Daya Beli Membaik, Industri Makin Genjot Produksi
A
A
A
JAKARTA - Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal I 2018 tercatat dari industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98%. Selanjutnya, industri makanan dan minuman yang menempati angka pertumbuhan hingga 12,70%.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, dengan kontribusi industri makanan dan minuman yang besar maka daya beli masyarakat terus berangsur membaik.
"Industri jadi semakin optimistis untuk menggenjot produksinya," ujarnya di Jakarta, Sabtu (19/5/2018).
Selain itu, Airlangga menjelaskan, pertumbuhan disebabkan oleh beberapa faktor lainnya, seperti meningkatnya indeks manajer pembelian (PMI) dan kenaikan harga komoditas.
Di samping itu, dia menegaskan, pihaknya juga terus mendorong peningkatan ekspor produk manufaktur guna menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional. Contohnya, sejumlah produk industri manufaktur Indonesia diekspor secara langsung atau direct call ke Amerika Serikat dengan menggunakan kapal kontainer berukuran besar.
Dari 32 industri manufaktur di dalam negeri yang terlibat dalam pengiriman via kapal raksasa tersebut nilai ekspornya mencapai USD11,98 Juta. Produk nonmigas ini meliputi alas kaki sebesar 50%, garmen 15%, karet, ban dan turunannya 10%, elektronik 10% serta produk lainnya seperti kertas, ikan beku dan suku cadang kendaraan 15%.
Pada kuartal I tahun ini, industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi terbesar dengan mencapai 17,95% terhadap PDB nasional. Sementara itu, industri pengolahan nonmigas juga tumbuh sebesar 5,03% pada kuartal I 2018 atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,80%.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, dengan kontribusi industri makanan dan minuman yang besar maka daya beli masyarakat terus berangsur membaik.
"Industri jadi semakin optimistis untuk menggenjot produksinya," ujarnya di Jakarta, Sabtu (19/5/2018).
Selain itu, Airlangga menjelaskan, pertumbuhan disebabkan oleh beberapa faktor lainnya, seperti meningkatnya indeks manajer pembelian (PMI) dan kenaikan harga komoditas.
Di samping itu, dia menegaskan, pihaknya juga terus mendorong peningkatan ekspor produk manufaktur guna menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional. Contohnya, sejumlah produk industri manufaktur Indonesia diekspor secara langsung atau direct call ke Amerika Serikat dengan menggunakan kapal kontainer berukuran besar.
Dari 32 industri manufaktur di dalam negeri yang terlibat dalam pengiriman via kapal raksasa tersebut nilai ekspornya mencapai USD11,98 Juta. Produk nonmigas ini meliputi alas kaki sebesar 50%, garmen 15%, karet, ban dan turunannya 10%, elektronik 10% serta produk lainnya seperti kertas, ikan beku dan suku cadang kendaraan 15%.
Pada kuartal I tahun ini, industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi terbesar dengan mencapai 17,95% terhadap PDB nasional. Sementara itu, industri pengolahan nonmigas juga tumbuh sebesar 5,03% pada kuartal I 2018 atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,80%.
(ven)