Harga Minyak Dunia Tembus Level Tertinggi Sejak 2014
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak Internasional mencapai level tertinggi sejak akhir 2014 pada perdagangan, Selasa (24/4/2018) didorong oleh harapan atas sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Ditambah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) terus berkomitmen menahan pasokan di tengah penguatan permintaan.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional untuk harga minyak meningkat menjadi USD75,20 per barel dalam perdagangan awal hingga ke level yang tidak terlihat sejak November 2014. Pada pukul 01.09 GMT, Brent masih berada pada posisi USD74,89/barel atau naik 18 sen yang setara dengan 0,2% dibandingkan sesi terakhir.
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di posisi USD68,84 per barel dengan lonjakan mencapai 20 sen yang setara dengan 0,3% dari sesi terakhir sebelumnya. Pasar telah mendapatkan dukungan dari kebijakan pemotongan produksi yang dipimpin OPEC sejak 2017, lalu dengan tujuan menopang pasar global.
Sentimen lainnya datang dari potensi sanksi AS yang bakal diperbarui terhadap Tehran. Amerika Serikat hingga 12 Mei memutuskan apakah akan meninggalkan kesepakatan nuklir Iran dan sebaliknya memperbarui sanksi terhadap anggota OPEC, yang akan semakin memperketat pasokan global.
Upaya OPEC untuk memperketat pasar dipimpin oleh eksportir utama Arab Saudi, di mana perusahaan minyak yang dikendalikan negara yakni Saudi Aramco mendorong harga yang lebih tinggi menjelang listing yang direncanakan akhir tahun ini atau 2019.
"Kekuatan minyak berasal dari komitmen Arab Saudi baru-baru ini untuk menempatkan kembali harga minyak hingga antara USD70 sampai USD80 per barel serta tingkat persediaan yang kembali dalam kisaran normal," kata Analis Investasi di Rivkin Securities Australia William O'Loughlin.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional untuk harga minyak meningkat menjadi USD75,20 per barel dalam perdagangan awal hingga ke level yang tidak terlihat sejak November 2014. Pada pukul 01.09 GMT, Brent masih berada pada posisi USD74,89/barel atau naik 18 sen yang setara dengan 0,2% dibandingkan sesi terakhir.
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di posisi USD68,84 per barel dengan lonjakan mencapai 20 sen yang setara dengan 0,3% dari sesi terakhir sebelumnya. Pasar telah mendapatkan dukungan dari kebijakan pemotongan produksi yang dipimpin OPEC sejak 2017, lalu dengan tujuan menopang pasar global.
Sentimen lainnya datang dari potensi sanksi AS yang bakal diperbarui terhadap Tehran. Amerika Serikat hingga 12 Mei memutuskan apakah akan meninggalkan kesepakatan nuklir Iran dan sebaliknya memperbarui sanksi terhadap anggota OPEC, yang akan semakin memperketat pasokan global.
Upaya OPEC untuk memperketat pasar dipimpin oleh eksportir utama Arab Saudi, di mana perusahaan minyak yang dikendalikan negara yakni Saudi Aramco mendorong harga yang lebih tinggi menjelang listing yang direncanakan akhir tahun ini atau 2019.
"Kekuatan minyak berasal dari komitmen Arab Saudi baru-baru ini untuk menempatkan kembali harga minyak hingga antara USD70 sampai USD80 per barel serta tingkat persediaan yang kembali dalam kisaran normal," kata Analis Investasi di Rivkin Securities Australia William O'Loughlin.
(akr)