Pembagian Dividen Berpotensi Bawa IHSG ke Zona Hijau
A
A
A
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini berpotensi untuk rebound seiring dengan rilis data perekonomian nasional dan pembagian dividen tahun buku 2017 oleh beberapa emiten.
Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio mengatakan, sepanjang pekan lalu terdapat beberapa rilis data perekonomian nasional, di antaranya rilis data inflasi Maret (year on year/yoy) yang naik 2,67% atau di atas ekspektasi. Selain itu, juga data perkembangan pariwisata asing pada Februari 2018 yang naik 17,36%. "Dua data ini berhasil memberikan sentimen positif ke pelaku pasar dalam jangka pendek," kata Bertoni di Jakarta, Minggu (8/4/2018).
Meski begitu, sentimen positif tersebut masih tergerus oleh faktor eksternal, di mana terdapat perang dagang dengan kenaikan tarif antara dua negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat (AS) dan China yang masih menekan indeks saham. Sentimen perang dagang tersebut memicu kecemasan sehingga pasar modal dan pasar uang terus bergejolak. "Gejolak bursa global merambat ke gejolak bursa Asia maupun IHSG, instrumen pasar modal dan utang pun mengalami pelemahan pada perdagangan Indonesia," ujarnya.
Dia memperkirakan IHSG dalam sepekan ke depan masih akan terbebani isu kecemasan dari perang dagang antara AS dan China. Sementara sentimen rilis indikator ekonomi Indonesia maupun rencana pembagian dividen masih memberikan peluang sentimen positif. "Sejumlah emiten yang mencatat laba berencana membagikan dividennya kepada para pemegang saham, ini bisa berpeluang sebagai sentimen positif IHSG," paparnya.
Selain itu, rilis data China pada pekan depan seperti cadangan devisa China, inflasi Maret, data pinjaman baru China, data ekspor-impor maupun neraca perdagangan disinyalir memberikan peluang meredam kekhawatiran perang dagang. Anugerah Sekuritas Indonesia memproyeksikan pekan ini indeks saham akan bergerak pada kisaran 6.100-6.250.
Saham-saham small cap dan penantian pembagian dividen masih akan meramaikan perdagangan pada pekan ini. Sementara aksi jual bersih asing diperkirakan terus berlanjut mencatat net sell. "Secara teknikal IHSG, MACD untuk masuk tren turun, sinyal gerak akan membuat sideways, dengan volume perdagangan relatif sepi sekitar Rp5 triliun-7,5 triliun per hari," pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, awal pekan ini indeks berpeluang kembali menguat setelah ditutup melemah pada akhir pekan lalu. IHSG pada awal pekan berpotensi berada pada rentang 6.081-6.368. "IHSG pada awal pekan kedua bulan keempat tahun 2018 terlihat mulai bergeliat naik, support dapat dipertahankan dan teruji dengan baik sehingga pola kenaikan dalam jangka pendek mulai terlihat," kata William.
Menurut dia, kembalinya capital inflow masih sangat diharapkan dapat kembali memberikan sentimen positif terhadap IHSG pada saat ini. Kendati demikian, menurut william, pelaku pasar juga harus berhati-hati terhadap kondisi ekonomi global, misalnya perang dagang antara AS dan China.
Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Oskar Herliansyah menjelaskan laju IHSG sepanjang pekan lalu mengalami perubahan 0,23% menjadi 6.175,05 poin dari 6.188,98 poin pada perdagangan sepekan sebelumnya. Sementara nilai kapitalisasi pada BEI juga menurun 0,21% menjadi Rp6.870,15 triliun pada akhir pekan kemarin dari Rp6.884,88 triliun.
"Rata-rata nilai transaksi harian BEI pada sepanjang pekan lalu mengalami perubahan 61,05% menjadi Rp5,92 triliun dari Rp15,2 triliun, untuk rata-rata volume transaksi harian BEI juga berubah 22,58% menjadi Rp8,22 triliun dari Rp10,61 triliun," kata Oskar.
Meski begitu, rata-rata frekuensi transaksi harian BEI pada pekan kemarin tumbuh 21,82% menjadi 354,48 ribu kali transaksi dari 290,98 ribu transaksi sepekan sebelumnya. Investor asing mencatat aksi jual bersih menjadi Rp1,4 triliun dan secara keseluruhan pada tahun ini investor asing mencatat aksi jual bersih sebesar Rp24,89 triliun.
Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio mengatakan, sepanjang pekan lalu terdapat beberapa rilis data perekonomian nasional, di antaranya rilis data inflasi Maret (year on year/yoy) yang naik 2,67% atau di atas ekspektasi. Selain itu, juga data perkembangan pariwisata asing pada Februari 2018 yang naik 17,36%. "Dua data ini berhasil memberikan sentimen positif ke pelaku pasar dalam jangka pendek," kata Bertoni di Jakarta, Minggu (8/4/2018).
Meski begitu, sentimen positif tersebut masih tergerus oleh faktor eksternal, di mana terdapat perang dagang dengan kenaikan tarif antara dua negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat (AS) dan China yang masih menekan indeks saham. Sentimen perang dagang tersebut memicu kecemasan sehingga pasar modal dan pasar uang terus bergejolak. "Gejolak bursa global merambat ke gejolak bursa Asia maupun IHSG, instrumen pasar modal dan utang pun mengalami pelemahan pada perdagangan Indonesia," ujarnya.
Dia memperkirakan IHSG dalam sepekan ke depan masih akan terbebani isu kecemasan dari perang dagang antara AS dan China. Sementara sentimen rilis indikator ekonomi Indonesia maupun rencana pembagian dividen masih memberikan peluang sentimen positif. "Sejumlah emiten yang mencatat laba berencana membagikan dividennya kepada para pemegang saham, ini bisa berpeluang sebagai sentimen positif IHSG," paparnya.
Selain itu, rilis data China pada pekan depan seperti cadangan devisa China, inflasi Maret, data pinjaman baru China, data ekspor-impor maupun neraca perdagangan disinyalir memberikan peluang meredam kekhawatiran perang dagang. Anugerah Sekuritas Indonesia memproyeksikan pekan ini indeks saham akan bergerak pada kisaran 6.100-6.250.
Saham-saham small cap dan penantian pembagian dividen masih akan meramaikan perdagangan pada pekan ini. Sementara aksi jual bersih asing diperkirakan terus berlanjut mencatat net sell. "Secara teknikal IHSG, MACD untuk masuk tren turun, sinyal gerak akan membuat sideways, dengan volume perdagangan relatif sepi sekitar Rp5 triliun-7,5 triliun per hari," pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, awal pekan ini indeks berpeluang kembali menguat setelah ditutup melemah pada akhir pekan lalu. IHSG pada awal pekan berpotensi berada pada rentang 6.081-6.368. "IHSG pada awal pekan kedua bulan keempat tahun 2018 terlihat mulai bergeliat naik, support dapat dipertahankan dan teruji dengan baik sehingga pola kenaikan dalam jangka pendek mulai terlihat," kata William.
Menurut dia, kembalinya capital inflow masih sangat diharapkan dapat kembali memberikan sentimen positif terhadap IHSG pada saat ini. Kendati demikian, menurut william, pelaku pasar juga harus berhati-hati terhadap kondisi ekonomi global, misalnya perang dagang antara AS dan China.
Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Oskar Herliansyah menjelaskan laju IHSG sepanjang pekan lalu mengalami perubahan 0,23% menjadi 6.175,05 poin dari 6.188,98 poin pada perdagangan sepekan sebelumnya. Sementara nilai kapitalisasi pada BEI juga menurun 0,21% menjadi Rp6.870,15 triliun pada akhir pekan kemarin dari Rp6.884,88 triliun.
"Rata-rata nilai transaksi harian BEI pada sepanjang pekan lalu mengalami perubahan 61,05% menjadi Rp5,92 triliun dari Rp15,2 triliun, untuk rata-rata volume transaksi harian BEI juga berubah 22,58% menjadi Rp8,22 triliun dari Rp10,61 triliun," kata Oskar.
Meski begitu, rata-rata frekuensi transaksi harian BEI pada pekan kemarin tumbuh 21,82% menjadi 354,48 ribu kali transaksi dari 290,98 ribu transaksi sepekan sebelumnya. Investor asing mencatat aksi jual bersih menjadi Rp1,4 triliun dan secara keseluruhan pada tahun ini investor asing mencatat aksi jual bersih sebesar Rp24,89 triliun.
(amm)