El Nino Bikin Harga Minyak Sawit Melambung Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah dunia saat ini sedang mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Berdasarkan harga kontrak berjangka CPO yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange, harga CPO naik 0,3% ke RM 4.141/ton. Harga tersebut sepanjang minggu lalu, meroket 10,26% secara point-to-point.
Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung mengatakan bahwa pasar global saat ini mengalami kekurangan pasokan minyak sawit. Alhasil, harga CPO terus mengalami kenaikan.
"Saat ini yang terjadi di pasar global bukan karena permintaan yang tinggi melainkan pasokan yang sangat langka," katanya dalam Market Review IDX channel, Rabu (17/3/2021). ( Baca juga:Airlangga: Target Penyaluran B30 di 2021 Sebesar 9,2 juta Kiloliter )
Ia menjelaskan, stok minyak sawit di pasar internasional itu, khususnya di negara-negara importir turun sekitar 26% sejak 2019. Hal itu terus berlangsung hingga awal 2021 yang turun lagi dari 28-53%.
"Jadi sekarang ini dunia kekurangan minyak sawit, itu yang mendorong kenapa harga itu naik terus" ujarnya. ( Baca juga:Vaksinasi Dimulai, KPU Berharap Tak Ada Lagi Petugas dan Staf Kena Corona )
Ia mengungkapkan, turunnya produksi di negara penghasil sawit seperti Indonesia dan Malaysia dikarenakan adanya pengaruh badai El Nino yang masih berlangsung sampai hari ini. Ia memprediksi, kenaikan harga sawit akan terjadi sampai akhir semester I 2021.
"Itu diperkirakan sampai akan terjadi sampai bulan Juni di tahun ini. Jadi harga akan naik sampai akhir semester I tahun ini. Di Awal semester II produksi sudah mulai rebound, harga sawit akan turun," tandasnya.
Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung mengatakan bahwa pasar global saat ini mengalami kekurangan pasokan minyak sawit. Alhasil, harga CPO terus mengalami kenaikan.
"Saat ini yang terjadi di pasar global bukan karena permintaan yang tinggi melainkan pasokan yang sangat langka," katanya dalam Market Review IDX channel, Rabu (17/3/2021). ( Baca juga:Airlangga: Target Penyaluran B30 di 2021 Sebesar 9,2 juta Kiloliter )
Ia menjelaskan, stok minyak sawit di pasar internasional itu, khususnya di negara-negara importir turun sekitar 26% sejak 2019. Hal itu terus berlangsung hingga awal 2021 yang turun lagi dari 28-53%.
"Jadi sekarang ini dunia kekurangan minyak sawit, itu yang mendorong kenapa harga itu naik terus" ujarnya. ( Baca juga:Vaksinasi Dimulai, KPU Berharap Tak Ada Lagi Petugas dan Staf Kena Corona )
Ia mengungkapkan, turunnya produksi di negara penghasil sawit seperti Indonesia dan Malaysia dikarenakan adanya pengaruh badai El Nino yang masih berlangsung sampai hari ini. Ia memprediksi, kenaikan harga sawit akan terjadi sampai akhir semester I 2021.
"Itu diperkirakan sampai akan terjadi sampai bulan Juni di tahun ini. Jadi harga akan naik sampai akhir semester I tahun ini. Di Awal semester II produksi sudah mulai rebound, harga sawit akan turun," tandasnya.
(uka)