Harga Minyak Anjlok Karena Perang Dagang Amerika Serikat-China
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah pada perdagangan Senin (26/3/2018) berbalik melemah, imbas perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dengan Republik Rakyat China yang membebani pasar global.
Melansir dari Reuters, Senin (26/3), kekhawatiran perang dagang AS lawan China telah melemahkan pasar saham Asia pada hari ini. Penurunan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump pada Kamis lalu meneken memorandum yang dapat mengenakan tarif hingga USD60 miliar terhadap impor dari China.
Kekhawatiran perang dagang membuat harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 37 sen atau 0,6% menjadi USD65,51 per barel pada pukul 02:55 GMT. Harga minyak Brent International turun 21 sen atau 0,3% menjadi USD70,24 per barel.
Harga minyak mentah juga tertekan oleh peningkatan jumlah rig pengeboran AS yang mencapai 804, jumlah tertinggi selama tiga tahun. Hal ini menyiratkan kenaikan lebih lanjut dalam produksi minyak Amerika. Sejak pertengahan 2016, Negeri Paman Sam telah menggenjot produksi minyaknya menjadi 10,4 juta barel per hari.
Seiring dengan fluktuasi harga minyak yang dipegang oleh Brent London dan WTI AS, China mulai menantang dengan membuat patokan harga minyak sendiri. Alasannya, benua Asia merupakan konsumen minyak terbesar dan paling berkembang pesat di dunia, namun sejauh ini belum memiliki patokan minyak.
Hari Senin ini, China mulai memperdagangkan patokan minyak mentah berjangka Shanghai atau Shanghai Futures Exchange (ShFE). Presiden konsultan energi FGE, Jeff Brown mengatakan ShFE mendapat dukungan dari pemerintah RRC (Beijing). Saingi Brent dan WTI, China Luncurkan Patokan Harga Minyak
"Mereka bertekad mendukungnya dan saya mendengar sejumlah perusahaan diminta atau ditekan untuk berdagang di ShFE untuk membantu patokan baru tersebut," ujarnya.
Harga minyak mentah berjangka Shanghai dibuka melompat 6% pada perdagangan Senin ini, dengan jumlah hampir 20 juta barel untuk kontrak September. Kontrak September dibuka pada angka 440,4 yuan per barel dan melompat setinggi 447,1 yuan per barel dalam beberapa menit pertama.
Pada pukul 02:24 GMT, harga naik 3,29% menjadi 430 yuan, dengan jumlah 19.122 lot atau setara dengan 19,1 juta barel minyak yang diperdagangkan. Patokan minyak mentah berjangka Shanghai diperdagangkan dengan mata uang China yaitu yuan.
Melansir dari Reuters, Senin (26/3), kekhawatiran perang dagang AS lawan China telah melemahkan pasar saham Asia pada hari ini. Penurunan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump pada Kamis lalu meneken memorandum yang dapat mengenakan tarif hingga USD60 miliar terhadap impor dari China.
Kekhawatiran perang dagang membuat harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 37 sen atau 0,6% menjadi USD65,51 per barel pada pukul 02:55 GMT. Harga minyak Brent International turun 21 sen atau 0,3% menjadi USD70,24 per barel.
Harga minyak mentah juga tertekan oleh peningkatan jumlah rig pengeboran AS yang mencapai 804, jumlah tertinggi selama tiga tahun. Hal ini menyiratkan kenaikan lebih lanjut dalam produksi minyak Amerika. Sejak pertengahan 2016, Negeri Paman Sam telah menggenjot produksi minyaknya menjadi 10,4 juta barel per hari.
Seiring dengan fluktuasi harga minyak yang dipegang oleh Brent London dan WTI AS, China mulai menantang dengan membuat patokan harga minyak sendiri. Alasannya, benua Asia merupakan konsumen minyak terbesar dan paling berkembang pesat di dunia, namun sejauh ini belum memiliki patokan minyak.
Hari Senin ini, China mulai memperdagangkan patokan minyak mentah berjangka Shanghai atau Shanghai Futures Exchange (ShFE). Presiden konsultan energi FGE, Jeff Brown mengatakan ShFE mendapat dukungan dari pemerintah RRC (Beijing). Saingi Brent dan WTI, China Luncurkan Patokan Harga Minyak
"Mereka bertekad mendukungnya dan saya mendengar sejumlah perusahaan diminta atau ditekan untuk berdagang di ShFE untuk membantu patokan baru tersebut," ujarnya.
Harga minyak mentah berjangka Shanghai dibuka melompat 6% pada perdagangan Senin ini, dengan jumlah hampir 20 juta barel untuk kontrak September. Kontrak September dibuka pada angka 440,4 yuan per barel dan melompat setinggi 447,1 yuan per barel dalam beberapa menit pertama.
Pada pukul 02:24 GMT, harga naik 3,29% menjadi 430 yuan, dengan jumlah 19.122 lot atau setara dengan 19,1 juta barel minyak yang diperdagangkan. Patokan minyak mentah berjangka Shanghai diperdagangkan dengan mata uang China yaitu yuan.
(ven)