Konsumsi Terigu Meningkat, Bungasari Lakukan Ekspansi
A
A
A
JAKARTA - Potensi pasar tepung terigu di Indonesia terbilang masih sangat tinggi, di mana saat ini rata-rata konsumsi terigu di Indonesia baru mencapai 25 kg per tahun per kapita. Pertumbuhan pasar tepung terigu juga ditopang oleh peningkatan pendapatan masyarakat.
"Permintaan akan tepung terigu di Tanah Air diperkirakan bakal terus tumbuh ke depannya," tutur Sales & Marketing Director PT Bungasari Flour Mills Budianto Wijaya melalui siaran pers, Sabtu (7/4/2018).
Maraknya pertumbuhan industri pengolahan makanan dan kuliner seperti kafe, bakery, atau restoran, membuat kebutuhan tepung terigu terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi. Selain itu, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu poros ekspor industri pangan di antaranya produk biskuit yang berbahan baku terigu.
Bertumbuhnya industri terigu Indonesia telah diyakini Bungasari sejak kali pertama menancapkan bisnisnya di Indonesia pada tahun 2012. Pabrik tepung terigu Bungasari kini memiliki fasilitas paling modern di Indonesia.
"Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, kapasitas produksi pabrik Bungasari di Cilegon sudah terpakai dalam kondisi maksimal. Dikarenakan tingginya permintaan pasar yang saat ini tidak bisa diimbangi oleh kapasitas produksi di pabrik Bungasari yang ada, maka ekspansi tidak terelakkan lagi," jelas Budianto.
Di tahun 2018, perusahaan hasil sinergi dari FKS Group (Indonesia), Toyota Tsusho Corp (Jepang) dan Malayan Flour Mills Berhad (Malaysia) ini memasuki tahap awal dari periode ekspansi perusahaan. Untuk memenuhi besarnya pertumbuhan dan permintaan produk terigu Bungasari, belum lama ini Bungasari melakukan ground breaking untuk perluasan pabrik di Cilegon, dengan membangun fasilitas produksi dan silo (penyimpanan) fase kedua di lahan pabriknya.
"Perluasan ini akan membuat kapasitas produksi Bungasari meningkat dua kali lipat," kata Budianto.
Langkah ekspansi lanjutan setelah melakukan perluasan kapasitas pabrik di Cilegon adalah membangun sebuah pabrik baru di Medan, Sumatera Utara. "Rencana ini dilandasi untuk memenuhi tingginya permintaan terigu di berbagai daerah terutama di dareah Sumatera bagian utara serta Kepulauan Riau," paparnya.
Pertimbangan pemilihan lokasi di Medan dikarenakan masih belum banyaknya produsen tepung terigu yang mampu melayani permintaan dalam kapasitas besar di kawasan ini. "Diharapkan pada tahun 2020, fasilitas produksi Bungasari di Medan sudah rampung dan mulai beroperasi," jelas Budianto.
"Permintaan akan tepung terigu di Tanah Air diperkirakan bakal terus tumbuh ke depannya," tutur Sales & Marketing Director PT Bungasari Flour Mills Budianto Wijaya melalui siaran pers, Sabtu (7/4/2018).
Maraknya pertumbuhan industri pengolahan makanan dan kuliner seperti kafe, bakery, atau restoran, membuat kebutuhan tepung terigu terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi. Selain itu, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu poros ekspor industri pangan di antaranya produk biskuit yang berbahan baku terigu.
Bertumbuhnya industri terigu Indonesia telah diyakini Bungasari sejak kali pertama menancapkan bisnisnya di Indonesia pada tahun 2012. Pabrik tepung terigu Bungasari kini memiliki fasilitas paling modern di Indonesia.
"Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, kapasitas produksi pabrik Bungasari di Cilegon sudah terpakai dalam kondisi maksimal. Dikarenakan tingginya permintaan pasar yang saat ini tidak bisa diimbangi oleh kapasitas produksi di pabrik Bungasari yang ada, maka ekspansi tidak terelakkan lagi," jelas Budianto.
Di tahun 2018, perusahaan hasil sinergi dari FKS Group (Indonesia), Toyota Tsusho Corp (Jepang) dan Malayan Flour Mills Berhad (Malaysia) ini memasuki tahap awal dari periode ekspansi perusahaan. Untuk memenuhi besarnya pertumbuhan dan permintaan produk terigu Bungasari, belum lama ini Bungasari melakukan ground breaking untuk perluasan pabrik di Cilegon, dengan membangun fasilitas produksi dan silo (penyimpanan) fase kedua di lahan pabriknya.
"Perluasan ini akan membuat kapasitas produksi Bungasari meningkat dua kali lipat," kata Budianto.
Langkah ekspansi lanjutan setelah melakukan perluasan kapasitas pabrik di Cilegon adalah membangun sebuah pabrik baru di Medan, Sumatera Utara. "Rencana ini dilandasi untuk memenuhi tingginya permintaan terigu di berbagai daerah terutama di dareah Sumatera bagian utara serta Kepulauan Riau," paparnya.
Pertimbangan pemilihan lokasi di Medan dikarenakan masih belum banyaknya produsen tepung terigu yang mampu melayani permintaan dalam kapasitas besar di kawasan ini. "Diharapkan pada tahun 2020, fasilitas produksi Bungasari di Medan sudah rampung dan mulai beroperasi," jelas Budianto.
(fjo)