IHSG Jatuh 58,76 Poin, Bursa Asia Berakhir Bergelombang
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (22/3/2018) ditutup jatuh 58,76 poin atau 0,93% ke level 6.254,07. Sebelumnya, indeks dibuka menguat 0,3% atau 19,15 poin ke level 6.331,98.
Kamis ini, IHSG diperdagangkan di kisaran 6.252,98-6.351,31. Mayoritas sektor saham yang memburuk memberi tekanan kepada indeks, dengan tiga diantaranya terkoreksi lebih 1%. Yaitu saham industri dasar -1,56%, keuangan -1,51%, dan properti -1,28%.
Dari 494 saham, 226 melemah, 124 stabil, dan 144 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp10,74 triliun dari 15,05 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing Rp144,27 miliar, dengan aksi beli asing Rp3,48 triliun dan aksi beli asing Rp3,34 triliun.
Sementara itu, pasar Asia ditutup bergelombang setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya tahun ini. Mengutip CNBC, Kamis (22/3/2018), Nikkei 225 Jepang naik 0,99% atau 211,02 poin menjadi 24.591,99 dan Topix naik 0,65%, dengan sektor pertambangan bertambah 4,45% dan minyak menguat 3,06%.
Acuan Korea Selatan, Kospi naik 0,44% menjadi 2.496,02, pencapaian tertinggi tujuh minggu. Saham Samsung Electronics memberikan kontribusi ulebih tinggi, dengan ditutup naik 1,41%. Di Australia, S&P/ASX 200 tergelincir 0,22% ditutup menjadi 5.937,20 karena penurunan di semua sektor saham.
Pasar China ditutup menyerah, dengan indeks Hang Seng berkurang 0,61% karena jatuhnya saham teknologi. Shanghai turun 0,52% menjadi 3.263,83 dan Shenzhen melemah 0,49% berakhir pada 1,849.60. Mengutip Reuters, kerugian datang setelah Bank Rakyat China menaikkan suku bunga pada perjanjian pembelian kembali mundur tujuh hari, yang disebut sebagai reposisi terbalik, sebesar 5 basis poin. Langkah itu muncul setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga semalam.
Kamis ini, IHSG diperdagangkan di kisaran 6.252,98-6.351,31. Mayoritas sektor saham yang memburuk memberi tekanan kepada indeks, dengan tiga diantaranya terkoreksi lebih 1%. Yaitu saham industri dasar -1,56%, keuangan -1,51%, dan properti -1,28%.
Dari 494 saham, 226 melemah, 124 stabil, dan 144 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp10,74 triliun dari 15,05 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing Rp144,27 miliar, dengan aksi beli asing Rp3,48 triliun dan aksi beli asing Rp3,34 triliun.
Sementara itu, pasar Asia ditutup bergelombang setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya tahun ini. Mengutip CNBC, Kamis (22/3/2018), Nikkei 225 Jepang naik 0,99% atau 211,02 poin menjadi 24.591,99 dan Topix naik 0,65%, dengan sektor pertambangan bertambah 4,45% dan minyak menguat 3,06%.
Acuan Korea Selatan, Kospi naik 0,44% menjadi 2.496,02, pencapaian tertinggi tujuh minggu. Saham Samsung Electronics memberikan kontribusi ulebih tinggi, dengan ditutup naik 1,41%. Di Australia, S&P/ASX 200 tergelincir 0,22% ditutup menjadi 5.937,20 karena penurunan di semua sektor saham.
Pasar China ditutup menyerah, dengan indeks Hang Seng berkurang 0,61% karena jatuhnya saham teknologi. Shanghai turun 0,52% menjadi 3.263,83 dan Shenzhen melemah 0,49% berakhir pada 1,849.60. Mengutip Reuters, kerugian datang setelah Bank Rakyat China menaikkan suku bunga pada perjanjian pembelian kembali mundur tujuh hari, yang disebut sebagai reposisi terbalik, sebesar 5 basis poin. Langkah itu muncul setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga semalam.
(ven)