Daulat Pangan, RI Mulai Ekspor Komoditas Pertanian dan Perikanan
A
A
A
JAKARTA - Indonesia diyakini sudah mencapai daulat pangan untuk beberapa komoditas pertanian dan peternakan. Bahkan Indonesia di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sudah melakukan ekspor beberapa komoditas ke sejumlah negara.
"Alhamdulillah di era pemerintahan Jokowi-JK, khusus pangan kita ada beberapa sektor yang menggembirakan. Pertama, jangung dulu impor 3,6 juta kita sekarang sudah ekspor. 3,6 juta ton itu nilainya lebih dari Rp 10 triliun dan sudah ekspor," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Kedaulatan Pangan Pasca-Reformasi" di Graha PENA 98, Jakarta.
Selain jagung, lanjut Amran, Indonesia juga sudah swasembada atau surplus bawang merah sehingga sudah ekspor keenam negara di antaranya Thailand dan Srilangka. Indonesia juga sudah mengekspor kelapa ke beberapa negara termasuk negara-negara di Benua Eropa. "Kemudian ayam, dalam sejarah kita, baru saja sekitar 3 minggu lalu kita ekspor ke Jepan. Capai stabil, itulah capaian yang bisa banggakan," katanya.
Setelah surplus, Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus menggenjot produksi sejumlah komoditas pertanian dan peternakan demi mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 mendatang. "Terpenting adalah kita selesaikan scara bertahap. Isnya Allah pada saatnya nanti 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," kata Amran.
Sedangkan untuk Ramadhan dan Idul Fitri, Amran menyampaikan bahwa stok seluruh pangan dalam kondis aman karena Kementan telah menyiapkannya sejak dua bulan lalu. "Semua aman. Ada kemarin aku lihat ayam dengan telur naik, tidak ada alasan naik karena kita sudah surplus dan ekspor. Ini sudah berdaulut, kita sudah ekspor ke Jepang, Papua Nugini, Malaysia, Timor Leste, dan seterusnya, ini harus dipahami, bahwa ekspor pun kita lakukan. Jadi tidak ada alasan harga untuk naik," paparnya.
Ia menambahkan, bahwa pihaknya sudah mempersiapkan produksi komoditas pertanian untuk mengadapi Ramadhan dan Idul Fitri. Sedangkan soal kedelai, daging, dan gula pasir yang diprediksi permintaannya bertambah, Amran menyatakan semua komoditas sudah cukup. "Sudah cukup, pasokan cukup, seluruh komoditas strategis kita sudah antisipasi 2 bulan sebelumnya, produksi cukup," terang dia.
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP, M. Zulficar Mochtar yang dihadirkan sebagai pembicara dalam diskusi yang digelar PENA 98, menyampaikan, Indonesia menjadi negara yang ditakuti di bidang penindakan kejahatan perikanan (illegal fishing) setelah menenggelamkan ratusan kapal asing yang melanggar aturan.
"Indonesia sekarang menjadi negara yang paling ditakuti soal illegal fishing, kita dianggap negara paling serius menindaklanjuti ini. 373 kapal sudah kita tenggelamkan, ukurannya ada yang bersar, bermacam-macam sehingga kita lakukan upaya itu bagaimana kedaulatan ini ada," ujarnya.
Ketua Panitia Pameran Foto dan Diskusi 20 Tahun Reformasi PENA 98, Fendy Mugni menyampaikan, pihaknya mengyelenggarakan pemaran 400 foto tentang berbagai aksi memperjuangkan reformasi serta diskusi di 11 provinsi. Diskusi di antaranya bertempat di 25 perguruan di beberapa kota.
Dalam diskusi bertajuk "Kedaulatan Pangan Pasca-Reformasi" di Graha PENA 98, Jakarta. Hadir juga Direktur Eksekutif Nasional Rumah Tani Indonesia, Johanes Batara Manurung dan aktivis 98 juga aanggota Komisi I DPRD Provinsi Sulteng, Yadhi Basma.
"Alhamdulillah di era pemerintahan Jokowi-JK, khusus pangan kita ada beberapa sektor yang menggembirakan. Pertama, jangung dulu impor 3,6 juta kita sekarang sudah ekspor. 3,6 juta ton itu nilainya lebih dari Rp 10 triliun dan sudah ekspor," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Kedaulatan Pangan Pasca-Reformasi" di Graha PENA 98, Jakarta.
Selain jagung, lanjut Amran, Indonesia juga sudah swasembada atau surplus bawang merah sehingga sudah ekspor keenam negara di antaranya Thailand dan Srilangka. Indonesia juga sudah mengekspor kelapa ke beberapa negara termasuk negara-negara di Benua Eropa. "Kemudian ayam, dalam sejarah kita, baru saja sekitar 3 minggu lalu kita ekspor ke Jepan. Capai stabil, itulah capaian yang bisa banggakan," katanya.
Setelah surplus, Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus menggenjot produksi sejumlah komoditas pertanian dan peternakan demi mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 mendatang. "Terpenting adalah kita selesaikan scara bertahap. Isnya Allah pada saatnya nanti 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," kata Amran.
Sedangkan untuk Ramadhan dan Idul Fitri, Amran menyampaikan bahwa stok seluruh pangan dalam kondis aman karena Kementan telah menyiapkannya sejak dua bulan lalu. "Semua aman. Ada kemarin aku lihat ayam dengan telur naik, tidak ada alasan naik karena kita sudah surplus dan ekspor. Ini sudah berdaulut, kita sudah ekspor ke Jepang, Papua Nugini, Malaysia, Timor Leste, dan seterusnya, ini harus dipahami, bahwa ekspor pun kita lakukan. Jadi tidak ada alasan harga untuk naik," paparnya.
Ia menambahkan, bahwa pihaknya sudah mempersiapkan produksi komoditas pertanian untuk mengadapi Ramadhan dan Idul Fitri. Sedangkan soal kedelai, daging, dan gula pasir yang diprediksi permintaannya bertambah, Amran menyatakan semua komoditas sudah cukup. "Sudah cukup, pasokan cukup, seluruh komoditas strategis kita sudah antisipasi 2 bulan sebelumnya, produksi cukup," terang dia.
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP, M. Zulficar Mochtar yang dihadirkan sebagai pembicara dalam diskusi yang digelar PENA 98, menyampaikan, Indonesia menjadi negara yang ditakuti di bidang penindakan kejahatan perikanan (illegal fishing) setelah menenggelamkan ratusan kapal asing yang melanggar aturan.
"Indonesia sekarang menjadi negara yang paling ditakuti soal illegal fishing, kita dianggap negara paling serius menindaklanjuti ini. 373 kapal sudah kita tenggelamkan, ukurannya ada yang bersar, bermacam-macam sehingga kita lakukan upaya itu bagaimana kedaulatan ini ada," ujarnya.
Ketua Panitia Pameran Foto dan Diskusi 20 Tahun Reformasi PENA 98, Fendy Mugni menyampaikan, pihaknya mengyelenggarakan pemaran 400 foto tentang berbagai aksi memperjuangkan reformasi serta diskusi di 11 provinsi. Diskusi di antaranya bertempat di 25 perguruan di beberapa kota.
Dalam diskusi bertajuk "Kedaulatan Pangan Pasca-Reformasi" di Graha PENA 98, Jakarta. Hadir juga Direktur Eksekutif Nasional Rumah Tani Indonesia, Johanes Batara Manurung dan aktivis 98 juga aanggota Komisi I DPRD Provinsi Sulteng, Yadhi Basma.
(akr)