Tujuh Kepala Desa Wisata dari Empat Provinsi Digembleng di Bogor
A
A
A
BOGOR - Tujuh kepala desa bersama beberapa kelompok masyarakat dari empat provinsi yaitu Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali dan Bangka Belitung, digembleng tentang ilmu kepemimpinan di dua tempat di Kabupaten Bogor yakni Institute Learning BCA, Sentul dan kawasan Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Selasa (24/7/2018).
Mereka diajari ilmu kepemimpinan yang diselenggarakan PT Bank Central Asia (BCA) selaku perusahaan yang selama ini konsisten membina desa-desa wisata. "Jadi tujuh kepala desa yang mengikuti pelatihan kepemimpinan ini merupakan binaanperusahaan," kata Executif Vice President CSR BCA Inge Setiawan di Bogor.
Menurutnya, tujuan dari pelatihan kepemimpinan ini agar para kepala desa memiliki kemampuan yang cakap dan mampu memberikan solusi ketika menghadapi masalah, khususnya tujuh kepala desa binaan perusahaan yang memang sudah ditetapkan sebagai desa wisata.
"Desa yang kami bina itu sebelumnya merupakan desa yang biasa saja, kendati wilayahnya memiliki potensi, satu diantaranya wisata. Kami tertarik dan hadir membantu memberikan berbagai pelatihan dan kepemimpinan menjadi pelatihan tingkat paling atas bagi kepala desa," ujarnya.
Inge menyebutkan, tujuh desa yang dibina itu, perlahan tahap kehidupan masyarakatnya mulai terangkat. Keberadaan destinasi wisata yang ada di desa menjadi pendorong utama, kehidupan mereka lebih meningkat dari sebelumnya.
"Desa yang sudah maju tetap kita pantau, bahkan keberhasilan mereka membangun desa kita tularkan ke desa-desa lainnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, M Rizal salah satu peserta pelatihan mengatakan, sebelum ada pembinaan dari BCA, kehidupan ekonomi warga desanya biasa-biasa saja, kendati ada destinasi wisata kawah Gunung Ijen.
"Sebelumnya kami tak pernah terpikir, kalau destinasi wisata kawah Gunung Ijen bisa mendatangkan manfaat bagi kehidupan warga desa. Ini disebabkan terbatasnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), tapi sejak dilirik BCA, mata hati kami pun terbuka. Sekarang masyarakat desa kami merasakan dampak positif luar biasa dari Gunung Ijen," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Limbongan, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Babel Japari. Dengan dipilihnya menjadi binaan BCA, karena dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata dan Gunung Lumut sebagai andalan.
"Potensi wisata alam di desa kami belum tergarap, padahal banyak keunikan di Gunung Lumut, yakni adanya hamparan lumut seperti seperti padang rumput. Keajaiban alam di Gunung Lumut saat ini belum tergali, tapi ke depan kami yakin destinasi wisata alam Gunung Lumut akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat desa dengan bantuan pembinaan serta promosi dari BCA," tuturnya.
Japari mengungkapkan, kendala utama yang membuat desanya belum begitu dikenal memiliki destinasi wisata alam menarik.
"Kendala pertama adalah pola pikir masyarakat yang inginnya serba cepat menghasilkan, apalagi mengelola wisata alam tak bisa langsung menghasilkan uang dalam tempo sekejap. Tahapan merubah pola pikir ini yang paling sulit, tapi dengan gencarnya sosialisasi perlahan namun pasti mulai ada perubahan dan mereka mulai bersemangat menjadikan desanya maju," tuturnya.
Mereka diajari ilmu kepemimpinan yang diselenggarakan PT Bank Central Asia (BCA) selaku perusahaan yang selama ini konsisten membina desa-desa wisata. "Jadi tujuh kepala desa yang mengikuti pelatihan kepemimpinan ini merupakan binaanperusahaan," kata Executif Vice President CSR BCA Inge Setiawan di Bogor.
Menurutnya, tujuan dari pelatihan kepemimpinan ini agar para kepala desa memiliki kemampuan yang cakap dan mampu memberikan solusi ketika menghadapi masalah, khususnya tujuh kepala desa binaan perusahaan yang memang sudah ditetapkan sebagai desa wisata.
"Desa yang kami bina itu sebelumnya merupakan desa yang biasa saja, kendati wilayahnya memiliki potensi, satu diantaranya wisata. Kami tertarik dan hadir membantu memberikan berbagai pelatihan dan kepemimpinan menjadi pelatihan tingkat paling atas bagi kepala desa," ujarnya.
Inge menyebutkan, tujuh desa yang dibina itu, perlahan tahap kehidupan masyarakatnya mulai terangkat. Keberadaan destinasi wisata yang ada di desa menjadi pendorong utama, kehidupan mereka lebih meningkat dari sebelumnya.
"Desa yang sudah maju tetap kita pantau, bahkan keberhasilan mereka membangun desa kita tularkan ke desa-desa lainnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, M Rizal salah satu peserta pelatihan mengatakan, sebelum ada pembinaan dari BCA, kehidupan ekonomi warga desanya biasa-biasa saja, kendati ada destinasi wisata kawah Gunung Ijen.
"Sebelumnya kami tak pernah terpikir, kalau destinasi wisata kawah Gunung Ijen bisa mendatangkan manfaat bagi kehidupan warga desa. Ini disebabkan terbatasnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), tapi sejak dilirik BCA, mata hati kami pun terbuka. Sekarang masyarakat desa kami merasakan dampak positif luar biasa dari Gunung Ijen," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Limbongan, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Babel Japari. Dengan dipilihnya menjadi binaan BCA, karena dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata dan Gunung Lumut sebagai andalan.
"Potensi wisata alam di desa kami belum tergarap, padahal banyak keunikan di Gunung Lumut, yakni adanya hamparan lumut seperti seperti padang rumput. Keajaiban alam di Gunung Lumut saat ini belum tergali, tapi ke depan kami yakin destinasi wisata alam Gunung Lumut akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat desa dengan bantuan pembinaan serta promosi dari BCA," tuturnya.
Japari mengungkapkan, kendala utama yang membuat desanya belum begitu dikenal memiliki destinasi wisata alam menarik.
"Kendala pertama adalah pola pikir masyarakat yang inginnya serba cepat menghasilkan, apalagi mengelola wisata alam tak bisa langsung menghasilkan uang dalam tempo sekejap. Tahapan merubah pola pikir ini yang paling sulit, tapi dengan gencarnya sosialisasi perlahan namun pasti mulai ada perubahan dan mereka mulai bersemangat menjadikan desanya maju," tuturnya.
(ven)