Indonesia Ekspor Perdana Domba ke Malaysia 60.000 Ekor
A
A
A
SURABAYA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melepas ekspor perdana ternak domba potong yang diekspor oleh PT. Inkopmar Cahaya Buana ke negara Malaysia pada hari ini Kamis, 28 Juni 2018 di Instalasi Karantina Hewan Tendes, Surabaya.
"Saya ucapkan selamat atas terealisasinya ekspor perdana ternak domba potong pada hari ini, hal ini berarti semua yang telah diupayakan selama ini oleh berbagai pihak baik perusahaan maupun para peternak telah membuahkan hasil yang baik," ucap Menteri Amran.
Mentan menyampaikan, saat ini Pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor berbagai komoditas strategis pertanian, termasuk komoditas peternakan. Kebijakan Kementan untuk mewujudkan Indonesia pada Tahun 2045 menjadi Lumbung Pangan di dunia sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan.
Setelah ekspor komoditas peternakan seperti: obat hewan, daging sapi premium wagyu beef, pakan ternak, telur tetas, DOC dan daging ayam olahan, hari ini ekspor perdana ternak domba potong dilakukan sebanyak 2.100 ekor dengan estimasi nilai sebesar Rp. 3,78 Milyar. “Ternak domba yang diekspor kali ini adalah domba jantan yang diperuntukkan sebagai ternak potong,” ucap Amran.
"Ekspor ini kita harapkan terus berlanjut secara kontinyu sesuai perjanjian kerjasama antara PT. Inkopmar Cahaya Buana dengan pihak importir di negara Malaysia, yang diproyeksikan kebutuhan di Malaysia sebanyak 5.000 ekor per bulan dapat dipasok dari Indonesia, sehingga diharapkan kebutuhan 60.000 per tahun dapat dipenuhi," ungkapnya.
Amran optimis ekspor kambing/domba Indonesia dapat terus meningkat kedepannya. Berdasarkan Statistik Peternakan, populasi kambing/domba secara nasional pada tahun 2017 sebanyak 35.052.653 ekor dan sebanyak 4,72 juta ekor berada di Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan produksi daging kambing/domba tahun 2017 mencapai 124.842 ton/ tahun, sehingga secara neraca mengalami surplus dibandingkan dengan kebutuhan nasional dengan konsumsi masyarakat terhadap daging kambing/domba sekitar 13.572 ton/kapita/tahun.
Menurut Amran, capaian ekspor peternakan khususnya ternak kambing/domba potong di Indonesia cukup fantastis, dimana pada tahun 2017 tercatat hanya 210 ekor, sedangkan pada ekspor perdana tahun 2018 ini sudah mencapai 2.100 ekor atau mengalami peningkatan sebanyak 1000%.
"Peluang perluasan pasar untuk komoditas domba/kambing di pasar global masih sangat terbuka luas, disamping karena kondisi surplus produksi, juga adanya permintaan dari negara di daerah timur tengah dan negara lain di kawasan Asia sangat berpotensi untuk dilakukan penjajakan," ungkap Amran.
"Keunggulan halal dari kita juga dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk ekspor daging kambing/domba ke negara Timur Tengah maupun negara muslim lainnya," tambahnya menjelaskan.
"Saya berikan apresiasi kepada PT. Inkopmar Cahaya Buana sebagai salah satu badan usaha yang telah berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekspor komoditas peternakan dengan cara/sistem kemitraan yang saling bersinergi bersama para peternak khususnya di Jawa Timur, hal ini tentunya dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia," ucap Menteri Amran.
"Ekspor ini membuktikan bahwa jika peternak saling berkorporasi akan lebih si anak mudah untuk membuka akses pasar global, sehingga dengan terbukanya pasar juga akan membuat peternak lebih bersemangat untuk beternak dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas ternak potong siap ekspor dan bersaing dengan negara lain," tukasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita menyampaikan, status kesehatan hewan menjadi kunci utama untuk membuka peluang ekspor ke negara lain. Ia katakan bahwa melalui berbagai kesempatan internasional maupun regional, Indonesia secara konsisten memberikan informasi terkait jaminan keamanan dan kesehatan hewan, serta produknya yang akan di ekspor guna menembus dan memperlancar hambatan/barier lalulintas perdagangan.
“Domba yang akan diekspor ini telah mendapatkan Sertifikat Veteriner sebagai bentuk penjaminan pemerintah terhadap pemenuhan persyaratan kelayakan dasar dalam sistem jaminan kesehatan hewan,” ungkap I Ketut Diarmita.
Ia menambahkan bahwa Sertifikat Veteriner yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan hasil serangkaian pemeriksaan/pengujian kesehatan hewan sesuai dengan persyaratan negara tujuan.
Menurut I Ketut, pada saat ini masalah kesehatan hewan dan keamanan produk hewan menjadi isu penting dalam perdagangan internasional dan seringkali menjadi hambatan dalam menembus pasar global. “Untuk memanfaatkan peluang ekspor, perlu adanya dukungan dari seluruh stakeholder terkait, terutama dalam penerapan standar-standar internasional mulai dari hulu ke hilir untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut hadir juga kurang lebih 100 orang peternak domba lokal yang merupakan perwakilan dari peternak yang bermitra dengan PT. Inkopmar Cahaya Buana. Peternak tersebut berasal dari wilayah Tapal Kuda seperti Lumajang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Probolinggo, dan Situbondo.
"Saya ucapkan selamat atas terealisasinya ekspor perdana ternak domba potong pada hari ini, hal ini berarti semua yang telah diupayakan selama ini oleh berbagai pihak baik perusahaan maupun para peternak telah membuahkan hasil yang baik," ucap Menteri Amran.
Mentan menyampaikan, saat ini Pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor berbagai komoditas strategis pertanian, termasuk komoditas peternakan. Kebijakan Kementan untuk mewujudkan Indonesia pada Tahun 2045 menjadi Lumbung Pangan di dunia sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan.
Setelah ekspor komoditas peternakan seperti: obat hewan, daging sapi premium wagyu beef, pakan ternak, telur tetas, DOC dan daging ayam olahan, hari ini ekspor perdana ternak domba potong dilakukan sebanyak 2.100 ekor dengan estimasi nilai sebesar Rp. 3,78 Milyar. “Ternak domba yang diekspor kali ini adalah domba jantan yang diperuntukkan sebagai ternak potong,” ucap Amran.
"Ekspor ini kita harapkan terus berlanjut secara kontinyu sesuai perjanjian kerjasama antara PT. Inkopmar Cahaya Buana dengan pihak importir di negara Malaysia, yang diproyeksikan kebutuhan di Malaysia sebanyak 5.000 ekor per bulan dapat dipasok dari Indonesia, sehingga diharapkan kebutuhan 60.000 per tahun dapat dipenuhi," ungkapnya.
Amran optimis ekspor kambing/domba Indonesia dapat terus meningkat kedepannya. Berdasarkan Statistik Peternakan, populasi kambing/domba secara nasional pada tahun 2017 sebanyak 35.052.653 ekor dan sebanyak 4,72 juta ekor berada di Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan produksi daging kambing/domba tahun 2017 mencapai 124.842 ton/ tahun, sehingga secara neraca mengalami surplus dibandingkan dengan kebutuhan nasional dengan konsumsi masyarakat terhadap daging kambing/domba sekitar 13.572 ton/kapita/tahun.
Menurut Amran, capaian ekspor peternakan khususnya ternak kambing/domba potong di Indonesia cukup fantastis, dimana pada tahun 2017 tercatat hanya 210 ekor, sedangkan pada ekspor perdana tahun 2018 ini sudah mencapai 2.100 ekor atau mengalami peningkatan sebanyak 1000%.
"Peluang perluasan pasar untuk komoditas domba/kambing di pasar global masih sangat terbuka luas, disamping karena kondisi surplus produksi, juga adanya permintaan dari negara di daerah timur tengah dan negara lain di kawasan Asia sangat berpotensi untuk dilakukan penjajakan," ungkap Amran.
"Keunggulan halal dari kita juga dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk ekspor daging kambing/domba ke negara Timur Tengah maupun negara muslim lainnya," tambahnya menjelaskan.
"Saya berikan apresiasi kepada PT. Inkopmar Cahaya Buana sebagai salah satu badan usaha yang telah berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekspor komoditas peternakan dengan cara/sistem kemitraan yang saling bersinergi bersama para peternak khususnya di Jawa Timur, hal ini tentunya dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia," ucap Menteri Amran.
"Ekspor ini membuktikan bahwa jika peternak saling berkorporasi akan lebih si anak mudah untuk membuka akses pasar global, sehingga dengan terbukanya pasar juga akan membuat peternak lebih bersemangat untuk beternak dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas ternak potong siap ekspor dan bersaing dengan negara lain," tukasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita menyampaikan, status kesehatan hewan menjadi kunci utama untuk membuka peluang ekspor ke negara lain. Ia katakan bahwa melalui berbagai kesempatan internasional maupun regional, Indonesia secara konsisten memberikan informasi terkait jaminan keamanan dan kesehatan hewan, serta produknya yang akan di ekspor guna menembus dan memperlancar hambatan/barier lalulintas perdagangan.
“Domba yang akan diekspor ini telah mendapatkan Sertifikat Veteriner sebagai bentuk penjaminan pemerintah terhadap pemenuhan persyaratan kelayakan dasar dalam sistem jaminan kesehatan hewan,” ungkap I Ketut Diarmita.
Ia menambahkan bahwa Sertifikat Veteriner yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan hasil serangkaian pemeriksaan/pengujian kesehatan hewan sesuai dengan persyaratan negara tujuan.
Menurut I Ketut, pada saat ini masalah kesehatan hewan dan keamanan produk hewan menjadi isu penting dalam perdagangan internasional dan seringkali menjadi hambatan dalam menembus pasar global. “Untuk memanfaatkan peluang ekspor, perlu adanya dukungan dari seluruh stakeholder terkait, terutama dalam penerapan standar-standar internasional mulai dari hulu ke hilir untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut hadir juga kurang lebih 100 orang peternak domba lokal yang merupakan perwakilan dari peternak yang bermitra dengan PT. Inkopmar Cahaya Buana. Peternak tersebut berasal dari wilayah Tapal Kuda seperti Lumajang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Probolinggo, dan Situbondo.
(akr)