Raih Untung Rp355 Miliar, Karyawan PT Pos Minta Laba Dibagikan
A
A
A
JAKARTA - Pekerja PT Pos Indonesia meminta manajemen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang logistik itu untuk membagikan laba 2017. Manajemen diminta untuk membagikan laba sebesar Rp355 miliar yang berhasil diraih selama 2017. "Sesuai Perjanjian Kerjasama (PKB), wajib memberikan laba kepada pegawai," ungkap Sekretaris DPW 4 SPPI Jabodetabek Tjasmita di Jakarta, Senin (25/6/2018).
Tjasmita menyebut bahwa hingga kini, seluruh pekerja PT Pos Indonesia belum juga mendapatkan bonus dari hasil laba yang diperoleh Pos Indonesia. "Kami menuntut itu, untuk besarannya bisa dilihat dari PKB," sebutnya.
Tidak hanya soal bonus yang belum diterima, para pekerja juga meminta direksi untuk membayar tunjangan kinerja yang selama ini dibayarkan per tiga bulan menjadi per bulan.
Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) diantaranya menolak kebijakan perusahaan yang tidak membagi laba kepada karyawan melalui pembayaran jasa produksi 2017. "Kami juga meminta perusahaan untuk segera membayarkan jasa produksi 2017," tegasnya. Dia menambahkan, para karyawan juga meminta manajemen untuk segera membayar tunjangan kinerja sesuai dengan PKB.
Kinerja PT Pos Indonesia sedang mengalami pertumbuhan fantastis. Jika beberapa tahun lalu, PT Pos Indonesia mengalami kerugian lantaran persaingan yang semakin ketat di bisnis logistik, kini PT Pos Indonesia berhasil meraup laba. Di kuartal I 2018, PT Pos Indonesia telah meraup laba Rp100 miliar. Bahkan perseroan menargetkan laba di 2018 mencapai Rp400 miliar.
Sementara, penjualan pada kuartal I 2018 mencapai Rp1,2 triliun. Porsi penjualan terbesar masih dari jasa kurir sekitar 60%. Kemudian jasa keuangan, ritel, penjualan materai dan bisnis properti. Pada 2018 PT Pos menargetkan penjualan sebesar Rp6,2 triliun atau tumbuh 30% dari realisasi 2017.
PT Pos memiliki empat lini bisnis yakni jasa kurir, jasa keuangan, jasa ritel, dan properti optimasi. Perseroan juga akan fokus kepada anak usaha dan properti melalui pengembangan aset yang ada.
Tjasmita menyebut bahwa hingga kini, seluruh pekerja PT Pos Indonesia belum juga mendapatkan bonus dari hasil laba yang diperoleh Pos Indonesia. "Kami menuntut itu, untuk besarannya bisa dilihat dari PKB," sebutnya.
Tidak hanya soal bonus yang belum diterima, para pekerja juga meminta direksi untuk membayar tunjangan kinerja yang selama ini dibayarkan per tiga bulan menjadi per bulan.
Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) diantaranya menolak kebijakan perusahaan yang tidak membagi laba kepada karyawan melalui pembayaran jasa produksi 2017. "Kami juga meminta perusahaan untuk segera membayarkan jasa produksi 2017," tegasnya. Dia menambahkan, para karyawan juga meminta manajemen untuk segera membayar tunjangan kinerja sesuai dengan PKB.
Kinerja PT Pos Indonesia sedang mengalami pertumbuhan fantastis. Jika beberapa tahun lalu, PT Pos Indonesia mengalami kerugian lantaran persaingan yang semakin ketat di bisnis logistik, kini PT Pos Indonesia berhasil meraup laba. Di kuartal I 2018, PT Pos Indonesia telah meraup laba Rp100 miliar. Bahkan perseroan menargetkan laba di 2018 mencapai Rp400 miliar.
Sementara, penjualan pada kuartal I 2018 mencapai Rp1,2 triliun. Porsi penjualan terbesar masih dari jasa kurir sekitar 60%. Kemudian jasa keuangan, ritel, penjualan materai dan bisnis properti. Pada 2018 PT Pos menargetkan penjualan sebesar Rp6,2 triliun atau tumbuh 30% dari realisasi 2017.
PT Pos memiliki empat lini bisnis yakni jasa kurir, jasa keuangan, jasa ritel, dan properti optimasi. Perseroan juga akan fokus kepada anak usaha dan properti melalui pengembangan aset yang ada.
(ven)