Harga Gabah Tinggi, Bulog Karawang Kesulitan Serap Hasil Petani
A
A
A
KARAWANG - Akibat harga gabah masih tinggi Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Karawang-Bekasi kesulitan melakukan penyerapan gabah petani. Angka serapan setiap harinya masih rendah dengan hanya baru mampu menyerap sekitar 4000 ton gabah kering panen (GKP) selama 3 bulan dari rata-rata sekitar 5.400 ton per bulan.
Harga gabah di Kabupaten Karawang sendiri pada tingkat petani mencapai Rp4.900 perkilogramnya, jauh di atas pembelian pemerintah sesuai fleksibilitas yaitu Rp4.070 perkilogramnya. "Sejak awal tahun hingga memasuki triwulan kedua penyerapan gabah petani masih rendah karena harga gabah ditingkat petani masih tinggi," kata Kepala Bulog Sub Divre Karawang-Bekasi, Sulais, Selasa (3/4/2018).
"Setiap bulan biasanya kita mampu membeli gabah petani sebesar Rp5.400 ton beras dalam kondisi normal. Namun saat ini kita baru membeli gabah petani dalam 3 bulan ini sebanyak 4000 ton. Setelah harga gabah ditingkat petani sudah masuk dalam hitungan pembelian pemerintah baru kami akan melakukan pembelian lagi," sambungnya.
Menurut Sulais meski rata-rata harga gabah ditingkat petani masih tinggi, namun pihaknya masih terus melakukan optimalisasi kinerja untuk menyerap gabah petani lebih banyak lagi. "Setiap hari terjadi fluktuasi harga gabah di sejumlah daerah di Karawang yang cenderung menurun. Bulog segera melakukan pembelian jika penurunan harga tersebut sudah masuk harga pembelian pemerintah. "Kami terus melakukan monitoring penurunan harga gabah di sejumlah tempat," terang dia.
Lebih lanjut Ia menambahkan, Bulog sendiri memiliki sebanyak 32 mitra kerja, satuan kerja pengadaan dan kerja sama dengan PT Indo Beras Unggul (IBU) dan PT Jatisari Sri Rejeki (JSR) untuk melakukan penyerapan gabah di Bulog. Kendati begitu diakuinya untuk 32 mitra kerja sebagian besar masih belum memberikan hasil yang optimal.
"Kami pasang target mampu menyerap sebanyak 65 000 ton gabah petani untuk tahun ini. Pada saat panen raya nanti kita akan mampu mencapai target itu dimana harga juga akan turun," paparnya.
Dari hasil pemantauan menyebutkan kebanyakan petani lebih memilih menjual hasil panen kepada tengkulak karena harga jualnya masih tinggi dibandingkan harga Bulog. Harga pembelian yang dipatok tengkulak kepada petani sebesar Rp4.500 perkilogramnya dibandingkan dengan harga Bulog yang hanya Rp4.070 perkilogramnya.
Harga gabah di Kabupaten Karawang sendiri pada tingkat petani mencapai Rp4.900 perkilogramnya, jauh di atas pembelian pemerintah sesuai fleksibilitas yaitu Rp4.070 perkilogramnya. "Sejak awal tahun hingga memasuki triwulan kedua penyerapan gabah petani masih rendah karena harga gabah ditingkat petani masih tinggi," kata Kepala Bulog Sub Divre Karawang-Bekasi, Sulais, Selasa (3/4/2018).
"Setiap bulan biasanya kita mampu membeli gabah petani sebesar Rp5.400 ton beras dalam kondisi normal. Namun saat ini kita baru membeli gabah petani dalam 3 bulan ini sebanyak 4000 ton. Setelah harga gabah ditingkat petani sudah masuk dalam hitungan pembelian pemerintah baru kami akan melakukan pembelian lagi," sambungnya.
Menurut Sulais meski rata-rata harga gabah ditingkat petani masih tinggi, namun pihaknya masih terus melakukan optimalisasi kinerja untuk menyerap gabah petani lebih banyak lagi. "Setiap hari terjadi fluktuasi harga gabah di sejumlah daerah di Karawang yang cenderung menurun. Bulog segera melakukan pembelian jika penurunan harga tersebut sudah masuk harga pembelian pemerintah. "Kami terus melakukan monitoring penurunan harga gabah di sejumlah tempat," terang dia.
Lebih lanjut Ia menambahkan, Bulog sendiri memiliki sebanyak 32 mitra kerja, satuan kerja pengadaan dan kerja sama dengan PT Indo Beras Unggul (IBU) dan PT Jatisari Sri Rejeki (JSR) untuk melakukan penyerapan gabah di Bulog. Kendati begitu diakuinya untuk 32 mitra kerja sebagian besar masih belum memberikan hasil yang optimal.
"Kami pasang target mampu menyerap sebanyak 65 000 ton gabah petani untuk tahun ini. Pada saat panen raya nanti kita akan mampu mencapai target itu dimana harga juga akan turun," paparnya.
Dari hasil pemantauan menyebutkan kebanyakan petani lebih memilih menjual hasil panen kepada tengkulak karena harga jualnya masih tinggi dibandingkan harga Bulog. Harga pembelian yang dipatok tengkulak kepada petani sebesar Rp4.500 perkilogramnya dibandingkan dengan harga Bulog yang hanya Rp4.070 perkilogramnya.
(akr)