Pemkab Aceh Barat-PT Meureubo Energi Indonesia Bangun PLTA 80 MW
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat berencana membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat, guna memenuhi pasokan listrik di wilayah tersebut.
Guna mewujudkan rencana tersebut, Pemkab Aceh Barat melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Direktur Utama PT Meurebo Energi Indonesia Abdul Djalil.
PT Meurebo Energi Indonesia terpilih menjadi investor dan perusahaan yang akan membangun PLTA dengan kapasitas 60-80 Megawatt (MW) tersebut. Penandatanganan dilakukan Bupati Aceh Barat Ramli MS dengan PT Meurebo Energi Indonesia.
Salah satu isi kesepakatan yang menjadi penekanan adalah, Pemkab Aceh Barat meminta pihak perusahaan mempekerjakan masyarakat aceh barat dengan komposisi 70% dan dari luar 30%. Rencananya, pembangkit tersebut akan mulai dibangun tahun ini.
"MoU ini menindaklanjuti dari pertemuan di Bali pada awal 2018 lalu," katanya dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (4/5/2018).
Selain tenaga kerja, Bupati Ramli juga meminta PT Meurebo Energi Indonesia membangun sekolah serta memberikan bea siswa kepada putra putri Aceh Barat yang berprestasi. Dengan begitu, nantinya mereka akan dapat dipekerjakan di perusahaan yang akan mendistribusikan aliran listrik tersebut.
"Ini agar pembangunan berdampak luas bagi masyarakat Aceh Barat, khususnya di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan," imbuh dia.
Direktur PT Meureubo Energi Indonesia Abdul Djalil menyambut gembira kesepakatan yang dicapai kedua pihak. Dia menjamin, tenaga kerja untuk pembangunan PLTA akan mengutamakan warga lokal dengan komposisi 70% seperti yang disebutkan dalam MoU. "Kami juga akan membangun sekolah seperti yang diminta Bupati," imbuhnya.
Abdul mengatakan, pembangunan sekolah dan penyerapan 70% tenaga kerja lokal adalah wujud komitmen perusahaan untuk selalu memberi dampak positif bagi masyarakat setempat.
"Kami berharap kedekatan psikologis dan sinergi dengan masyarakat setempat akan semakin memperkuat pondasi pembangunan, sehingga akhirnya bisa bermanfaat besar buat masyarakat dan juga perusahaan," tandasnya.
Guna mewujudkan rencana tersebut, Pemkab Aceh Barat melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Direktur Utama PT Meurebo Energi Indonesia Abdul Djalil.
PT Meurebo Energi Indonesia terpilih menjadi investor dan perusahaan yang akan membangun PLTA dengan kapasitas 60-80 Megawatt (MW) tersebut. Penandatanganan dilakukan Bupati Aceh Barat Ramli MS dengan PT Meurebo Energi Indonesia.
Salah satu isi kesepakatan yang menjadi penekanan adalah, Pemkab Aceh Barat meminta pihak perusahaan mempekerjakan masyarakat aceh barat dengan komposisi 70% dan dari luar 30%. Rencananya, pembangkit tersebut akan mulai dibangun tahun ini.
"MoU ini menindaklanjuti dari pertemuan di Bali pada awal 2018 lalu," katanya dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (4/5/2018).
Selain tenaga kerja, Bupati Ramli juga meminta PT Meurebo Energi Indonesia membangun sekolah serta memberikan bea siswa kepada putra putri Aceh Barat yang berprestasi. Dengan begitu, nantinya mereka akan dapat dipekerjakan di perusahaan yang akan mendistribusikan aliran listrik tersebut.
"Ini agar pembangunan berdampak luas bagi masyarakat Aceh Barat, khususnya di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan," imbuh dia.
Direktur PT Meureubo Energi Indonesia Abdul Djalil menyambut gembira kesepakatan yang dicapai kedua pihak. Dia menjamin, tenaga kerja untuk pembangunan PLTA akan mengutamakan warga lokal dengan komposisi 70% seperti yang disebutkan dalam MoU. "Kami juga akan membangun sekolah seperti yang diminta Bupati," imbuhnya.
Abdul mengatakan, pembangunan sekolah dan penyerapan 70% tenaga kerja lokal adalah wujud komitmen perusahaan untuk selalu memberi dampak positif bagi masyarakat setempat.
"Kami berharap kedekatan psikologis dan sinergi dengan masyarakat setempat akan semakin memperkuat pondasi pembangunan, sehingga akhirnya bisa bermanfaat besar buat masyarakat dan juga perusahaan," tandasnya.
(fjo)