Tata Steel Kaji Investasi di Industri Baja Indonesia

Selasa, 24 April 2018 - 16:42 WIB
Tata Steel Kaji Investasi di Industri Baja Indonesia
Tata Steel Kaji Investasi di Industri Baja Indonesia
A A A
JAKARTA - Produsen baja asal India, Tata Steel Ltd., tengah melakukan kajian untuk menanamkan modalnya di sektor hilir industri baja Indonesia. Meningkatnya investasi yang masuk ke industri baja nasional diyakini akan memperkuat struktur manufaktur nasional.

"Untuk itu, kami menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada para pelaku industri yang ingin ekspansi dan investasi baru di Tanah Air. Apalagi pemerintah terus bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif serta memberi kemudahan perizinan dan insentif," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Selasa (24/4/2018).

Menanggapi rencana investasi dari Tata Steel Ltd., Menperin menyampaikan, produsen baja asal India itu melaporkan minatnya menanamkan modal di Indonesia untuk masuk ke industri hilir kawat baja atau wire rod. "Mereka sedang survei lokasi dan cek regulasi," ungkapnya.

Menurut Airlangga, dana yang bakal digelontorkan perusahaan tersebut sekitar Rp632 miliar. Beberapa lokasi kawasan industri di dalam negeri yang tengah dijajaki Tata Steel untuk berinvestasi, di antaranya di Banten dan Jawa Timur.

"Mereka akan melakukan kajian dalam waktu satu bulan ini untuk mempelajari kemungkinan investasi," kata Plt Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) I Gusti Putu Suryawirawan.

Sementara itu, Vice President of Corporate Services Tata Steel Ltd. Sunil Bhaskaran menjelaskan, pihaknya memang mempertimbangkan opsi investasi di Indonesia karena merupakan negara dengan ekonomi yang sedang tumbuh dan banyak pembangunan di sektor infrastruktur.

"Kami merasa Indonesia merupakan pasar potensial sangat besar di ASEAN dan kami ingin melihat bagaimana bisa memiliki representasi di sini," ujarnya.

Industri baja di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh dengan rata-rata 6% per tahun sampai tahun 2025. Hal ini dipicu oleh tingginya permintaan bahan baku untuk sektor konstruksi yang tumbuh 8,5%, diikuti sektor automotif yang juga tumbuh 9,5%.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9832 seconds (0.1#10.140)