBOC sejak 2008. Dialah yang mengarahkan kebijakan moneter dan mata uang di China, termasuk devaluasi yuan pada 2015 dan yang terbaru, memperketat kontrol modal.
(amm)