Menteri Rini Tegaskan Peran BUMN Jaga Stabilitas Harga Gabah
A
A
A
BANTUL - Menteri Badan Usaha Milk Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan, pemerintah terus memberikan dukungannya bagi kesejahteraan petani melalui peran serta BUMN dalam program “Serap Gabah” yaitu kegiatan pembelian gabah langsung dari petani dengan tujuan menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.
“Dengan begitu, petani bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dan bisa menikmati hasil. Sehingga pada akhirnya bisa memberi kesejahteraan bagi petani dan keluarganya," kata Menteri Rini saat mengikuti panen raya bersama 200 petani di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Imogiri Bantul, Kabupaten Bantul di atas luas lahan panen sebesar 21 hektare (ha) dengan penyerapan gabah sebanyak 210 ton.
Para petani Kebonagung merupakan Kelompok Tani Ngudi Madya binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/ Bank BRI. Jenis padi yang ditanam merupakan jenis padi organik yang telah mendapatkan sertifikasi. Menteri Rini juga menyaksikan acara “Serap Gabah” yaitu kegiatan pembelian gabah hasil panen petani
Program “Serap Gabah” ini mengutamakan pembelian gabah pada harga pasar untuk para petani yang telah menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI dan pemegang Kartu Tani BRI. Sementara untuk pembeli hasil panen, Bank BRI bersinergi dengan PT Pertani (Persero) membeli gabah kering dengan harga ditetapkan sebesar Rp 5.700 per kilogram (kg)
Bank BRI mencatat, sejak program tersebut dicanangkan pada 20 Maret 2018, sinergi BRI dengan BUMN Pangan telah menyerap gabah di Provinsi DIY Yogyakarta dan Jawa Tengah sebesar total 639 ton yang di peroleh dari Karanganyar sebesar 225 ton, dari Sragen sebanyak 168 ton, dari Klaten sebanyak 36 ton dan dari Bantul sebanyak 210 ton.
Untuk wilayah Bantul, petani di kawasan ini telah mendapatkan KUR BRI dengan rata-rata sebesar Rp 10,5 –12,5 juta/ha untuk budidaya tanaman padi. Secara keseluruhan, Bank BRI telah menyalurkan KUR kepada petani padi pemilik Kartu Tani di Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan total plafon sebesar Rp 1,6 triliun. Selain mendapat jaminan dalam penyerapan hasil panen, petani juga mendapat jaminan melalui asuransi lahan dan asuransi kecelakaan kepada petani.
“Dengan begitu, petani bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dan bisa menikmati hasil. Sehingga pada akhirnya bisa memberi kesejahteraan bagi petani dan keluarganya," kata Menteri Rini saat mengikuti panen raya bersama 200 petani di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Imogiri Bantul, Kabupaten Bantul di atas luas lahan panen sebesar 21 hektare (ha) dengan penyerapan gabah sebanyak 210 ton.
Para petani Kebonagung merupakan Kelompok Tani Ngudi Madya binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/ Bank BRI. Jenis padi yang ditanam merupakan jenis padi organik yang telah mendapatkan sertifikasi. Menteri Rini juga menyaksikan acara “Serap Gabah” yaitu kegiatan pembelian gabah hasil panen petani
Program “Serap Gabah” ini mengutamakan pembelian gabah pada harga pasar untuk para petani yang telah menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI dan pemegang Kartu Tani BRI. Sementara untuk pembeli hasil panen, Bank BRI bersinergi dengan PT Pertani (Persero) membeli gabah kering dengan harga ditetapkan sebesar Rp 5.700 per kilogram (kg)
Bank BRI mencatat, sejak program tersebut dicanangkan pada 20 Maret 2018, sinergi BRI dengan BUMN Pangan telah menyerap gabah di Provinsi DIY Yogyakarta dan Jawa Tengah sebesar total 639 ton yang di peroleh dari Karanganyar sebesar 225 ton, dari Sragen sebanyak 168 ton, dari Klaten sebanyak 36 ton dan dari Bantul sebanyak 210 ton.
Untuk wilayah Bantul, petani di kawasan ini telah mendapatkan KUR BRI dengan rata-rata sebesar Rp 10,5 –12,5 juta/ha untuk budidaya tanaman padi. Secara keseluruhan, Bank BRI telah menyalurkan KUR kepada petani padi pemilik Kartu Tani di Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan total plafon sebesar Rp 1,6 triliun. Selain mendapat jaminan dalam penyerapan hasil panen, petani juga mendapat jaminan melalui asuransi lahan dan asuransi kecelakaan kepada petani.
(akr)