Laba HSBC Alami Penurunan 4% di Tiga Bulan Pertama 2018
A
A
A
LONDON - Laporan laba HSBC sedikit mengejutkan, lantaran laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 4% dalam tiga bulan pertama di 2018. Hal tersebut lantaran pengeluaran perusahaan lebih besar sehingga mengikis peningkatan pendapatan.
Seperti dilansir BBC, Jumat (4/5/2018) bank terbesar di Eropa tersebut melaporkan penghasilan mencapai USD4,8 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD5 miliar. Tetapi pemegang saham menyuarakan rencana pembelian kembali (buyback) saham senilai USD2 miliar.
Hal tersebut pertama kali diumumkan sejak John Flint mengambil alih posisi chief executive dari Stuart Gulliver. Sektor perbankan pada umumnya menuai hasil dari peningkatan ekonomi global. Pasalnya bank-bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan biaya pinjaman setelah lebih dari satu dekade menerapkan suku bunga rendah.
"Kami terus mendapatkan manfaat dari kenaikan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi, khususnya di Asia. Fokus utama kami adalah mengembangkan bisnis dengan aman, dan kami telah meningkatkan investasi untuk mencapai tujuan itu," ujar Flint.
Bank mengatakan pihaknya memperkirakan program pembelian kembali saham yang direncanakan menjadi satu-satunya yang ditawarkan pada 2018, "kami lihat ada peluang pertumbuhan,". HSBC sendiri saat ini sedang mengalami perombakan seperti adanya pemberhentian puluhan ribu staf dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu pertumbuhan di Asia dalam beberapa tahun terakhir telah membuahkan hasil, dengan manajemen kekayaan, perbankan komersial dan ritel menjadi pendorong utama pertumbuhan. Pemberi pinjaman, yang memiliki kantor pusat regionalnya di Hong Kong, terus ekspansi dengan hadir di daerah Delta Sungai Cina yang padat penduduk.
HSBC memberikan pinjaman kepada perusahaan di sektor real estate dan infrastruktur serta meningkatkan stafnya. Flint telah mengatur untuk mengembalikan bank ke jalurnya setelah serangkaian skandal termasuk keterlibatan HSBC dalam pencucian uang untuk kartel narkoba Meksiko.
Seperti dilansir BBC, Jumat (4/5/2018) bank terbesar di Eropa tersebut melaporkan penghasilan mencapai USD4,8 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD5 miliar. Tetapi pemegang saham menyuarakan rencana pembelian kembali (buyback) saham senilai USD2 miliar.
Hal tersebut pertama kali diumumkan sejak John Flint mengambil alih posisi chief executive dari Stuart Gulliver. Sektor perbankan pada umumnya menuai hasil dari peningkatan ekonomi global. Pasalnya bank-bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan biaya pinjaman setelah lebih dari satu dekade menerapkan suku bunga rendah.
"Kami terus mendapatkan manfaat dari kenaikan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi, khususnya di Asia. Fokus utama kami adalah mengembangkan bisnis dengan aman, dan kami telah meningkatkan investasi untuk mencapai tujuan itu," ujar Flint.
Bank mengatakan pihaknya memperkirakan program pembelian kembali saham yang direncanakan menjadi satu-satunya yang ditawarkan pada 2018, "kami lihat ada peluang pertumbuhan,". HSBC sendiri saat ini sedang mengalami perombakan seperti adanya pemberhentian puluhan ribu staf dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu pertumbuhan di Asia dalam beberapa tahun terakhir telah membuahkan hasil, dengan manajemen kekayaan, perbankan komersial dan ritel menjadi pendorong utama pertumbuhan. Pemberi pinjaman, yang memiliki kantor pusat regionalnya di Hong Kong, terus ekspansi dengan hadir di daerah Delta Sungai Cina yang padat penduduk.
HSBC memberikan pinjaman kepada perusahaan di sektor real estate dan infrastruktur serta meningkatkan stafnya. Flint telah mengatur untuk mengembalikan bank ke jalurnya setelah serangkaian skandal termasuk keterlibatan HSBC dalam pencucian uang untuk kartel narkoba Meksiko.
(akr)