Harga Minyak Jatuh Setelah OPEC Berencana Meningkatkan Produksi
Harga Minyak Jatuh Setelah OPEC Berencana Meningkatkan Produksi
A
A
A
SEOUL - Harga minyak dunia jatuh pada perdagangan Kamis (24/5/2018), setelah OPEC berencana meningkatkan produksi seiring kekhawatiran atas gejolak di Venezuela dan Iran. Kekhawatiran atas kondisi di dua negara penghasil minyak ini bisa menimbulkan kekurangan pasokan.
Melansir dari Reuters, harga minyak Brent Internasional turun 15 sen atau 0,9% menjadi USD79,65 per barel pada pukul 01.03 GMT. Dan harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 10 sen alias 0,14% menjadi USD71,74 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) berencana meningkatkan produksi minyaknya demi mengisi ruang atas berkurangnya pasokan dari Iran dan Venezuela. Sanksi Washington terhadap Iran dan Venezuela bakal mengurangi pasokan minyak dari kedua negara. Sebagai tanggapan, sumber-sumber di OPEC mengatakan kepada Reuters bahwa organisasi akan meningkatkan produksinya.
Kekhawatiran pasokan dari Iran dan Venezuela telah mendorong Brent dan WTI ke level tertinggi multi tahun. Harga minyak Brent telah sempat menembus ambang USD80 per barel pada pekan lalu, level tertinggi sejak November 2014.
"OPEC akan melakukan sesuatu (peningkatan produksi) pada pertemuan Juni mendatang sebagai reaksi terhadap kekhawatiran penurunan produksi minyak mentah dari Iran dan Venezuela pada tahun ini," ujar Kepala Strategi Pasar di AxiTrader, Greg McKenna.
OPEC dan beberapa negara produsen minyak non OPEC dijadwalkan akan bertemu di markas besar OPEC di Wina, Austria, pada 22 Juni mendatang. Sebelumnya, kelompok tersebut setuju untuk mengurangi produksi mereka sekitar 1,8 juta barel per hari demi meningkatkan harga dan mengimbangi kelebihan pasokan selama tiga tahun terakhir.
"Ada tanda-tanda bahwa kelompok itu kemungkinan keluar lebih awal dari perjanjian pemangkasan produksi yang telah membebani harga," tulis ANZ Bank di Seoul, Korea Selatan.
Selain rencana OPEC meningkatkan produksi, harga minyak tergelincir hari ini karena meningkatnya pasokan minyak mentah mingguan AS. Persediaan minyak mentah komersial Amerika Serikat naik sebesar 5,8 juta barel dalam sepekan hingga 18 Mei. Jumlah ini mengalahkan ekspekasi analis yang disurvei Reuters.
Melansir dari Reuters, harga minyak Brent Internasional turun 15 sen atau 0,9% menjadi USD79,65 per barel pada pukul 01.03 GMT. Dan harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 10 sen alias 0,14% menjadi USD71,74 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) berencana meningkatkan produksi minyaknya demi mengisi ruang atas berkurangnya pasokan dari Iran dan Venezuela. Sanksi Washington terhadap Iran dan Venezuela bakal mengurangi pasokan minyak dari kedua negara. Sebagai tanggapan, sumber-sumber di OPEC mengatakan kepada Reuters bahwa organisasi akan meningkatkan produksinya.
Kekhawatiran pasokan dari Iran dan Venezuela telah mendorong Brent dan WTI ke level tertinggi multi tahun. Harga minyak Brent telah sempat menembus ambang USD80 per barel pada pekan lalu, level tertinggi sejak November 2014.
"OPEC akan melakukan sesuatu (peningkatan produksi) pada pertemuan Juni mendatang sebagai reaksi terhadap kekhawatiran penurunan produksi minyak mentah dari Iran dan Venezuela pada tahun ini," ujar Kepala Strategi Pasar di AxiTrader, Greg McKenna.
OPEC dan beberapa negara produsen minyak non OPEC dijadwalkan akan bertemu di markas besar OPEC di Wina, Austria, pada 22 Juni mendatang. Sebelumnya, kelompok tersebut setuju untuk mengurangi produksi mereka sekitar 1,8 juta barel per hari demi meningkatkan harga dan mengimbangi kelebihan pasokan selama tiga tahun terakhir.
"Ada tanda-tanda bahwa kelompok itu kemungkinan keluar lebih awal dari perjanjian pemangkasan produksi yang telah membebani harga," tulis ANZ Bank di Seoul, Korea Selatan.
Selain rencana OPEC meningkatkan produksi, harga minyak tergelincir hari ini karena meningkatnya pasokan minyak mentah mingguan AS. Persediaan minyak mentah komersial Amerika Serikat naik sebesar 5,8 juta barel dalam sepekan hingga 18 Mei. Jumlah ini mengalahkan ekspekasi analis yang disurvei Reuters.
(ven)
Explore More