Pelaku Industri Kreatif Didorong Gunakan Aplikasi Bisma

Sabtu, 28 April 2018 - 23:09 WIB
Pelaku Industri Kreatif Didorong Gunakan Aplikasi Bisma
Pelaku Industri Kreatif Didorong Gunakan Aplikasi Bisma
A A A
SEMARANG - Ratusan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) mengikuti even Bisma Goes to Get Member (BIGGER) di MG Setos Hotel Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (28/4). Bisma atau Bekraf Information System and Mobile Application merupakan platform unggulan bagi pelaku kreatif untuk mendaftarkan diri ke database resmi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) lewat aplikasi dan website.

Dalam acara tersebut, para pelaku kreatif berbagi pengetahuan dengan narasumber yang terdiri dari pelaku, asosiasi dan komunitas ekraf dengan tiga masterclass, yakni Chef Molecular Gastronomy Indonesia Adrian Ishak, masterclass di bidang trend forecasting 2019-2020 Tee Dina Midiani dan Lia Mustafa, serta masterclass tentang kolaborasi desain Ilham Pinastiko dan Sylvie Arizkiany Salim.

Sekretaris Utama Bekraf, Mesdin Kornelis Simarmata mengatakan, even BIGGER ini diharapkan akan mendukung komunikasi dua arah antara pelaku kreatif dari 16 subsektor dengan Bekraf untuk memudahkan pemerintah menangkap masalah dan menerima saran seputar industri kreatif. Dengan begitu, ungkap Mesdin, dapat dihasilkan pemetaan akurat yang dapat membantu formulasi kebijakan ekonomi kreatif dan menciptakan ekosistem kreatif yang kondusif.

“Selain itu pelaku kreatif yang terdaftar di BISMA akan lebih mudah mendapatkan kesempatan untuk difasilitasi dan didukung oleh Bekraf dalam mengembangkan usaha kreatif mereka,” ujar Mesdin.

Menurutnya, selama ini pelaku kreatif sulit untuk mendapatkan fasilitasi permodalan dari perbankan. Oleh karena itu, pihaknya akan mengatasi kesulitan mereka melalui fasilitasi yang dilakukan oleh Bekraf.

Sementara, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Bekraf Abdur Rohim Boy mengungkapkan, berdasarkan hasil survey khusus ekonomi kreatif BKS dan Bekraf pada tahun 2016, penghasilan ekonomi kreatif tercatat Rp922,59 triliun yang meningkat 4,95% dari tahun sebelumnya.

Disebutkan, jumlah unit usaha ekonomi kreatif berdasarkan sensus ekonomi 2016 untuk KBLI ekonomi kreatif sebanyak 8.203.826 usaha. Sedangkan kegiatan yang diadakan di Kota Semarang menggandeng total 61.668 pelaku kreatif yang kebanyakan bergerak di subsektor kuliner.

“Tercatat total 61.668 pelaku kreatif yang kebanyakan bergerak di subsektor kuliner sebanyak 49.309 usaha, fesyen sebanyak 7.471 usaha, dan kriya sebanyak 4.468 usaha. Ini sangat potensial dalam pengembangan ekonomi kreatif bagi bekraf untuk berkoordinasi dan memfasilitasi terjadinya kolaborasi antar pelaku kreatif," ungkap Abdur Rohim.

Deputi Fasilitasi HAKI dan regulasi Ari Juliano menjanjikan bahwa pihaknya memberikan kesempatan dan fasilitasi kepada pelaku kreatif untuk mendapatkan kemudahan mendaftarkan HAKI terhadap produk yang dikembangkan. Dia mengakui hingga saat ini masih banyak pelaku kreatif yang mengalami kesulitan dalam memperoleh HAKI. "Kami setiap bulan melakukan pengecekan dan memberitahukan sejauh mana progress dari HAKI yang diajukan pelaku kreatif tersebut," terang Ari.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6009 seconds (0.1#10.140)