Ekspor Minyak Sawit RI Masih Jadi Primadona
A
A
A
JAKARTA - Kerja sama perdagangan Amerika Serikat (AS) dan Indonesia masih menunjukkan tren positif di tengah kebijakan proteksionisme yang diusung ekonomi terbesar dunia tersebut. Hal ini terlihat dari ekspor Crude Palm Oli (CPO) atau minyak sawit yang masih meningkat ke Negeri Paman Sam -julukan AS- tersebut.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyebutkan bahwa ekspor CPO ke Amerika tidak dilarang. Pasalnya, Amerika tidak terpengaruh mengenai larangan Uni Eropa mengenai CPO Indonesia.
"Ekspor CPO Indonesia tercatat meningkat ke Amerika Serikat, dimana tahun lalu naik 54% dengan nilai mencapai USD1 miliar. Serta tidak ada tarif yang dikenakan untuk ekspor CPO Indonesia," ujar Mendag di Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Lanjutnya, Enggar menegaskan bahwa perang dagang antara Amerika dan China tidak akan mempengaruhi pasar ekspor Indonesia ke AS. Pasalnya terang dia, Indonesia tidak masuk dalam zona perang dagang tersebut.
"Kita mengikuti perkembangan yang ada karena dinamis. Apapun perkembangan yang terjadi sedikit banyak akan mempermgaruhi pertumbuhan ekonomi. Di kawasan kita berdua sepakat Indonesia bakal kerja sama cukup panjang dengan Amerika," paparnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada Maret 2018 mengalami peningkatan signifikan. Pada periode Maret 2018, ekspor Indonesia ke AS mencapai USD1,66 miliar atau meningkat 21,2% dibanding Februari 2018.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyebutkan bahwa ekspor CPO ke Amerika tidak dilarang. Pasalnya, Amerika tidak terpengaruh mengenai larangan Uni Eropa mengenai CPO Indonesia.
"Ekspor CPO Indonesia tercatat meningkat ke Amerika Serikat, dimana tahun lalu naik 54% dengan nilai mencapai USD1 miliar. Serta tidak ada tarif yang dikenakan untuk ekspor CPO Indonesia," ujar Mendag di Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Lanjutnya, Enggar menegaskan bahwa perang dagang antara Amerika dan China tidak akan mempengaruhi pasar ekspor Indonesia ke AS. Pasalnya terang dia, Indonesia tidak masuk dalam zona perang dagang tersebut.
"Kita mengikuti perkembangan yang ada karena dinamis. Apapun perkembangan yang terjadi sedikit banyak akan mempermgaruhi pertumbuhan ekonomi. Di kawasan kita berdua sepakat Indonesia bakal kerja sama cukup panjang dengan Amerika," paparnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada Maret 2018 mengalami peningkatan signifikan. Pada periode Maret 2018, ekspor Indonesia ke AS mencapai USD1,66 miliar atau meningkat 21,2% dibanding Februari 2018.
(akr)