Harga Minyak Naik Karena Ketidakpastian Kenaikan Produksi OPEC
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah naik lebih 1% pada perdagangan di Asia, Jumat (22/6/2018). Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian mengenai apakah OPEC akan menyetujui peningkatan produksi minyak pada pertemuan di Wina, Austria, mulai Jumat waktu setempat.
Mengutip Reuters, harga minyak Brent International naik USD1,02 atau 1,4% menjadi USD74,07 per barel pada pukul 00:34 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 90 sen atau 1,4% menjadi USD66,45 per barel.
Pemimpin de-facto Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yaitu Arab Saudi dan Rusia telah mendukung peningkatan produksi. Namun, anggota OPEC lainnya, terutama Iran telah menentang kebijakan ini. Pro-kontra soal peningkatan produksi telah membuat ketidakpastian menjelang pertemuan di Wina.
"Keputusan yang sebenarnya oleh OPEC baru akan ketahuan sampai pada Sabtu besok," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di bursa berjangka AxiTrader. Selain itu, ketidakpastian lainnya adalah China yang akan menerapkan tarif atas impor minyak dari Amerika Serikat, menyusul meningkatkan perselisihan dagang kedua negara.
Jika China menerapkan bea masuk 25% atas impor minyak dari AS, membuat minyak Amerika akan menjadi tidak kompetitif di China. Memaksa AS harus mencari pembeli di tempat lain. "Jika ini terjadi maka lebih dari 300 ribu barel per hari minyak mentah AS harus mencari tujuan baru," terang konsultan energi FGE seraya menambahkan hal ini akan menekan harga minyak di Pantai Teluk AS.
Mengutip Reuters, harga minyak Brent International naik USD1,02 atau 1,4% menjadi USD74,07 per barel pada pukul 00:34 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 90 sen atau 1,4% menjadi USD66,45 per barel.
Pemimpin de-facto Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yaitu Arab Saudi dan Rusia telah mendukung peningkatan produksi. Namun, anggota OPEC lainnya, terutama Iran telah menentang kebijakan ini. Pro-kontra soal peningkatan produksi telah membuat ketidakpastian menjelang pertemuan di Wina.
"Keputusan yang sebenarnya oleh OPEC baru akan ketahuan sampai pada Sabtu besok," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di bursa berjangka AxiTrader. Selain itu, ketidakpastian lainnya adalah China yang akan menerapkan tarif atas impor minyak dari Amerika Serikat, menyusul meningkatkan perselisihan dagang kedua negara.
Jika China menerapkan bea masuk 25% atas impor minyak dari AS, membuat minyak Amerika akan menjadi tidak kompetitif di China. Memaksa AS harus mencari pembeli di tempat lain. "Jika ini terjadi maka lebih dari 300 ribu barel per hari minyak mentah AS harus mencari tujuan baru," terang konsultan energi FGE seraya menambahkan hal ini akan menekan harga minyak di Pantai Teluk AS.
(ven)