Gojek Disebut Sumbang Rp334 Miliar Per Tahun ke Perekonomian Medan
A
A
A
MEDAN - Lembaga Demografi (LD) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menyebutkan perusahaan transportasi berbasis aplikasi Go-Jek dapat menyumbangkan Rp334 milyar setiap tahunnya ke perekonomian kota Medan. Hal itu diketahui saat LD FEB UI memaparkan hasil survei yang dilakukannya selama kurun waktu bulan Oktober-Desember 2017.
Kepala LD FEB UI, Turro S Wongkaren menjelaskan, riset yang dilakukannya bersama tim ini mengenai perubahan-perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi penting dilaksanakan agar pengambilan kebijakan dan pendekatan program-program pemberdayaan masyarakat tepat sasaran.
"Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan tahun 2017. Tersebar di kota Medan dan kota Surabaya yang menjadi tempat penelitian. Target penelitian yakni mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen atau penumpang," jelasnya didampingi peneliti lainnya, Inaya Rakhmani saat memaparkan bertemakan Dampak Sosial Ekonomi Go-Jek Indonesia di Medan.
Hasil risetnya, kata Turro, terhadap mitra pengemudi roda dua yang ada di Kota Medan mencatat bahwa Go-Jek berkontribusi senilai Rp216 miliar per tahun dan Rp118 milyar melalui mitra UMKM ke perekonomian di Kota Medan. "Artinya Go-Jek telah mengurangi angka tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja," terangnya.
Adapun dari kontribusi yang diberikan melalui mitra pengemudi itu selisihnya Rp18 miliar lebih antar tahun. Selain itu, 89% mitra pengemudi merasa hidupnya berkualitas setelah bergabung dengan gojek. "Sehingga memang peningkatan untuk UMKM sekitar 67% setelah bergabung dengan mitra gojek. Untuk konsumen, hampir 100 persen merasa puas dan nyaman menggunakan gojek ini," ujar dia.
Dia menambahkan penelitian ini telah melibatkan sebanyak 385 konsumen, 375 mitra pengemudi, 86 mitra UMKM. Data tahun 2017 mencatat ada 26.000 mitra pengemudi dan 11.000 mitra UMKM yang telah bergabung dengan gojek. "Untuk kritik dan saran dalam hasil riset ini akan kami tampung dan menjadi pertimbangan bagi kami. Karena yang pastinya masih ada kekurangan sana-sini dalam melakukan survei dan menyusunnya menjadi lebih baik lagi," pungkasnya.
Kepala LD FEB UI, Turro S Wongkaren menjelaskan, riset yang dilakukannya bersama tim ini mengenai perubahan-perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi penting dilaksanakan agar pengambilan kebijakan dan pendekatan program-program pemberdayaan masyarakat tepat sasaran.
"Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan tahun 2017. Tersebar di kota Medan dan kota Surabaya yang menjadi tempat penelitian. Target penelitian yakni mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen atau penumpang," jelasnya didampingi peneliti lainnya, Inaya Rakhmani saat memaparkan bertemakan Dampak Sosial Ekonomi Go-Jek Indonesia di Medan.
Hasil risetnya, kata Turro, terhadap mitra pengemudi roda dua yang ada di Kota Medan mencatat bahwa Go-Jek berkontribusi senilai Rp216 miliar per tahun dan Rp118 milyar melalui mitra UMKM ke perekonomian di Kota Medan. "Artinya Go-Jek telah mengurangi angka tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja," terangnya.
Adapun dari kontribusi yang diberikan melalui mitra pengemudi itu selisihnya Rp18 miliar lebih antar tahun. Selain itu, 89% mitra pengemudi merasa hidupnya berkualitas setelah bergabung dengan gojek. "Sehingga memang peningkatan untuk UMKM sekitar 67% setelah bergabung dengan mitra gojek. Untuk konsumen, hampir 100 persen merasa puas dan nyaman menggunakan gojek ini," ujar dia.
Dia menambahkan penelitian ini telah melibatkan sebanyak 385 konsumen, 375 mitra pengemudi, 86 mitra UMKM. Data tahun 2017 mencatat ada 26.000 mitra pengemudi dan 11.000 mitra UMKM yang telah bergabung dengan gojek. "Untuk kritik dan saran dalam hasil riset ini akan kami tampung dan menjadi pertimbangan bagi kami. Karena yang pastinya masih ada kekurangan sana-sini dalam melakukan survei dan menyusunnya menjadi lebih baik lagi," pungkasnya.
(akr)