Dividen 2017, Tambang Emas Martabe Bagi Rp90,4 Miliar ke PT ANA
A
A
A
JAKARTA - PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, sepanjang 2017 telah membagikan dividen dengan total USD6,7 juta atau Rp90,466 miliar kepada PT Artha Nugraha Agung (PT ANA). Pembayaran dividen tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham PT Agincourt Resources, yang dilaksanakan pada Rabu, 21 Maret 2018, di Jakarta.
ANA ini merupakan sebuah badan usaha milik Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Pemprov Sumatera Utara dengan kepemilikan saham masing-masing 70% Pemkab Tapsel dan 30% Pemprov Sumut. Melalui pembayaran dividen ini, PT ANA telah menyelesaikan kewajiban pembayaran pinjaman sebesar USD4 juta kepada pemegang saham lainnya di PT Agincourt Resources.
Sehingga mulai tahun ini dividen dapat dimanfaatkan seluruhnya untuk kepentingan masyarakat sekitar tambang di Tapanuli Selatan dan Sumatera Utara. Pinjaman PT ANA tersebut sebelumnya digunakan untuk membeli saham 5% di PT Agincourt Resources. Adapun dari nilai total dividen yang diterima PT ANA tersebut, 40% digunakan untuk berbagai program pengembangan masyarakat di desa-desa lingkar tambang yang pengelolaannya diserahkan kepada Pemkab Tapsel.
Sementara itu, 60% disalurkan untuk Pemkab Tapsel melalui BUMD PT Tapanuli Selatan Membangun (TSM) dan Pemprov Sumut melalui BUMD PT Pembangunan Prasarana Sumut (PPSU). Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources Linda Siahaan merinci, pembayaran dividen perusahaan pada tahun lalu kepada PT ANA dilaksanakan dalam tiga tahap yakni pada April 2017, September 2017, dan Desember 2017.
"Pembagian dividen tahun lalu menjadi pencapaian terbaik bersama bagi PT Agincourt Resources, PT ANA, dan Pemkab Tapsel. Ini juga sesuai dengan harapan Kementerian ESDM yang menginginkan masyarakat di sekitar tambang dapat merasakan dampak positif dari kegiatan penambangan. Tentunya, kami semua berharap kedepannya kontribusi Tambang Emas Martabe melalui dividen akan semakin meningkat secara signifikan," jelas Linda.
Lebih lanjut, Ia menuturkan, dari total dividen yang diterima PT ANA pada tahun 2017, sebanyak Rp41,54 miliar khusus untuk program pengembangan masyarakat. "Nilai ini sangat besar dan kami menyerahkan sepenuhnya kepada Pemkab Tapsel untuk mengelola dana tersebut. Mulai tahun ini kami berharap dividen yang Tambang Emas Martabe bagikan dapat memberikan manfaat penuh kepada masyarakat," tambahnya.
Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Tim Duffy mengutarakan, Tambang Emas Martabe akan konsisten menerapkan transparansi dalam seluruh aspek kinerja perusahaan. Transparansi merupakan salah satu nilai inti perusahaan yang selalu tercermin dalam operasional perusahaan sehari-hari.
"Transparansi sangat kami junjung tinggi untuk mewujudkan good governance di PT Agincourt Resources. Kami berharap melalui transparansi, kami terus mendapatkan dukungan dari semua pemangku kepentingan atas operasional Tambang Emas Martabe secara berkelanjutan,” kata Tim.
Tim Duffy menambahkan, perusahaan selalu memenuhi kewajiban finansial sesuai Peraturan Pemerintah merupakan bagian tak terpisahkan dari tata kelola tambang bertanggung jawab yang dijalankan oleh Tambang Emas Martabe.
Lebih lanjut Tim menegaskan perusahaan telah melakukan pembayaran pajak dan royalti Tambang Emas Martabe ke kas negara dan kewajiban lainnya yang diharapkan turut berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia.
Sebagai informasi Tambang Emas Martabe dikelola dan dioperasikan oleh PT Agincourt Resources. Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam ("CoW") yang ditandatangani April 1997.
Tambang Emas Martabe mulai berproduksi penuh pada 24 Juli 2012 dan per 31 Desember 2017 memiliki sumberdaya 8,8 juta ounce emas dan 72 juta ounce perak. Kapasitas produksi Tambang Emas Martabe lebih dari 5 mtpa bijih yang menghasilkan sekitar 300.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak per tahun.
Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama PT Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (pemda) tidak mengalami perubahan.
Lebih dari 2.600 orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, sekitar 98% merupakan warga negara Indonesia, dan lebih dari 70% direkrut dari masyarakat di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya.
ANA ini merupakan sebuah badan usaha milik Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Pemprov Sumatera Utara dengan kepemilikan saham masing-masing 70% Pemkab Tapsel dan 30% Pemprov Sumut. Melalui pembayaran dividen ini, PT ANA telah menyelesaikan kewajiban pembayaran pinjaman sebesar USD4 juta kepada pemegang saham lainnya di PT Agincourt Resources.
Sehingga mulai tahun ini dividen dapat dimanfaatkan seluruhnya untuk kepentingan masyarakat sekitar tambang di Tapanuli Selatan dan Sumatera Utara. Pinjaman PT ANA tersebut sebelumnya digunakan untuk membeli saham 5% di PT Agincourt Resources. Adapun dari nilai total dividen yang diterima PT ANA tersebut, 40% digunakan untuk berbagai program pengembangan masyarakat di desa-desa lingkar tambang yang pengelolaannya diserahkan kepada Pemkab Tapsel.
Sementara itu, 60% disalurkan untuk Pemkab Tapsel melalui BUMD PT Tapanuli Selatan Membangun (TSM) dan Pemprov Sumut melalui BUMD PT Pembangunan Prasarana Sumut (PPSU). Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources Linda Siahaan merinci, pembayaran dividen perusahaan pada tahun lalu kepada PT ANA dilaksanakan dalam tiga tahap yakni pada April 2017, September 2017, dan Desember 2017.
"Pembagian dividen tahun lalu menjadi pencapaian terbaik bersama bagi PT Agincourt Resources, PT ANA, dan Pemkab Tapsel. Ini juga sesuai dengan harapan Kementerian ESDM yang menginginkan masyarakat di sekitar tambang dapat merasakan dampak positif dari kegiatan penambangan. Tentunya, kami semua berharap kedepannya kontribusi Tambang Emas Martabe melalui dividen akan semakin meningkat secara signifikan," jelas Linda.
Lebih lanjut, Ia menuturkan, dari total dividen yang diterima PT ANA pada tahun 2017, sebanyak Rp41,54 miliar khusus untuk program pengembangan masyarakat. "Nilai ini sangat besar dan kami menyerahkan sepenuhnya kepada Pemkab Tapsel untuk mengelola dana tersebut. Mulai tahun ini kami berharap dividen yang Tambang Emas Martabe bagikan dapat memberikan manfaat penuh kepada masyarakat," tambahnya.
Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Tim Duffy mengutarakan, Tambang Emas Martabe akan konsisten menerapkan transparansi dalam seluruh aspek kinerja perusahaan. Transparansi merupakan salah satu nilai inti perusahaan yang selalu tercermin dalam operasional perusahaan sehari-hari.
"Transparansi sangat kami junjung tinggi untuk mewujudkan good governance di PT Agincourt Resources. Kami berharap melalui transparansi, kami terus mendapatkan dukungan dari semua pemangku kepentingan atas operasional Tambang Emas Martabe secara berkelanjutan,” kata Tim.
Tim Duffy menambahkan, perusahaan selalu memenuhi kewajiban finansial sesuai Peraturan Pemerintah merupakan bagian tak terpisahkan dari tata kelola tambang bertanggung jawab yang dijalankan oleh Tambang Emas Martabe.
Lebih lanjut Tim menegaskan perusahaan telah melakukan pembayaran pajak dan royalti Tambang Emas Martabe ke kas negara dan kewajiban lainnya yang diharapkan turut berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia.
Sebagai informasi Tambang Emas Martabe dikelola dan dioperasikan oleh PT Agincourt Resources. Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam ("CoW") yang ditandatangani April 1997.
Tambang Emas Martabe mulai berproduksi penuh pada 24 Juli 2012 dan per 31 Desember 2017 memiliki sumberdaya 8,8 juta ounce emas dan 72 juta ounce perak. Kapasitas produksi Tambang Emas Martabe lebih dari 5 mtpa bijih yang menghasilkan sekitar 300.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak per tahun.
Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama PT Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (pemda) tidak mengalami perubahan.
Lebih dari 2.600 orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, sekitar 98% merupakan warga negara Indonesia, dan lebih dari 70% direkrut dari masyarakat di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya.
(akr)