Harga Minyak Melonjak Sejak 2014 Karena Meningkatnya Ketegangan di Suriah
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah melonjak tajam seiring dengan kekhawatiran akan kemungkinan tindakan militer Amerika Serikat dan Arab Saudi di Suriah. Melansir dari Reuters, Rabu (11/4/2018), dua patokan minyak berjangka, West Texas Intermediate dan Brent International mencapai level tertinggi sejak Desember 2014.
Harga minyak mentah Brent naik USD2,56 atau 3,7% menjadi USD71,21 per barel pada pukul 3:12 EDT. Sementara itu, harga minyak berjangka Amerika Serikat, WTI naik USD2,09 alias 3,3% menjadi USD65,51 per barel.
Kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah meningkat, setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan kunjungan kerja ke beberapa negara Amerika Selatan untuk fokus merespons terhadap perkembangan perang di Suriah.
Trump bertemu dengan para pejabat militer di Gedung Putih, membahas tanggapan pemerintah AS terhadap dugaan serangan senjata kimia yang dilakukan pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad terhadap rakyatnya sendiri.
Menambah ketegangan, Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman mengatakan negaranya bersedia menjadi bagian dari respons internasional terhadap kekerasan di Suriah.
Keterlibatan militer AS di Suriah dinilai bisa mengganggu rantai pasokan minyak mentah dan menyulitkan produsen untuk mengirim ke luar negeri. Sehingga bisa memicu penawaran minyak yang lebih tinggi.
Adapun keinginan harga tinggi ini, selaras dengan keinginan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih. Mengutip Bloomberg, Menteri Khalid menargetkan harga minyak mentah Brent bisa mencapai USD80 per barel pada tahun ini, untuk mendukung penawaran umum perdana (IPO) perusahaan minyak Saudi, Aramco.
Keinginan sang menteri ini merupakan bagian dari strategi Pangeran Mohammad bin Salman, yang pada pekan lalu mengatakan kepada majalah Time, dia mengharapkan peluncuran IPO Aramco bertepatan dengan harga minyak yang lebih tinggi.
"Kami percaya harga minyak akan semakin tinggi di tahun ini dan semakin tinggi lagi di 2019. Jadi kami mencoba untuk memilih waktu yang tepat," ujar Pangeran Mohammad bin Salman. Riyadh pada awalnya menargetkan IPO Aramco dilakukan pada medio tahun 2018, namun Saudi mengatakan tidak menutup kemungkinan IPO dilakukan tahun 2019.
Harga minyak mentah Brent naik USD2,56 atau 3,7% menjadi USD71,21 per barel pada pukul 3:12 EDT. Sementara itu, harga minyak berjangka Amerika Serikat, WTI naik USD2,09 alias 3,3% menjadi USD65,51 per barel.
Kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah meningkat, setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan kunjungan kerja ke beberapa negara Amerika Selatan untuk fokus merespons terhadap perkembangan perang di Suriah.
Trump bertemu dengan para pejabat militer di Gedung Putih, membahas tanggapan pemerintah AS terhadap dugaan serangan senjata kimia yang dilakukan pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad terhadap rakyatnya sendiri.
Menambah ketegangan, Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman mengatakan negaranya bersedia menjadi bagian dari respons internasional terhadap kekerasan di Suriah.
Keterlibatan militer AS di Suriah dinilai bisa mengganggu rantai pasokan minyak mentah dan menyulitkan produsen untuk mengirim ke luar negeri. Sehingga bisa memicu penawaran minyak yang lebih tinggi.
Adapun keinginan harga tinggi ini, selaras dengan keinginan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih. Mengutip Bloomberg, Menteri Khalid menargetkan harga minyak mentah Brent bisa mencapai USD80 per barel pada tahun ini, untuk mendukung penawaran umum perdana (IPO) perusahaan minyak Saudi, Aramco.
Keinginan sang menteri ini merupakan bagian dari strategi Pangeran Mohammad bin Salman, yang pada pekan lalu mengatakan kepada majalah Time, dia mengharapkan peluncuran IPO Aramco bertepatan dengan harga minyak yang lebih tinggi.
"Kami percaya harga minyak akan semakin tinggi di tahun ini dan semakin tinggi lagi di 2019. Jadi kami mencoba untuk memilih waktu yang tepat," ujar Pangeran Mohammad bin Salman. Riyadh pada awalnya menargetkan IPO Aramco dilakukan pada medio tahun 2018, namun Saudi mengatakan tidak menutup kemungkinan IPO dilakukan tahun 2019.
(ven)