Capai Rp4.768 Triliun, Kredit Perbankan Maret 2018 Menanjak
A
A
A
JAKARTA - Penyaluran kredit perbankan pada periode Maret 2018 tercatat sebesar Rp4.768,8 triliun atau tumbuh 8,5% (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,2% (yoy) atau sekitar Rp4.691,7 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh peningkatan penyaluran kredit kepada debitur korporasi dengan pangsa 41,5% dari total kredit perbankan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, pertumbuhan kredit korporasi pada Maret tercatat sebesar 7,8% meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,3%.
Berdasarkan jenis penggunannya, peningkatan pertumbuhan kredit perbankan tersebut terjadi pada kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK) yaitu tumbuh meningkat masing masing dari 4,6% dan 11,1% pada Februari menjadi 5,3% dan 11,4%.
"Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut disebabkan oleh kecendrungan makin mudahnya penyaluran kredit perbankan seiring dengan penurunan indeks lending standard pada survei perbankan BI kuartal I 2018, terutama pada aspek suku bunga yang lebih rendah serta biaya persetujuan kredit yang lebih murah," kata Agusman di Jakarta, Selasa (1/5/2018).
Berdasarkan sektor ekonominya, peningkatan pertumbuhan KI terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi masing masing dari 8,6% dan 18% menjadi 8,7% dan 23,9%.
Menurut Agusman, peningkatan pertumbuhan KI sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan khususnya terjadi pada subsektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur.
"Sementara itu, peningkatan pertumbuhan terbesar KI sektor pengangkutan dan komunikasi terutama kepada perusahaan subsektor jasa telekomunikasi pada proyek proyek di DKI Jakarta dan Jawa Barat," paparnya.
Kredit konsumsi tercatat tumbuh meningkat dari 11,1% pada Februari 2018 menjadi 11,4% didorong oleh peningkatan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) roda empat. Disisi lain, pertumbuhan KMK tercatat melambat dari 8,5% pada Februari menjadi 8,4% utamanya disebabkan oleh perlambatan KMK sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi.
Dia melanjutkan, seiring dengan peningkatan penyaluran kredit oleh perbankan, kredit properti tercatat mengalami akselerasi pertumbuhan dari 12,5% menjadi 13,3%, khususnya pada kredit konstruksi dan real estate.
"Pertumbuhan kredit konstruksi tercatat meningkat dari 15,7% menjadi 18,1% terutama disebabkan oleh pertumbuhan kredit untuk konstruksi jalan tol yang berlokasi di Jawa Timur serta kredit konstruksi perumahan menengah besar dan mewah di Jawa Tengah," terang dia.
Kredit real estate tercatat tumbuh 9,1% lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,1%. Hal tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan kredit real estate gedung perkantoran di DKI Jakarta dan gedung perbelanjaan di Jawa Timur. Namun demikian, kredit KPR/KPA tercatat tumbuh melambat dari 12,2% menjadi 11,9%.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, pertumbuhan kredit korporasi pada Maret tercatat sebesar 7,8% meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,3%.
Berdasarkan jenis penggunannya, peningkatan pertumbuhan kredit perbankan tersebut terjadi pada kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK) yaitu tumbuh meningkat masing masing dari 4,6% dan 11,1% pada Februari menjadi 5,3% dan 11,4%.
"Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut disebabkan oleh kecendrungan makin mudahnya penyaluran kredit perbankan seiring dengan penurunan indeks lending standard pada survei perbankan BI kuartal I 2018, terutama pada aspek suku bunga yang lebih rendah serta biaya persetujuan kredit yang lebih murah," kata Agusman di Jakarta, Selasa (1/5/2018).
Berdasarkan sektor ekonominya, peningkatan pertumbuhan KI terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi masing masing dari 8,6% dan 18% menjadi 8,7% dan 23,9%.
Menurut Agusman, peningkatan pertumbuhan KI sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan khususnya terjadi pada subsektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur.
"Sementara itu, peningkatan pertumbuhan terbesar KI sektor pengangkutan dan komunikasi terutama kepada perusahaan subsektor jasa telekomunikasi pada proyek proyek di DKI Jakarta dan Jawa Barat," paparnya.
Kredit konsumsi tercatat tumbuh meningkat dari 11,1% pada Februari 2018 menjadi 11,4% didorong oleh peningkatan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) roda empat. Disisi lain, pertumbuhan KMK tercatat melambat dari 8,5% pada Februari menjadi 8,4% utamanya disebabkan oleh perlambatan KMK sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi.
Dia melanjutkan, seiring dengan peningkatan penyaluran kredit oleh perbankan, kredit properti tercatat mengalami akselerasi pertumbuhan dari 12,5% menjadi 13,3%, khususnya pada kredit konstruksi dan real estate.
"Pertumbuhan kredit konstruksi tercatat meningkat dari 15,7% menjadi 18,1% terutama disebabkan oleh pertumbuhan kredit untuk konstruksi jalan tol yang berlokasi di Jawa Timur serta kredit konstruksi perumahan menengah besar dan mewah di Jawa Tengah," terang dia.
Kredit real estate tercatat tumbuh 9,1% lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,1%. Hal tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan kredit real estate gedung perkantoran di DKI Jakarta dan gedung perbelanjaan di Jawa Timur. Namun demikian, kredit KPR/KPA tercatat tumbuh melambat dari 12,2% menjadi 11,9%.
(akr)