Buka Konvensi IPA ke-42, Jokowi Dorong Investasi Migas
Buka Konvensi IPA ke-42, Jokowi Dorong Investasi Migas
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini membuka Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-42 di Jakarta Convention Center (JCC) yang mengangkat tema "Driving Indonesia's Oil and Gas Global Competitiveness".
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menegaskan dukungan pemerintah kepada para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk meningkatkan investasi migas di dalam negeri.
Jokowi mengatakan, dirinya telah memberikan instruksi kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk memangkas birokrasi dan perizinan yang menyulitkan perusahaan migas selama ini.
"Dilaporkan sudah dipangkas 186 peraturan yang membuat ruwet, bertele-tele. Tapi khusus upstream atau hulu ada 14. Kita harap bisa lebih menyederhanakan dan memudahkan (regulasi) sehingga investasi makin banyak masuk ke negara kita," kata Presiden di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengakui andil industri dalam mendukung perekonomian serta menunjang sektor industri lainnya. "Bukan hanya puluhan triliun, tapi ratusan triliun tiap tahun. Ini adalah industri yang nama besar tokohnya saja bisa bikin gemetar politisi," selorohnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menegaskan dukungan pemerintah kepada para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk meningkatkan investasi migas di dalam negeri.
Jokowi mengatakan, dirinya telah memberikan instruksi kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk memangkas birokrasi dan perizinan yang menyulitkan perusahaan migas selama ini.
"Dilaporkan sudah dipangkas 186 peraturan yang membuat ruwet, bertele-tele. Tapi khusus upstream atau hulu ada 14. Kita harap bisa lebih menyederhanakan dan memudahkan (regulasi) sehingga investasi makin banyak masuk ke negara kita," kata Presiden di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengakui andil industri dalam mendukung perekonomian serta menunjang sektor industri lainnya. "Bukan hanya puluhan triliun, tapi ratusan triliun tiap tahun. Ini adalah industri yang nama besar tokohnya saja bisa bikin gemetar politisi," selorohnya.
(fjo)
Explore More