Asian Games dan Sport Tourism
A
A
A
Gelaran Piala Dunia telah usai. Namun, banyak pelajaran menarik yang bisa kita ambil dari event olahraga akbar sejagat itu, apalagi sebentar lagi kita akan menggelar Asian Games.
Salah satu pelajaran terpenting, yaitu melihat olahraga dari aspek pariwisata (sport tourism). Ya, karena event olahraga merupakan magnet yang luar biasa untuk mendatangkan wisatawan. Tak heran jika pada Piala Dunia 2018, Rusia habishabisan memanfaatkannya untuk mendongkrak sektor pariwisata.
Rusia mematok target mendatangkan sekitar 1,5 juta wisman yang akan menghasilkan devisa sekitar USD2 miliar. Sebuah studi terakhir yang dilakukan Pemerintah Rusia memprediksi bahwa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 akan menghasilkan dampak ekonomi bagi Rusia sebesar USD31 miliar, baik dampak langsung saat laga berlangsung maupun beberapa tahun setelahnya.
Untuk menghasilkan manfaat ekonomi sebesar itu, Rusia menganggarkan biaya sebesar kira-kira USD12 miliar, baik untuk pembangunan infrastruktur maupun penyelenggaraan acara. Tak heran jika menyambut ingar bingar Piala Dunia, pemerintah Rusia berupaya habis-habisan mendongkrak kedatangan wisman selama event berlangsung.
Para pemegang tiket Piala Dunia misalnya, begitu mendarat di Rusia harus mengambil Fan-ID yang memberikan fasilitas bebas visa selama event berlangsung. Pemerintah Rusia juga mendidik para polisi di kota-kota yang menyelenggarakan pertandingan berbahasa Inggris agar bisa memberikan pelayanan prima kepada para wisatawan. Sementara restoran-restoran diwajibkan menyajikan masakan-masakan lokal Rusia agar bisa diperkenalkan kepada para wisman yang berkunjung.
Country Branding
Angka-angka melonjaknya arus wisman atau besarnya pemasukan devisa adalah direct impactdari penyelenggaraan event olahraga (sport tourism). Itu memang penting, tapi yang terpenting justru adalah media value-nya yang sangat besar dan masif. Media valueinilah yang akan mendongkrak country branding.
Bayangkan, selama sebulan penyelenggaraan Piala Dunia di Rusia lalu ditonton oleh sekitar 3,4 miliar atau menjangkau hampir separuh penduduk dunia yang mencapai 7,6 miliar. Ini tentu audience coverageyang amat besar dan tak satu pun yang mampu menandingi, bahkan oleh ajang Super Bowl di Amerika Serikat.
Ada seorang ekonom yang menghitung waktu yang dicurahkan penduduk dunia untuk menonton Piala Dunia 2014 di Brasil. Perhitungannya sebagai berikut, total penonton Piala Dunia Brasil di seluruh dunia adalah 3,2 miliar. Ada 32 tim yang bertanding dengan jumlah total pertandingan sebanyak 64.
Diasumsikan, 3,2 miliar penonton tersebut menyaksikan keseluruhan pertandingan, maka waktu yang mereka habiskan adalah 770 miliar menit atau sekitar 13 miliar jam. Sungguh media attention yang luar biasa besar. Menggunakan standar biaya media USD25 per thousand viewer (PTV) yang biasanya dikenakan agensi media untuk acara prime time, maka media value yang dihasilkan oleh penyelenggara sekitar USD23 miliar atau Rp322 triliun.
Media value dan PR value yang luar biasa besar. Oleh sebab itu, event sport tourism tidak bisa berdiri sendiri. Penyelenggaraannya harus dikaitkan dengan aspek ekonomi/bisnis terutama branding, exposure media, sponsorship, hingga kepentingan untuk menarik wisatawan. Dalam konteks kepentingan nasional, tujuan akhirnya untuk melesatkan country branding.
Peluang Emas Turisme
Belajar dari pengalaman Piala Dunia, kita menjadi tahu bahwa sport tourismitu sangat efektif untuk mempromosikan pariwisata. Begitu pun Asian Games yang sebentar lagi bakal kita gelar. Menteri Pariwisata sudah menargetkan, Asian Games pada Agustus nanti akan mendatangkan 10.000 atlet, 5.000 ofisial, 5.000 media, dan penonton sebanyak 150.000 orang.
Sementara penerimaan devisa ditargetkan mencapai kurang lebih Rp3 triliun. Dengan perhitungan devisa penonton 150.000xUSD1.200 atau sebesar USD180 juta. Devisa dari ofisial 20.000xUSD2.500 menjadi USD50 juta. Jadi, totalnya adalah USD230 juta atau sekitar Rp3 triliun, direct impact yang sangat besar.
Tak hanya direct impact, Asian Games juga bakal mendatangkan indirect impact bagi perekonomian kita dalam jangka panjang. Kalau pelaksanaan Asian Games nanti sukses, seperti halnya Rusia, maka country branding kita juga akan kian bersinar.
Akibatnya, makin banyak wisman dari seluruh penjuru dunia mengenal Indonesia dan semakin banyak yang berkunjung ke Tanah Air. Singkatnya, seperti halnya Rusia, kita harus menyikapi Asian Games bulan depan tak hanya sebagai event akbar olahraga, juga sebagai event pariwisata yang menjadi peluang emas untuk mendatangkan wisman dari seluruh dunia.
YUSWOHADY
Managing Partner Inventure www.yuswohady.com
Salah satu pelajaran terpenting, yaitu melihat olahraga dari aspek pariwisata (sport tourism). Ya, karena event olahraga merupakan magnet yang luar biasa untuk mendatangkan wisatawan. Tak heran jika pada Piala Dunia 2018, Rusia habishabisan memanfaatkannya untuk mendongkrak sektor pariwisata.
Rusia mematok target mendatangkan sekitar 1,5 juta wisman yang akan menghasilkan devisa sekitar USD2 miliar. Sebuah studi terakhir yang dilakukan Pemerintah Rusia memprediksi bahwa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 akan menghasilkan dampak ekonomi bagi Rusia sebesar USD31 miliar, baik dampak langsung saat laga berlangsung maupun beberapa tahun setelahnya.
Untuk menghasilkan manfaat ekonomi sebesar itu, Rusia menganggarkan biaya sebesar kira-kira USD12 miliar, baik untuk pembangunan infrastruktur maupun penyelenggaraan acara. Tak heran jika menyambut ingar bingar Piala Dunia, pemerintah Rusia berupaya habis-habisan mendongkrak kedatangan wisman selama event berlangsung.
Para pemegang tiket Piala Dunia misalnya, begitu mendarat di Rusia harus mengambil Fan-ID yang memberikan fasilitas bebas visa selama event berlangsung. Pemerintah Rusia juga mendidik para polisi di kota-kota yang menyelenggarakan pertandingan berbahasa Inggris agar bisa memberikan pelayanan prima kepada para wisatawan. Sementara restoran-restoran diwajibkan menyajikan masakan-masakan lokal Rusia agar bisa diperkenalkan kepada para wisman yang berkunjung.
Country Branding
Angka-angka melonjaknya arus wisman atau besarnya pemasukan devisa adalah direct impactdari penyelenggaraan event olahraga (sport tourism). Itu memang penting, tapi yang terpenting justru adalah media value-nya yang sangat besar dan masif. Media valueinilah yang akan mendongkrak country branding.
Bayangkan, selama sebulan penyelenggaraan Piala Dunia di Rusia lalu ditonton oleh sekitar 3,4 miliar atau menjangkau hampir separuh penduduk dunia yang mencapai 7,6 miliar. Ini tentu audience coverageyang amat besar dan tak satu pun yang mampu menandingi, bahkan oleh ajang Super Bowl di Amerika Serikat.
Ada seorang ekonom yang menghitung waktu yang dicurahkan penduduk dunia untuk menonton Piala Dunia 2014 di Brasil. Perhitungannya sebagai berikut, total penonton Piala Dunia Brasil di seluruh dunia adalah 3,2 miliar. Ada 32 tim yang bertanding dengan jumlah total pertandingan sebanyak 64.
Diasumsikan, 3,2 miliar penonton tersebut menyaksikan keseluruhan pertandingan, maka waktu yang mereka habiskan adalah 770 miliar menit atau sekitar 13 miliar jam. Sungguh media attention yang luar biasa besar. Menggunakan standar biaya media USD25 per thousand viewer (PTV) yang biasanya dikenakan agensi media untuk acara prime time, maka media value yang dihasilkan oleh penyelenggara sekitar USD23 miliar atau Rp322 triliun.
Media value dan PR value yang luar biasa besar. Oleh sebab itu, event sport tourism tidak bisa berdiri sendiri. Penyelenggaraannya harus dikaitkan dengan aspek ekonomi/bisnis terutama branding, exposure media, sponsorship, hingga kepentingan untuk menarik wisatawan. Dalam konteks kepentingan nasional, tujuan akhirnya untuk melesatkan country branding.
Peluang Emas Turisme
Belajar dari pengalaman Piala Dunia, kita menjadi tahu bahwa sport tourismitu sangat efektif untuk mempromosikan pariwisata. Begitu pun Asian Games yang sebentar lagi bakal kita gelar. Menteri Pariwisata sudah menargetkan, Asian Games pada Agustus nanti akan mendatangkan 10.000 atlet, 5.000 ofisial, 5.000 media, dan penonton sebanyak 150.000 orang.
Sementara penerimaan devisa ditargetkan mencapai kurang lebih Rp3 triliun. Dengan perhitungan devisa penonton 150.000xUSD1.200 atau sebesar USD180 juta. Devisa dari ofisial 20.000xUSD2.500 menjadi USD50 juta. Jadi, totalnya adalah USD230 juta atau sekitar Rp3 triliun, direct impact yang sangat besar.
Tak hanya direct impact, Asian Games juga bakal mendatangkan indirect impact bagi perekonomian kita dalam jangka panjang. Kalau pelaksanaan Asian Games nanti sukses, seperti halnya Rusia, maka country branding kita juga akan kian bersinar.
Akibatnya, makin banyak wisman dari seluruh penjuru dunia mengenal Indonesia dan semakin banyak yang berkunjung ke Tanah Air. Singkatnya, seperti halnya Rusia, kita harus menyikapi Asian Games bulan depan tak hanya sebagai event akbar olahraga, juga sebagai event pariwisata yang menjadi peluang emas untuk mendatangkan wisman dari seluruh dunia.
YUSWOHADY
Managing Partner Inventure www.yuswohady.com
(nfl)