Ketahanan Pangan Mendesak, Aceh Kenalkan GAMPANG di Bimtek Publikasi

Rabu, 22 Juli 2020 - 14:16 WIB
loading...
Ketahanan Pangan Mendesak, Aceh Kenalkan GAMPANG di Bimtek Publikasi
Gerakan Aceh Mandiri Pangan (GAMPANG) diperkenalkan saat Indonesia saat ini dituntut untuk mandiri pangan karena impor sudah tidak mungkin dilakukan. Foto/Dok
A A A
ACEH - Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Publikasi/Penyebaran Informasi Penyelenggaraan Penyuluhan Serta Konsolidasi dan Sinkronisasi Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian, dimanfaatkan Pemerintah Aceh untuk memperkenalkan Gerakan Aceh Mandiri Pangan (GAMPANG). Bimtek berlangsung di Hermes Palace Hotel Ruang Aceh 1 Jln. T. Panglima Nyak Makam, Banda Aceh, Selasa-Jumat (21-24/07/2020).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi untuk Aceh yang menggerakan pertanian untuk mandiri pangan. “Untuk bisa mandiri pangan, untuk bisa menjaga ketahanan pangan, kita harus meningkatkan produksi. Penyuluh harus ke lapangan, petani harus ke lapangan. Semua harus turun untuk menggenjot produksi,” kata Mentan SYL.

(Baca Juga: Siapkan Ketahanan Pangan )

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi, GAMPANG sangat positif. Dimana Indonesia saat ini dituntut untuk mandiri pangan karena impor sudah tidak mungkin dilakukan.

“Sebab negara-negara eksportir pun menahan produk mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masing-masing. Untuk itu kita harus mandiri pangan. Daerah yang surplus produksinya, bisa berbagi ke daerah lain yang kekurangan. Seperti itu prinsipnya,” kata Dedi Nursyamsi.

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Dan Perkebunan Aceh A. Hanan mengatakan, GAMPANG diluncurkan menyusul meningkatnya kasus Covid-19 di Aceh pada periode Januari hingga Juni. Di sisi lain, pertumbuhan perekonomian menjadi minus.

“Dalam Gerakan Mandiri Pangan Aceh, kita melakukan aksi untuk memastikan ketersediaan baha-bahan pangan, seperti padi dan jagung, ikan lele, sayur-mayur, telur ayam, hingga ketersediaan air untuk pertanian,” tutur Hanan.

(Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Maksimalkan Keterlibatan Perempuan )

Ditambahkannya, gerakan ini membutuhkan peran Badan Penyuluh Pertanian (BPP). Sebab, BPP merupakan Basis Utama Gerakan Penyuluhan melalui (TIK). Apalagi, BPP disejumlah daerah di Aceh sedang mengerjakan program IPDMIP. Seperti BPP Aceh Timur, Aceh Utara, Bireun, dan Aceh Besar.

“Jumlah Kecamatan yang ada di Aceh berjumlah 289 kecamatan dan 6.513 Desa. Dari jumlah itu, kecamatan yang memiliki BPP ada 273, sedangkan yang belum memiliki BPP ada 18 kecamatan. Makanya kita akan melakukan penguatan BPP, sebab ada BPP yang membina lebih dari 1 kecamatan,” katanya.(EZ)
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1281 seconds (0.1#10.140)