Kegiatan Dunia Usaha pada Kuartal I/2018 Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa secara kuartalan (qtq), kegiatan usaha pada kuartal I/2018 meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari indikator Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada kuartal I/2018 sebesar 8,23% sedangkan pada kuartal IV/2017 hanya sebesar 7,4%.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati mengatakan, peningkatan kegiatan usaha itu, terjadi terutama di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan SBT sebesar 2,4%, dan sektor keuangan, real estat, maupun jasa perusahaan dengan SBT sebesar 2,62%. Sementara industri pengolahan memiliki SBT sebesar 2,17%.
"Kegiatan usaha pada kuartal I/2018 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Ke depan, ekspansi kegiatan usaha diperkirakan akan terus berlanjut," kata Yati di Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Seiring dengan peningkatan kegiatan usaha kuartal I/2018 (qtq), tingkat penggunaan kapasitas utilisasi secara rata-rata tercatat sebesar 76,27%, meningkat dari 75,05% pada kuartal sebelumnya.
Peningkatan kapasitas produksi terpakai terjadi pada sektor pertanian dan Industri Pengolahan. Dia melanjutkan, perbaikan kinerja sektor Industri Pengolahan pada kuartal I/2018 juga tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI)-SKDU yang berada pada fase ekspansi.
"Sejalan dengan peningkatan kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal I/2018 (SBT 2,17%), PMI-SKDU berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 50,14%," ungkap Yati. Menurutnya, ekspansi terutama didorong oleh kenaikan volume produksi (52,71%) dan volume pesanan (50,5%).
Adapun pada kuartal II/2018, kinerja industri pengolahan diperkirakan terus ekspansif, terindikasi dari PMI-SKDU yang meningkat menjadi sebesar 53,56%. Ekspansi sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh ekspansi volume produksi sebesar 64,79%.
Di sisi lain, perbaikan kinerja dunia usaha juga tercermin dari perkembangan penggunaan tenaga kerja yang terus meningkat. Kenaikan tingkat penggunaan tenaga kerja tercermin pada membaiknya kontraksi SBT jumlah tenaga kerja dari -0,89% pada kuartal IV/2017 menjadi -0,88% pada kuartal I/2018.
Berdasarkan sektor lapangan usaha, lanjut dia, peningkatan penggunaan tenaga kerja terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan SBT 0,81%. Responden menyampaikan, bahwa peningkatan penggunaan tenaga kerja tersebut seiring dengan peningkatan volume produksi.
"Pada kuartal II/2018 optimisme peningkatan kegiatan usaha juga didukung oleh perkiraan tingkat penggunaan tenaga kerja sebagaimana tercermin dari SBT sebesar 5,29%," urai Yati.
Peningkatan jumlah tenaga kerja diperkirakan terjadi pada sebagian besar sektor ekonomi, terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (SBT 1,40%), jasa-jasa (SBT 1,36%) dan keuangan, real estat dan jasa perusahaan (SBT 1,31%).
Dari sisi keuangan, kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha pada kuartal I/2018 pun dinilai cukup baik, dengan akses terhadap kredit perbankan yang lebih mudah. Adapun dunia usaha memperkirakan inflasi masih dalam kisaran sasaran inflasi 2018.
Secara rata-rata, dunia usaha memperkirakan inflasi pada 2018 sebesar 3,44% (yoy). Yati menuturkan, perkiraan tersebut masih berada dalam rentang sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5% ± 1%.
Perkiraan tingkat inflasi paling tinggi ditunjukkan oleh responden di sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan (rata-rata sebesar 3,51%). Sementara perkiraan inflasi paling rendah ditunjukkan oleh responden di sektor listrik, gas dan air bersih yaitu secara rata-rata sebesar 3,32%.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut, pada kuartal II/2018, kegiatan usaha diperkirakan meningkat lebih lanjut. Hal tersebut terutama didorong oleh penguatan permintaan dan faktor musiman Ramadhan dan Idul Fitri.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati mengatakan, peningkatan kegiatan usaha itu, terjadi terutama di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan SBT sebesar 2,4%, dan sektor keuangan, real estat, maupun jasa perusahaan dengan SBT sebesar 2,62%. Sementara industri pengolahan memiliki SBT sebesar 2,17%.
"Kegiatan usaha pada kuartal I/2018 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Ke depan, ekspansi kegiatan usaha diperkirakan akan terus berlanjut," kata Yati di Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Seiring dengan peningkatan kegiatan usaha kuartal I/2018 (qtq), tingkat penggunaan kapasitas utilisasi secara rata-rata tercatat sebesar 76,27%, meningkat dari 75,05% pada kuartal sebelumnya.
Peningkatan kapasitas produksi terpakai terjadi pada sektor pertanian dan Industri Pengolahan. Dia melanjutkan, perbaikan kinerja sektor Industri Pengolahan pada kuartal I/2018 juga tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI)-SKDU yang berada pada fase ekspansi.
"Sejalan dengan peningkatan kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal I/2018 (SBT 2,17%), PMI-SKDU berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 50,14%," ungkap Yati. Menurutnya, ekspansi terutama didorong oleh kenaikan volume produksi (52,71%) dan volume pesanan (50,5%).
Adapun pada kuartal II/2018, kinerja industri pengolahan diperkirakan terus ekspansif, terindikasi dari PMI-SKDU yang meningkat menjadi sebesar 53,56%. Ekspansi sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh ekspansi volume produksi sebesar 64,79%.
Di sisi lain, perbaikan kinerja dunia usaha juga tercermin dari perkembangan penggunaan tenaga kerja yang terus meningkat. Kenaikan tingkat penggunaan tenaga kerja tercermin pada membaiknya kontraksi SBT jumlah tenaga kerja dari -0,89% pada kuartal IV/2017 menjadi -0,88% pada kuartal I/2018.
Berdasarkan sektor lapangan usaha, lanjut dia, peningkatan penggunaan tenaga kerja terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan SBT 0,81%. Responden menyampaikan, bahwa peningkatan penggunaan tenaga kerja tersebut seiring dengan peningkatan volume produksi.
"Pada kuartal II/2018 optimisme peningkatan kegiatan usaha juga didukung oleh perkiraan tingkat penggunaan tenaga kerja sebagaimana tercermin dari SBT sebesar 5,29%," urai Yati.
Peningkatan jumlah tenaga kerja diperkirakan terjadi pada sebagian besar sektor ekonomi, terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (SBT 1,40%), jasa-jasa (SBT 1,36%) dan keuangan, real estat dan jasa perusahaan (SBT 1,31%).
Dari sisi keuangan, kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha pada kuartal I/2018 pun dinilai cukup baik, dengan akses terhadap kredit perbankan yang lebih mudah. Adapun dunia usaha memperkirakan inflasi masih dalam kisaran sasaran inflasi 2018.
Secara rata-rata, dunia usaha memperkirakan inflasi pada 2018 sebesar 3,44% (yoy). Yati menuturkan, perkiraan tersebut masih berada dalam rentang sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5% ± 1%.
Perkiraan tingkat inflasi paling tinggi ditunjukkan oleh responden di sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan (rata-rata sebesar 3,51%). Sementara perkiraan inflasi paling rendah ditunjukkan oleh responden di sektor listrik, gas dan air bersih yaitu secara rata-rata sebesar 3,32%.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut, pada kuartal II/2018, kegiatan usaha diperkirakan meningkat lebih lanjut. Hal tersebut terutama didorong oleh penguatan permintaan dan faktor musiman Ramadhan dan Idul Fitri.
(fjo)