Dorong Percepatan Pembangunan Berkelanjutan Ekonomi dan Sosial
A
A
A
JAKARTA - PTTEP Indonesia dan CECT mendorong percepatan mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia lewat gelaran seminar berseri di Jakarta. Melalui seminar tersebut, disatukan lebih dari 100 pemeran utama di sektor publik dan swasta, serta LSM hingga akademisi.
PTTEP menekankan pentingnya seminar SDGs ini bagi semua stakeholder’s memainkan peran kolaboratif dan menciptakan front persatuan dalam upaya mencapai SDGs di Indonesia. SDGs merupakan serangkaian 17 tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan ekonomi dan sosial yang dihadapi dunia di dalam ‘The 2030 Agenda’.
Pemerintah sendiri sudah mengadopsi tujuan-tujuan ini hampir tiga tahun lalu bersama para pemimpin dunia, namun, tujuan ini tidak dapat diperjuangkan oleh Pemerintah saja. Sebagaimana dinyatakan dalam SDG 17, “Kemitraan untuk Tujuan”, “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” hanya dapat direalisasikan melalui komitmen dan kemitraan yang kuat di antara sejumlah besar pemangku kepentingan (stakeholders).
Menegaskan peran mereka dalam mencapai SDGs, PTTEP bermitra dengan CECT untuk melayani sebagai penyelenggara diskusi di antara para pemangku kepentingan utama di negara tersebut dan membentuk serangkaian seminar sebagai platform untuk bertindak, menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia.
Seminar pertama mereka di Jakarta mengumpulkan pejabat publik tingkat tinggi, pemimpin LSM, dan anggota kunci dari sektor swasta untuk menentukan jalan bagi kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Sebagai seseorang dari sektor swasta, kami menyadari bahwa untuk mencapai SDGs adalah upaya kolektif-kami tidak dapat melakukannya sendiri. Itulah mengapa ingin membuat forum di mana setiap orang dapat bertemu untuk berbagi peran masing-masing dan mendiskusikan bagaimana kami dapat bekerja sama untuk menciptakan dampak yang lebih tahan lama," ujar General Manager PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara di Jakarta.
Seminar perdana yang digelar, Rabu kemarin terdiri dari panel utama dengan peserta dari Pemerintah Indonesia, sektor swasta, dan LSM. Para panelis di seminar termasuk: General Affairs Manager PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara, Praktisi Keberlanjutan (Sustainibility) Terkemuka Jalal CSRI.
Lalu ada juga Kementerian Desa Direktur Jenderal Pengembangan Desa Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika, Chief Technical Officer dan Pendiri Kitabisa.com Vikra Ijas, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Yuli Pujihardi dan Manajer Program Senior British Council Indonesia Ari Sutanti.
"Socialpreneur telah meningkatkan pertumbuhan sosial dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan, maka sangat penting bagi semua sektor untuk mendukung mereka dalam mengadopsi inovasi sosial untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Melalui Seminar dan Lokakarya ini, kami berharap dapat mengubah paradigma orang tentang kontribusi sosial organisasi mereka,” kata Anastasia Putri dari CECT.
Ia juga bersikeras bahwa Indonesia tidak akan tertinggal di kancah global dalam mencapai Usulan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diusulkan. Selanjutnya PTTEP dan CECT akan menyelenggarakan empat seminar tambahan, melibatkan para pemangku kepentingan utama di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
“Kami memulai acara ini di Jakarta, tetapi kami juga akan menyelenggarakan seminar serupa di Makassar, Surabaya, Medan, dan Palembang dalam waktu dekat. Kami melakukan roadshow ini karena kami ingin menjangkau sebanyak mungkin LSM lokal dan pemerintah lokal. Kami ingin menciptakan dampak nyata dari program ini,” kata Manajer Umum PTTEP, Afiat Djajanegara.
“CSR bukan berbagi keuntungan, tetapi cara mencari keuntungan yang benar, dengan cara bermanfaat." ujar Jalal dari CSRI pada sesi panel pertama.
“Dalam melakukan kegiatan CSR, kami tidak hanya melihat dampak pada keuntungan, tetapi penting bagi kami untuk memperhatikan tercapainya SROI (Social Return on Investment),” tambahan Afiat Djajanegara.
“Hal yang paling harus perhatikan dalam membangun kemitraan keberlanjutan, adalah persamaan persepsi antar-partners, apabila hal tersebut sudah terpenuhi maka tujuan dari SDGs akan tercapai dengan baik,” ujar Vikra Ijas, CTO Kitabisa.com pada sesi konfrensi pers.
Selain seri seminar ini, PTTEP dan CECT juga akan secara kolaboratif menyelenggarakan lokakarya dua hari yang bertujuan untuk melatih LSM lokal tentang bagaimana cara terlibat secara lebih efektif dan bermitra dengan sektor swasta dan publik. Lokakarya ini akan dipimpin oleh para instruktur dari Program Magistrate-Magistrasi Guru di Universitas Trisakti.
Program pelatihan intensif ini akan mengajarkan LSM pentingnya membangun tata pemerintahan yang baik, mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan, beralih ke perusahaan, dan menciptakan program pengembangan masyarakat yang memiliki dampak berkelanjutan.
“Bekerja dengan LSM sangatlah penting bagi kami, karena mereka memainkan peranan penting sebagai mitra tepercaya bagi semua stakeholders. Oleh karena itu, kami percaya bahwa perlu untuk memberikan peningkatan kapasitas yang tepat agar LSM menjadi profesional di bidangnya dengan kompetensi yang tepat untuk memberikan hasil yang berkualitas tinggi," kata Manajer Umum PTTEP Afiat Djajanegara.
PTTEP menekankan pentingnya seminar SDGs ini bagi semua stakeholder’s memainkan peran kolaboratif dan menciptakan front persatuan dalam upaya mencapai SDGs di Indonesia. SDGs merupakan serangkaian 17 tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan ekonomi dan sosial yang dihadapi dunia di dalam ‘The 2030 Agenda’.
Pemerintah sendiri sudah mengadopsi tujuan-tujuan ini hampir tiga tahun lalu bersama para pemimpin dunia, namun, tujuan ini tidak dapat diperjuangkan oleh Pemerintah saja. Sebagaimana dinyatakan dalam SDG 17, “Kemitraan untuk Tujuan”, “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” hanya dapat direalisasikan melalui komitmen dan kemitraan yang kuat di antara sejumlah besar pemangku kepentingan (stakeholders).
Menegaskan peran mereka dalam mencapai SDGs, PTTEP bermitra dengan CECT untuk melayani sebagai penyelenggara diskusi di antara para pemangku kepentingan utama di negara tersebut dan membentuk serangkaian seminar sebagai platform untuk bertindak, menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia.
Seminar pertama mereka di Jakarta mengumpulkan pejabat publik tingkat tinggi, pemimpin LSM, dan anggota kunci dari sektor swasta untuk menentukan jalan bagi kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Sebagai seseorang dari sektor swasta, kami menyadari bahwa untuk mencapai SDGs adalah upaya kolektif-kami tidak dapat melakukannya sendiri. Itulah mengapa ingin membuat forum di mana setiap orang dapat bertemu untuk berbagi peran masing-masing dan mendiskusikan bagaimana kami dapat bekerja sama untuk menciptakan dampak yang lebih tahan lama," ujar General Manager PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara di Jakarta.
Seminar perdana yang digelar, Rabu kemarin terdiri dari panel utama dengan peserta dari Pemerintah Indonesia, sektor swasta, dan LSM. Para panelis di seminar termasuk: General Affairs Manager PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara, Praktisi Keberlanjutan (Sustainibility) Terkemuka Jalal CSRI.
Lalu ada juga Kementerian Desa Direktur Jenderal Pengembangan Desa Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika, Chief Technical Officer dan Pendiri Kitabisa.com Vikra Ijas, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Yuli Pujihardi dan Manajer Program Senior British Council Indonesia Ari Sutanti.
"Socialpreneur telah meningkatkan pertumbuhan sosial dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan, maka sangat penting bagi semua sektor untuk mendukung mereka dalam mengadopsi inovasi sosial untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Melalui Seminar dan Lokakarya ini, kami berharap dapat mengubah paradigma orang tentang kontribusi sosial organisasi mereka,” kata Anastasia Putri dari CECT.
Ia juga bersikeras bahwa Indonesia tidak akan tertinggal di kancah global dalam mencapai Usulan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diusulkan. Selanjutnya PTTEP dan CECT akan menyelenggarakan empat seminar tambahan, melibatkan para pemangku kepentingan utama di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
“Kami memulai acara ini di Jakarta, tetapi kami juga akan menyelenggarakan seminar serupa di Makassar, Surabaya, Medan, dan Palembang dalam waktu dekat. Kami melakukan roadshow ini karena kami ingin menjangkau sebanyak mungkin LSM lokal dan pemerintah lokal. Kami ingin menciptakan dampak nyata dari program ini,” kata Manajer Umum PTTEP, Afiat Djajanegara.
“CSR bukan berbagi keuntungan, tetapi cara mencari keuntungan yang benar, dengan cara bermanfaat." ujar Jalal dari CSRI pada sesi panel pertama.
“Dalam melakukan kegiatan CSR, kami tidak hanya melihat dampak pada keuntungan, tetapi penting bagi kami untuk memperhatikan tercapainya SROI (Social Return on Investment),” tambahan Afiat Djajanegara.
“Hal yang paling harus perhatikan dalam membangun kemitraan keberlanjutan, adalah persamaan persepsi antar-partners, apabila hal tersebut sudah terpenuhi maka tujuan dari SDGs akan tercapai dengan baik,” ujar Vikra Ijas, CTO Kitabisa.com pada sesi konfrensi pers.
Selain seri seminar ini, PTTEP dan CECT juga akan secara kolaboratif menyelenggarakan lokakarya dua hari yang bertujuan untuk melatih LSM lokal tentang bagaimana cara terlibat secara lebih efektif dan bermitra dengan sektor swasta dan publik. Lokakarya ini akan dipimpin oleh para instruktur dari Program Magistrate-Magistrasi Guru di Universitas Trisakti.
Program pelatihan intensif ini akan mengajarkan LSM pentingnya membangun tata pemerintahan yang baik, mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan, beralih ke perusahaan, dan menciptakan program pengembangan masyarakat yang memiliki dampak berkelanjutan.
“Bekerja dengan LSM sangatlah penting bagi kami, karena mereka memainkan peranan penting sebagai mitra tepercaya bagi semua stakeholders. Oleh karena itu, kami percaya bahwa perlu untuk memberikan peningkatan kapasitas yang tepat agar LSM menjadi profesional di bidangnya dengan kompetensi yang tepat untuk memberikan hasil yang berkualitas tinggi," kata Manajer Umum PTTEP Afiat Djajanegara.
(akr)