Melirik Potensi Kolaborasi Startups dan Korporasi
A
A
A
JAKARTA - Inovasi yang umumnya dimiliki oleh usaha rintisan (startup) merupakan kunci keberhasilan sebuah bisnis. Meski demikian, tantangan untuk memasuki pangsa pasar juga tidak kalah sulit bagi para pelaku startup.
Di sisi lain, korporasi yang telah mapan juga harus terus mengikuti perkembangan tren bisnis yang terus berubah. Perbedaan kebutuhan ini membuka kesempatan bagi startup dan korporasi untuk saling melengkapi.
Beranjak dari fenomena tersebut, Bizcom Indonesia kembali mengadakan Investor Gathering ke-17 dengan mengangkat tema "The Possibility of Collaboration Between Established Company and Startup" bertempat di Fairmont Hotel, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7).
Acara ini ditujukan bagi pelaku bisnis dan investor yang tergabung dalam komunitas Bizcom sebagai wadah diskusi dan edukasi mengenai potensi kolaborasi antara startup dan korporasi.
"Startup dan Korporasi sama-sama memiliki tantangan. Oleh karenanya diperlukan kolaborasi untuk memperkuat mereka dalam mengahadapi tantangan-tantangan tersebut. Sudah saatnya pelaku bisnis untuk melihat dengan perspektif baru. Untuk apa kita bersaing jika bisa maju bersama dengan berkolaborasi," ungkap CEO Bizcom Indonesia Sendra Wong, dalam siarn pers, Selasa (24/7/2018).
Bentuk kolaborasi ini, kata dia, mengacu pada prinsip keuntungan bersama (mutual benefit) bagi startup maupun korporasi. Sendra mencontohkan bisnis transportasi konvensional dan online yang kini bergabung dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. "Di satu sisi, startup memperoleh keuntungan baik dari segi reputasi, modal, serta data yang dimiliki oleh korporasi transportasi konvensional, sedangkan korporasi transportasi konvensional bisa memanfaatkan teknologi yang dimiliki oleh startup untuk mengoptimalkan bisnis mereka," tuturnya.
Hal senada dikatakan Direksi Holding Jababeka Group Suteja Sidarta Darmono. Menurut dia, startup memang memberikan banyak inovasi yang mungkin tidak dimiliki korporasi. "Misalnya saja, saat ini sudah ada aplikasi yang memungkinkan kita untuk mencari informasi dan melakukan transaksi properti dengan mudah," ujarnya.
Namun dalam hal berkolaborasi, imbuh dia, baik startup dan korporasi harus memastikan keduanya memiliki visi dan misi yang sama.
Melalui acara ini, Sendra berharap akan semakin banyak pelaku startup dan korporasi yang melakukan kolaborasi untuk membangun Indonesia. "Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkompeten. Oleh karena itu, diharapkan SDM ini bisa saling berkolaborasi sehingga hasil karya mereka bisa lebih impactful bagi masyarakat, bisnis mereka sendiri, dan sekaligus membangun Indonesia," tandasnya.
Acara diskusi ini akan menghadirkan para pelaku bisnis dan investor sebagai panelis yang di antaranya adalah Suteja Sidarta Darmono (Direksi Holding Jababeka Group), Donald Wihardja (Partner Convergence Ventures), Erika Dianasari Go (Principal Alpha JWC), Wiliam Susilo Y (Co-founder of Gorry Holdings, Gradana, and Helopt), and Ariyo Nugroho (Division Head E2Pay.co.id).
Sebagai komunitas yang berkontribusi dalam bidang agribisnis, Bizcom juga turut memamerkan hasil pertanian dari Jawa Barat selama acara berlangsung. Selain itu, Bizcom juga mengeluarkan Bizcom eCard bagi pelaku bisnis dengan masa berlaku satu tahun dan berkesempatan mengikuti Investor Gathering yang diselenggarakan oleh Bizcom secara gratis selama satu tahun, serta dapat mengikuti lucky draw yang diadakan Bizcom setiap periode tertentu.
Di sisi lain, korporasi yang telah mapan juga harus terus mengikuti perkembangan tren bisnis yang terus berubah. Perbedaan kebutuhan ini membuka kesempatan bagi startup dan korporasi untuk saling melengkapi.
Beranjak dari fenomena tersebut, Bizcom Indonesia kembali mengadakan Investor Gathering ke-17 dengan mengangkat tema "The Possibility of Collaboration Between Established Company and Startup" bertempat di Fairmont Hotel, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7).
Acara ini ditujukan bagi pelaku bisnis dan investor yang tergabung dalam komunitas Bizcom sebagai wadah diskusi dan edukasi mengenai potensi kolaborasi antara startup dan korporasi.
"Startup dan Korporasi sama-sama memiliki tantangan. Oleh karenanya diperlukan kolaborasi untuk memperkuat mereka dalam mengahadapi tantangan-tantangan tersebut. Sudah saatnya pelaku bisnis untuk melihat dengan perspektif baru. Untuk apa kita bersaing jika bisa maju bersama dengan berkolaborasi," ungkap CEO Bizcom Indonesia Sendra Wong, dalam siarn pers, Selasa (24/7/2018).
Bentuk kolaborasi ini, kata dia, mengacu pada prinsip keuntungan bersama (mutual benefit) bagi startup maupun korporasi. Sendra mencontohkan bisnis transportasi konvensional dan online yang kini bergabung dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. "Di satu sisi, startup memperoleh keuntungan baik dari segi reputasi, modal, serta data yang dimiliki oleh korporasi transportasi konvensional, sedangkan korporasi transportasi konvensional bisa memanfaatkan teknologi yang dimiliki oleh startup untuk mengoptimalkan bisnis mereka," tuturnya.
Hal senada dikatakan Direksi Holding Jababeka Group Suteja Sidarta Darmono. Menurut dia, startup memang memberikan banyak inovasi yang mungkin tidak dimiliki korporasi. "Misalnya saja, saat ini sudah ada aplikasi yang memungkinkan kita untuk mencari informasi dan melakukan transaksi properti dengan mudah," ujarnya.
Namun dalam hal berkolaborasi, imbuh dia, baik startup dan korporasi harus memastikan keduanya memiliki visi dan misi yang sama.
Melalui acara ini, Sendra berharap akan semakin banyak pelaku startup dan korporasi yang melakukan kolaborasi untuk membangun Indonesia. "Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkompeten. Oleh karena itu, diharapkan SDM ini bisa saling berkolaborasi sehingga hasil karya mereka bisa lebih impactful bagi masyarakat, bisnis mereka sendiri, dan sekaligus membangun Indonesia," tandasnya.
Acara diskusi ini akan menghadirkan para pelaku bisnis dan investor sebagai panelis yang di antaranya adalah Suteja Sidarta Darmono (Direksi Holding Jababeka Group), Donald Wihardja (Partner Convergence Ventures), Erika Dianasari Go (Principal Alpha JWC), Wiliam Susilo Y (Co-founder of Gorry Holdings, Gradana, and Helopt), and Ariyo Nugroho (Division Head E2Pay.co.id).
Sebagai komunitas yang berkontribusi dalam bidang agribisnis, Bizcom juga turut memamerkan hasil pertanian dari Jawa Barat selama acara berlangsung. Selain itu, Bizcom juga mengeluarkan Bizcom eCard bagi pelaku bisnis dengan masa berlaku satu tahun dan berkesempatan mengikuti Investor Gathering yang diselenggarakan oleh Bizcom secara gratis selama satu tahun, serta dapat mengikuti lucky draw yang diadakan Bizcom setiap periode tertentu.
(fjo)